JAYAPURA – Edi Mangun selaku Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengatakan sejak diberlakukannya QR Code, Pertamina selalu memonitor antrean dan sampai dengan bulan Februari 2023 tidak ada antrean yang signifikan seperti beberapa waktu lalu.
“Mudah-mudahan ini adalah benar-benar efek atau dampak dari pengaturan distribusi BBM bersubsidi lewat mekanisme QR Code,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (25/2) lalu.
Diakuinya, jika dilihat memang banyak anggaran-anggaran proyek pemerintah juga yang belum turun sehingga proyek pengerjaannya banyak belum jalan, sehingga bisa berdampak pada pengurangan antrean kendaraan.
“Namun kami akan monitor terus ya mudah-mudahan situasi ini akan terus terkendali seperti ini sampai dengan akhir tahun, karena kita tahu juga bahwa kalau proyek banyak tentu orang membutuhkan solar yang banyak tetapi kebutuhan solar yang banyak itu tidak harus kemudian disertai dengan antrean,”Tambahnya.
Diakuinya, memang jumlah kendaraan telah termonitor beberapa kebutuhan juga sudah bisa dipastikan artinya jika dikalkulasi dengan jumlah SPBU yang menjual solar maka antrean itu tidak perlu terjadi seharusnya.
“di beberapa kota yang sudah memperlakukan QR Code untuk Papua adalah Timika situasinya sama persis dengan Kota Jayapura, di Maluku laporannya juga sama. Di Merauke laporan dari teman-teman di depot Merauke melaporkan juga kondisinya tidak ada lagi antrean, ” Pungkasnya. (ana/gin)