Lebih lanjut Sarles Brabar mengatakan, di Papua masalah stunting adalah permasalahan di setiap kabupaten/kota. Hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi bagi ibu hamil atau bayi dalam kandungan. Karena itu dengan program stunting yang dimaksud tersebut diharapkan dapat membawa dampak positif bagi generasi anak-anak Papua.
“Kita berharap program ini bisa mengimbas pada generasi anak-anak Papua sehingga mereka tumbuh sehat dan cerdas,” tambahnya.
Sebutnya angka stunting di Papua masih terbilang tinggi, berdasarkan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) angka stunting di Papua pada 2023 lalu mencapai 26 persen. Sementara pada, 2024 mengalami penurunan sebesar kurang lebih 10 persen atau sekarang diangka 16,8 persen.
Dengan gebrakan baru ini BKKBN atau Kementerian Kependudukan dan Keluarga berkomitmen terus memperkuat program-program yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan memastikan bahwa program stunting tetap menjadi prioritas utama pemerintah.
“Kita butuhkan kolaborasi, kerjasama dari semua pemerintah daerah termasuk semua komponen masyarakat yang sifatnya pentaheliks artinya peran masyarakat, pemerintah, perguruan tinggi, swasta dan peran media juga ada,” pungkasnya. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos