“Kami pengen sekali sekolah, tapi masalahnya bapa dengan mama tidak punya uang,” ucap dan Maria yang kini sudah berusia 11 dan 7 tahun, tapi belum masuk SD.
Keluarga besar ini menjalani hidup dari hari ke hari dengan penuh tantangan. Jika jualan laku, mereka bisa makan. Jika tidak, mereka harus berlapar. Kadang hanya nasi dan garam yang tersaji di piring makan.
Sejak 2022, keluarga ini pernah menerima bantuan dari pemerintah berupa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Saat itu, mereka mendapat Rp800 ribu. Namun, pada 2023 jumlahnya berkurang menjadi Rp150 ribu. Mulai 2024 hingga kini, bantuan itu tak lagi mereka terima.
“Kami tidak tahu kenapa sudah tidak dapat lagi. Kata pendamping sosial dari Dinas Sosial Kota Jayapura, bantuannya sudah berkurang,” ungkap Kontanta.
Meski kondisi fisiknya terbatas, semangat Konstanta tak pernah padam. Harapan besarnya hanya satu, sembilan anaknya bisa sekolah dan memiliki masa depan lebih baik.
“Anak-anak jangan ikut susah seperti saya. Mereka harus sekolah, supaya bisa jadi orang baik,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Ia juga berharap pemerintah bisa memberikan pekerjaan tetap bagi sang suami, serta membantu membangun rumah layak huni di atas tanah warisan yang mereka miliki.
“Kami sudah punya tanah. Kalau ada bantuan, bisa bangun rumah. Supaya anak-anak bisa tinggal lebih baik,” harapnya.
Kisah keluarga Konstanta Watori adalah potret nyata kehidupan masyarakat kecil di Papua. Di balik indahnya Teluk Jayapura, masih banyak keluarga yang berjuang melawan kemiskinan, bertahan dalam rumah tak layak huni, dengan anak-anak yang harus mengorbankan sekolah demi bertahan hidup.
Konstanta, dengan tubuh setengah lumpuh, tetap berjualan demi anak-anaknya. Harapan terbesarnya kini tertuju pada perhatian pemerintah dan uluran tangan sesama. Sebab baginya, pendidikan adalah jalan keluar dari lingkaran kemiskinan.
“Kalau anak-anak sekolah, mereka bisa hidup lebih baik dari saya,” ucapnya, menutup percakapan di sore itu. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos