Hotel Bunga Youtefa yang Tiba-tiba Menyedot Perhatian Usai Terjadi Kasus Pengeroyokan
Pasca terjadinya pengeroyokan, yang menyebabkan salah satu korban luka serius, dengan pergelangan tangan kiri putus, keberadaan Hotel Bunga di dekat Pasar Youtefa Abepura ini, dalam satu minggu terakhir kemarin menjadi perhatian masyarakat. Hingga ada tudingan yang muncul, sebagai tempat yang biasa dipakai transaksi prostitusi.
Laporan: Jimianus Karlodi-Jayapura
Aksi pengeroyokan yang terjadi di Lobby Hotel Bunga Youtefa pada Jumat (4/4) sekira pukul 02.30 WIT pekan kemarin, membuat korban bernama Edi (27) putus tangan kiri dan mengalami luka potong pada siku bagian kanan, akibat tebasan parang dari salah satu pelaku.
Kasus ini juga ramai menjadi pembicaraan di tengah masyarakat, karena korban merupakan salah satu warga suku tertentu, yang menimbulkan aksi keprihatinan sejumlah kerabat sukunya. Terlepas dari itu, kasus ini juga marak jadi perbincangan di media sosial, hingga munculnya tudingan bahwa hotel ini sering dimanfaatkan sebagai tempat transaksi seksual oleh tamunya.
Para pekerja seks komersial (PSK) memang seakan tak bisa hilang dan tak pernah sepi peminat dari kaum lelaki hidung belang. Mereka selalu menemukan cara untuk eksekusi ‘nafsu sesaat” mereka. Para wanita penjaja cinta yang semula konvensional mulai menjajakan dirinya secara online. Di Kota Jayapura praktek prostitusi online terselubung ini, khususnya prostitusi online melalui sebuah aplikasi chatting MiChat, kini memang tengah marak
Memang tak hanya di Hotel Bunga Youtefa saja, sejumlah hotel melati, juga banyak disinyalir sering digunakan sebagai tranksasi prostitusi ini. Apalagi, di Kota Jayapura saat ini tidak ada lagi tempat prostitusi resmi, seperti halnya Lokalisasi Tanjung Elmo, waktu dulu. Praktis transaksi seksual yang dilakukan secara online maupun terselubung ini, eksekusinya di tempat-tempat kost, hingga penginapan/hotel berbintang.
Menanggapi itu, Manajemen Hotel Bunga Youtefa membantah bahwa hotel Bunga tersebut digunakan sebagai prostitusi dan perbuatan menyimpang lainnya, seperti apa yang dituduhkan masyarakat setempat.