Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Kebangkitan Yesus Kristus Memberi Harapan, Dampak Besar Bagi Orang yang Percaya

Mencari Makna dan Harapan Perayaan Paskah Bagi Umat Kristen di Kota Jayapura

Perayaan paskah di Kota Jayapura memang terlihat istimewa. Selain intensitas umat datang beribadah ke gereja untuk mengikuti sejumlah rangkaian ibadah, juga ada tradisi pawai obor yang selalu dilakukan umat Kristen di Jayapura pada Minggu atau Fajar Paskah. Tak sekedar acara seremoni saja, diharapkan Paskah ini benar-benar perubahan nyata bagi umat manusia.

Laporan: Carolus Daot & Noel IU Wenda_Jayapura

Ratusan umat Katholik juga terlihatĀ  merayakan misa malam paskah atau Vigili Paskah, di Gereja St. Agustinus Entrop, Sabtu (8/4) malam. Pantauan Cendrawasih Pos, meski cuaca sore itu kurang bersahabat, namun semangat umat katholik tidak dapat dibendung. Setiap umat datang masing menggunakan payung, bahkan adapula yang datang tanpa menggunakan payung.

Sebelum memasuki gereja setiap umat yang datang tidak lupa membeli lilin yang telah disediakan oleh panitia pelaksana perayaan sabtu suci. Misa yang dipimpin oleh Uskup Emeritus Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM, berlangsung dengan penuh kidmat.

Dalam Homilinya Uskup Leo menyampaikan bahwa malam Paskah merupakan malam yang dinanti nantikan oleh seluruh umat Katolik, akan kebangkitan Yesus Kristus. “Malam Paskah ini kita diajak untuk berjaga jaga menantikan kebangkitan Yesus dari kematiannya,” tutur Uskup saat berkhotbah.

Iapun menyebut malam paskah ini, umat Katholik, diterangi lilin Paskah, hal ini menandakan sebagai lambang kebangkitan Yesus Kristus yang menerangi Dunia. “Karena kebangkitannya ia membawa terang pada dunia ini, bukan hanya terang fisik tapi dia juga menerangi hati kita, melalui kebangkitannya,” kata Uskup Leo.

Uskup Leo mengatakan memaknai kebangkitan Yesus Kristus umat Katholik diajak untuk dapat melakukan hal yang benar, hal yang bijak. Sehingga melalui cara itu, setiap orang akan mampu mengetahui hal yang benar, ataupun salah.Ā  “Terang itu dapat kita saksikan pada perayaan malam paskah ini, melalui cahaya lilin paskah, terang itu akan membawa suka cita yang benar pada hidup kita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Bullying Hingga Narkoba bisa Menjerumuskan Anak-anak Remaja ke Masalah Hukum

Sementara itu secara terpisah, Pendeta John Baransano menyebutkan kebangkitan Yesus merupakan harapan untuk mengalahkan ketakutan yang ada bagi umat Kristiani.

“Tema Paskah 2023 adalah Ia Mendahului Kamu ke Galilea, Jangan Takut!, tema tersebut diambil dari Matius 28:7-10,” ungkap Pdt John,” di Jayapura, Minggu (9/4)

Pendeta John mengatakan, tema perayaan paskah tersebut bermakna bahwa ada sebuah harapan perjumpaan dengan Tuhan. “Ini mempunyai makna mendalam yakni ada suatu harapan kepastian akan hidup yang kekal, bahwa orang yang percaya kepada Yesus maka dia pasti akan punya hidup yang kekal,” jelasnya.

Ia menyebutkan pula, dengan kebangkitan Yesus menandakan ada jaminan, yaitu pertama soal ketakutan terhadap maut sudah dikalahkan dengan kebangkitan Yesus Kristus. “Kemudian, melalui kebangkitan Yesus, Dia memberikan harapan bagi masa depan, bagi orang yang percaya bahwa bersama Tuhan, maka mereka mempunyai harapan di masa depan kelak,” tandasnya.

Melalui kebangkitan Yesus pula, Pendeta John menuturkan Dia (Yesus) telah menggagalkan ketakutan, baik itu ketakutan pribadi terhadap suatu penyakit, masa depan yang tidak pasti, dan berbagai peristiwa yang saat ini terjadi di dunia. “Sehingga lagi-lagi, kebangkitan Yesus memberikan sebuah harapan untuk mengalahkan ketakutan,” ujarnya.

