Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Berikan Ruang Pelaku UMKM, Keuntungan Bisa Mencapai Rp 5 Juta-Rp 10 Juta/hari

Dampak Festival Baku Timba di di Lapangan PTC  Entrop  bagi UMKM

Festival  Baku Timba yang dikemas bersama event pasar malam di lapangan PTC Entrop tidak pernah sepi pengunjung.  Dengan melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)  yang menawarkan berbagai menu, serta pasar malam yang menyediakan berbagai  permainan,  mampu menarik pengunjung baik orang tua, remaja maupun anak-anak.

Laporan : Yohana -Jayapura

Festival Baku Timba yang berkolaborasi bersama event pasar malam di lapangan PTC Entrop,  yang berlangsung selama  sebulan ini ternyata memberikan dampak yang cukup baik bagi pelaku UMKM.  Hampir setiap hari bisa ratusan hingga ribuan pengunjung yang datang sembari menikmati setiap jajanan kuliner yang dijual di sana.

Namun sayangnya, dari berbagai pelaku UMKM yang memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik, stand anak muda  Papua justru tidak banyak yang mengambil bagian dalam event besar di Kota Jayapura tersebut.  Hampir 50 stand yang disediakan diisi oleh pelaku UMKM non Papua, yang mana memang sudah memiliki usaha online.

Meski demikian Oktavianus Masker Worabay selaku Owner Event Organizer Octow Entertainment yang merupakan pencetus ide dibalik terlaksananya Festival Baku Timba di Kota Jayapura itu menjelaskan,  bahwa kegiatan ini untuk menghimpun para UMKM serta memberikan ruang bagi masyarakat di Kota Jayapura yang haus akan hiburan.

Diakuinya, hadirnya Festival Baku Timba ini merupakan even ke 9, untuk memberikan ruang bagi masyarakat di Kota Jayapura yang haus akan tempat nongkrong bersama keluarga.

Baca Juga :  10 Hari Digelar, Transaksi Masyarakat di FPRJ Capai Rp 50 Juta/Hari

Kebetulan ia seorang pengusaha dibagian Event Organizer dan  berusaha menciptakan sebuah event  yang bisa menghidupkan usahanya,  sekaligus membantu para pelaku UMKM dan masyarakat. Jadi tidak harus menunggu event dari pemerintah, BUMN dan sebagainya.

Guna menciptakan sebuah kawasan kuliner di Kota Jayapura dengan suasana tongkrongan menarik bagi anak muda serta ruang bagi pelaku UMKM di Kota Jayapura.

Event ini  mendapatkan respon yang cukup baik, hal ini terlihat dari antusias masyarakat meski sudah ke 9 kali digelar sejak Januari lalu, tetap mendapat respon positif.

“Event ini kami ciptakan suatu kawasan kuliner yang menjadi trend baru di Kota Jayapura, yang dikemas oleh tim kreatif Octow Entertainment, ” terangnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (10/7) kemarin.

Suasana yang terlihat pada event Festival Baku Timba, yaitu masyarakat datang, bukan hanya untuk nongkrong tetapi juga berbelanja, khususnya bagi anak muda, dan juga keluarga.

Peserta UMKM sendiri merupakan mereka yang sudah mengikuti event ini dari bulan Januari sampai sekarang.

“Kita setiap event selalu buka 50 stand bahkan ada juga sampai 80 stand,  dimana khusus di PTC kami sediakan 50 stand, dimana untuk pengguna stand ini mameng disewakan, tujuannya agar para pelaku UMKM juga bisa menghitung pengeluaran dan biaya keuntungan dalam berusaha, ” terangnya.

Dimana satu stand biayanya dipatok setiap minggu dan berlaku kelipatan tetapi pembayaran menurun,  yaitu biaya sewa minggu pertama Rp 2,3 juta jika dilanjutkan minggu kedua Rp 2,2 juta dan dilanjutkan minggu ketiga Rp  1,7 juta, total per tiga minggu Rp 6,2 juta.

Baca Juga :  Memulangkan Penyu ke Laut Biru

“Saya menjual stand dengan biaya yang cukup terjangkau dengan harapan para pelaku usaha ini tetap bisa berjualan dan mendapat keuntungan, ” terangnya.

Terkait dengan kepesertaan pelaku UMKM asli Papua, dirinya berharap agar dinas-dinas terkait bisa mengajak dan mengimbau para binaannya agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Atau kalau ada yang bisa mandiri akan lebih baik, disini pelaku usaha asli Papua juga harus bisa berusaha, berkompetisi, bersaing dengan para pelaku UMKM non Papua, agar bisa meningkatkan ekonomi UMKM asli Papua, ” jelasnya.

Selain itu, sebagai anak asli Papua, menurutnya sangat penting mengambil contoh dari UMKM non Papua yang berlomba-lomba bersaing sehat, jangan mengharap bantuan dari pemerintah saja, nantinya tidak dapat mandiri.

Diakuinya, jika dihitung dalam sehari saja para pelaku usaha ini bisa meraih keuntungan Rp 5 juta – Rp 10 juta, bahkan ada yang selama 10 hari saja sudah ada pelaku UMKM yang mencapai Rp 120 juta, apa lagi jika sampai satu bulan pasti bisa lebih dari itu.

Semetara itu, Hilda salah satu UMKM Nice Coffee menjelaskan kegiatan seperti ini sangat membantu pihaknya dan pelaku usaha lainnya.

“Ini event yang sangat ramai apa lagi berkolaborasi dengan Pasar Malam sekaligus momennya pas hari libur jadi sangat dimanfaatkan oleh masyarakat, juga sangat menguntungkan bagi kami, ” terangnya.*

Dampak Festival Baku Timba di di Lapangan PTC  Entrop  bagi UMKM

Festival  Baku Timba yang dikemas bersama event pasar malam di lapangan PTC Entrop tidak pernah sepi pengunjung.  Dengan melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)  yang menawarkan berbagai menu, serta pasar malam yang menyediakan berbagai  permainan,  mampu menarik pengunjung baik orang tua, remaja maupun anak-anak.

Laporan : Yohana -Jayapura

Festival Baku Timba yang berkolaborasi bersama event pasar malam di lapangan PTC Entrop,  yang berlangsung selama  sebulan ini ternyata memberikan dampak yang cukup baik bagi pelaku UMKM.  Hampir setiap hari bisa ratusan hingga ribuan pengunjung yang datang sembari menikmati setiap jajanan kuliner yang dijual di sana.

Namun sayangnya, dari berbagai pelaku UMKM yang memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik, stand anak muda  Papua justru tidak banyak yang mengambil bagian dalam event besar di Kota Jayapura tersebut.  Hampir 50 stand yang disediakan diisi oleh pelaku UMKM non Papua, yang mana memang sudah memiliki usaha online.

Meski demikian Oktavianus Masker Worabay selaku Owner Event Organizer Octow Entertainment yang merupakan pencetus ide dibalik terlaksananya Festival Baku Timba di Kota Jayapura itu menjelaskan,  bahwa kegiatan ini untuk menghimpun para UMKM serta memberikan ruang bagi masyarakat di Kota Jayapura yang haus akan hiburan.

Diakuinya, hadirnya Festival Baku Timba ini merupakan even ke 9, untuk memberikan ruang bagi masyarakat di Kota Jayapura yang haus akan tempat nongkrong bersama keluarga.

Baca Juga :  Tanpa Tenda dan Kursi, Baliho, Semua Ditampilkan Apa Adanya

Kebetulan ia seorang pengusaha dibagian Event Organizer dan  berusaha menciptakan sebuah event  yang bisa menghidupkan usahanya,  sekaligus membantu para pelaku UMKM dan masyarakat. Jadi tidak harus menunggu event dari pemerintah, BUMN dan sebagainya.

Guna menciptakan sebuah kawasan kuliner di Kota Jayapura dengan suasana tongkrongan menarik bagi anak muda serta ruang bagi pelaku UMKM di Kota Jayapura.

Event ini  mendapatkan respon yang cukup baik, hal ini terlihat dari antusias masyarakat meski sudah ke 9 kali digelar sejak Januari lalu, tetap mendapat respon positif.

“Event ini kami ciptakan suatu kawasan kuliner yang menjadi trend baru di Kota Jayapura, yang dikemas oleh tim kreatif Octow Entertainment, ” terangnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (10/7) kemarin.

Suasana yang terlihat pada event Festival Baku Timba, yaitu masyarakat datang, bukan hanya untuk nongkrong tetapi juga berbelanja, khususnya bagi anak muda, dan juga keluarga.

Peserta UMKM sendiri merupakan mereka yang sudah mengikuti event ini dari bulan Januari sampai sekarang.

“Kita setiap event selalu buka 50 stand bahkan ada juga sampai 80 stand,  dimana khusus di PTC kami sediakan 50 stand, dimana untuk pengguna stand ini mameng disewakan, tujuannya agar para pelaku UMKM juga bisa menghitung pengeluaran dan biaya keuntungan dalam berusaha, ” terangnya.

Dimana satu stand biayanya dipatok setiap minggu dan berlaku kelipatan tetapi pembayaran menurun,  yaitu biaya sewa minggu pertama Rp 2,3 juta jika dilanjutkan minggu kedua Rp 2,2 juta dan dilanjutkan minggu ketiga Rp  1,7 juta, total per tiga minggu Rp 6,2 juta.

Baca Juga :  Tidak Kompromi, Bandar dan Kurir Harus Ditindak dan Diproses Hukum

“Saya menjual stand dengan biaya yang cukup terjangkau dengan harapan para pelaku usaha ini tetap bisa berjualan dan mendapat keuntungan, ” terangnya.

Terkait dengan kepesertaan pelaku UMKM asli Papua, dirinya berharap agar dinas-dinas terkait bisa mengajak dan mengimbau para binaannya agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Atau kalau ada yang bisa mandiri akan lebih baik, disini pelaku usaha asli Papua juga harus bisa berusaha, berkompetisi, bersaing dengan para pelaku UMKM non Papua, agar bisa meningkatkan ekonomi UMKM asli Papua, ” jelasnya.

Selain itu, sebagai anak asli Papua, menurutnya sangat penting mengambil contoh dari UMKM non Papua yang berlomba-lomba bersaing sehat, jangan mengharap bantuan dari pemerintah saja, nantinya tidak dapat mandiri.

Diakuinya, jika dihitung dalam sehari saja para pelaku usaha ini bisa meraih keuntungan Rp 5 juta – Rp 10 juta, bahkan ada yang selama 10 hari saja sudah ada pelaku UMKM yang mencapai Rp 120 juta, apa lagi jika sampai satu bulan pasti bisa lebih dari itu.

Semetara itu, Hilda salah satu UMKM Nice Coffee menjelaskan kegiatan seperti ini sangat membantu pihaknya dan pelaku usaha lainnya.

“Ini event yang sangat ramai apa lagi berkolaborasi dengan Pasar Malam sekaligus momennya pas hari libur jadi sangat dimanfaatkan oleh masyarakat, juga sangat menguntungkan bagi kami, ” terangnya.*

Berita Terbaru

Artikel Lainnya