Pendeta John, jika percaya pada Yesus maka seseorang sebetulnya tidak mati selamanya tetapi dia akan bangkit dan mempunyai kehidupan setelah kematian tersebut. “Dengan situasi yang terjadi di Tanah Papua saat ini, berbagai macam gejolak dan situasi politik termasuk pemekaran dan masalah masalah kekerasan, maka teruslah bersama dengan Tuhan,” ungkapnya

Baca Juga :  Di Tengah Cuaca Panas Ekstrem, Jangan Bakar Sampah Sembayangan!

Pendeta John mengatakan, berbagai macam persoalan yang terjadi baik dari pusat hingga ke daerah akan mampu dilewati bersama-sama jika menyertakan Tuhan di dalamnya.

Sementara itu Paskalis Kosai mengatakan bahwa Orang papua harus bebas dari penderitaan, penindasan, kekerasan dan konflik berdarah, intimidasi, kemiskinan dan pembodohan.

“Kondisi inilah yang membelenggu kehidupan orang Papua dari dulu sejak 1961 sampai dengan hari ini. Kondisi ini tidak boleh terus berlarut sampai Yesus datang kedua kalinya dunia kiamat

Kita orang Papua harus bangkit keluar dari kondisi keterpurukan, perbudakan, dan perbelengguan kehidupan kodrat kemanusiaan ini,” katanya di Jayapura, Minggu, (9/4).

Dikatakan Paskalis bahwa TuhanĀ  Yesus Kristus telah menanggung salah dan dosa umat melalui penderitaannya sampai wafat dan bangkit kembali baik ke surga membebaskan manusia belengggu dosa.

Ā  KataĀ  Kosay jika mengimani Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka sepantasnya wajib mengikuti teladan Yesus dari tingkatan moralnya, perilakunya, sampai dengan actionnya musti mencerminkan teladan Yesus Kristus.

Ā  “Jangan kita menjadi Judas menipu sana sini, menjual teman dan saudara yang berbeda pandangan karena hanya sekedar mencari sekeping perak atau sekedar mencari posisi dan jabatan tetapi dampaknya mengorbankan kepentingan umum. Ingat Yesus dijual dengan 30 perak tapi akhirnya menyesal dan mati konyol. Sama halnya dengan orang Papua yang kerjanya tidak benar pasti kena nazar dari Tuhan,” ujarnya. (*/tri)

Mencari Makna dan Harapan Perayaan Paskah Bagi Umat Kristen di Kota Jayapura

Perayaan paskah di Kota Jayapura memang terlihat istimewa. Selain intensitas umat datang beribadah ke gereja untuk mengikuti sejumlah rangkaian ibadah, juga ada tradisi pawai obor yang selalu dilakukan umat Kristen di Jayapura pada Minggu atau Fajar Paskah. Tak sekedar acara seremoni saja, diharapkan Paskah ini benar-benar perubahan nyata bagi umat manusia.

Laporan: Carolus Daot & Noel IU Wenda_Jayapura

Ratusan umat Katholik juga terlihatĀ  merayakan misa malam paskah atau Vigili Paskah, di Gereja St. Agustinus Entrop, Sabtu (8/4) malam. Pantauan Cendrawasih Pos, meski cuaca sore itu kurang bersahabat, namun semangat umat katholik tidak dapat dibendung. Setiap umat datang masing menggunakan payung, bahkan adapula yang datang tanpa menggunakan payung.

Sebelum memasuki gereja setiap umat yang datang tidak lupa membeli lilin yang telah disediakan oleh panitia pelaksana perayaan sabtu suci. Misa yang dipimpin oleh Uskup Emeritus Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM, berlangsung dengan penuh kidmat.

Dalam Homilinya Uskup Leo menyampaikan bahwa malam Paskah merupakan malam yang dinanti nantikan oleh seluruh umat Katolik, akan kebangkitan Yesus Kristus. “Malam Paskah ini kita diajak untuk berjaga jaga menantikan kebangkitan Yesus dari kematiannya,” tutur Uskup saat berkhotbah.

Iapun menyebut malam paskah ini, umat Katholik, diterangi lilin Paskah, hal ini menandakan sebagai lambang kebangkitan Yesus Kristus yang menerangi Dunia. “Karena kebangkitannya ia membawa terang pada dunia ini, bukan hanya terang fisik tapi dia juga menerangi hati kita, melalui kebangkitannya,” kata Uskup Leo.

Uskup Leo mengatakan memaknai kebangkitan Yesus Kristus umat Katholik diajak untuk dapat melakukan hal yang benar, hal yang bijak. Sehingga melalui cara itu, setiap orang akan mampu mengetahui hal yang benar, ataupun salah.Ā  “Terang itu dapat kita saksikan pada perayaan malam paskah ini, melalui cahaya lilin paskah, terang itu akan membawa suka cita yang benar pada hidup kita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Bullying Hingga Narkoba bisa Menjerumuskan Anak-anak Remaja ke Masalah Hukum

Sementara itu secara terpisah, Pendeta John Baransano menyebutkan kebangkitan Yesus merupakan harapan untuk mengalahkan ketakutan yang ada bagi umat Kristiani.

“Tema Paskah 2023 adalah Ia Mendahului Kamu ke Galilea, Jangan Takut!, tema tersebut diambil dari Matius 28:7-10,” ungkap Pdt John,” di Jayapura, Minggu (9/4)

Pendeta John mengatakan, tema perayaan paskah tersebut bermakna bahwa ada sebuah harapan perjumpaan dengan Tuhan. “Ini mempunyai makna mendalam yakni ada suatu harapan kepastian akan hidup yang kekal, bahwa orang yang percaya kepada Yesus maka dia pasti akan punya hidup yang kekal,” jelasnya.

Ia menyebutkan pula, dengan kebangkitan Yesus menandakan ada jaminan, yaitu pertama soal ketakutan terhadap maut sudah dikalahkan dengan kebangkitan Yesus Kristus. “Kemudian, melalui kebangkitan Yesus, Dia memberikan harapan bagi masa depan, bagi orang yang percaya bahwa bersama Tuhan, maka mereka mempunyai harapan di masa depan kelak,” tandasnya.

Melalui kebangkitan Yesus pula, Pendeta John menuturkan Dia (Yesus) telah menggagalkan ketakutan, baik itu ketakutan pribadi terhadap suatu penyakit, masa depan yang tidak pasti, dan berbagai peristiwa yang saat ini terjadi di dunia. “Sehingga lagi-lagi, kebangkitan Yesus memberikan sebuah harapan untuk mengalahkan ketakutan,” ujarnya.

Pendeta John, jika percaya pada Yesus maka seseorang sebetulnya tidak mati selamanya tetapi dia akan bangkit dan mempunyai kehidupan setelah kematian tersebut. “Dengan situasi yang terjadi di Tanah Papua saat ini, berbagai macam gejolak dan situasi politik termasuk pemekaran dan masalah masalah kekerasan, maka teruslah bersama dengan Tuhan,” ungkapnya

Baca Juga :  Fungsi UPTD Samsat Dioptimalkan Untuk dapat Mendongkrak Pendapatan Pajak

Pendeta John mengatakan, berbagai macam persoalan yang terjadi baik dari pusat hingga ke daerah akan mampu dilewati bersama-sama jika menyertakan Tuhan di dalamnya.

Sementara itu Paskalis Kosai mengatakan bahwa Orang papua harus bebas dari penderitaan, penindasan, kekerasan dan konflik berdarah, intimidasi, kemiskinan dan pembodohan.

“Kondisi inilah yang membelenggu kehidupan orang Papua dari dulu sejak 1961 sampai dengan hari ini. Kondisi ini tidak boleh terus berlarut sampai Yesus datang kedua kalinya dunia kiamat

Kita orang Papua harus bangkit keluar dari kondisi keterpurukan, perbudakan, dan perbelengguan kehidupan kodrat kemanusiaan ini,” katanya di Jayapura, Minggu, (9/4).

Dikatakan Paskalis bahwa TuhanĀ  Yesus Kristus telah menanggung salah dan dosa umat melalui penderitaannya sampai wafat dan bangkit kembali baik ke surga membebaskan manusia belengggu dosa.

Ā  KataĀ  Kosay jika mengimani Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka sepantasnya wajib mengikuti teladan Yesus dari tingkatan moralnya, perilakunya, sampai dengan actionnya musti mencerminkan teladan Yesus Kristus.

Ā  “Jangan kita menjadi Judas menipu sana sini, menjual teman dan saudara yang berbeda pandangan karena hanya sekedar mencari sekeping perak atau sekedar mencari posisi dan jabatan tetapi dampaknya mengorbankan kepentingan umum. Ingat Yesus dijual dengan 30 perak tapi akhirnya menyesal dan mati konyol. Sama halnya dengan orang Papua yang kerjanya tidak benar pasti kena nazar dari Tuhan,” ujarnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya