Site icon Cenderawasih Pos

Di Biak Perekonomian Lesu, Sektor Jasa Merosot Tajam

Aktivitas Pasar Malam di Kota Biak. Tampak sepi pengunjung (foto:Ismail Cenderawasih Pos)

BIAK – Perekonomian di Biak belum bisa dikatakan baik. Bagaimana tidak sejumlah usaha sektor jasa yang ada di Biak, akhir-akhir ini nampak lesu.

Aktivitas pasar malam misalnya. Sektor jasa hiburan ini dilokasi yang sama tahun lalu berbeda. Puluhan hingga ratusan kendaraan hampir tiap hari memenuhi lokasi Pasar Malam yang berada disamping Lapangan Cenderawasih itu.  Namun kini, dalam beberapa waktu terakhir sejak dibukanya Pasar Malam hampir sebulan lalu, hanya ada beberapa kendaraan yang parkir.

“Tapi biasanya kalau malam Jum’at, malam minggu dan hari minggu juga ramai. Namun berbeda dengan tahun lalu. Mungkin karena wahana sedikit daripada tahun lalu,” Ujar Suyono, salah satu penjaga wahana Odong-odong  kepada Cenderawasih  Pos, Senin (12/8) malam.

Pria paruh baya ini mengaku, pasar malam yang tidak menetap ini biasanya berkeliling di seputar Tanah Papua. Sebelum akhirnya kembali ke Biak. Pasar malam ini telah melanglang buana ke Kabupaten Wasior, Waropen, Timika dan Supiori, bahkan setelah sewa di lokasi itu berakhir, ada wacana untuk ke Serui.

Diakui, pendapatan di luar Biak cukup baik, antusiasme masyarakat memang haus hiburan, hampir tiap malam sibuk melayani masyarakat yang datang, bersama keluarga dan anak-anaknya.

Sama halnya dengan usaha sektor jasa penyewaan kendaraan roda empat dan roda dua. Jasa ini juga kian merosot tajam pendapatannya memasuki awal Agustus.

Kata Idris, salah satu pemilik kendaraan yang disewakan disalah satu pangkalan Rental Mobil di Kota Biak mengatakan tiap hari paling banyak hanya dua mobil yang keluar, itupun hanya sewa persetengah hari saja.

Sewa kendaraan roda empat di Biak rata-rata per hari untuk kendaraan MPV mencapai 500 ribu, sedangkan untuk setengah harinya disewakan 350 ribu rupiah.

Sektor jasa penginapan dan perhotelan juga mengalami penurunan dalam okupansi bulanan maupun harian. GM Hotel Asana, Fauzan mengatakan dampak dari cancel flight Maskapai Lion Air di Bulan Juni 2024 lalu, yang hanya terbang selama 13 kali di bulan itu, mengakibatkan turunnya okupansi hotel.

Di Bulan Juni 2024 pihaknya menutup okupansi hotel diangka 45% dari total kamar yang tersedia untuk dijual. Dibulan Juli ditutup turun diangka 40%. Kini memasuki pertengahan Agustus masih stagnan di angka 40%.

Bahkan untuk okupansi  harian, hotel yang berada depan Bandara Frans Kaisiepo Biak itu, rata-rata closing di angka 15% saja untuk pengunjung lokal Biak. Namun hal ini bisa tertutup dengan okupansi rata-rata di akhir pekan yang mencapai 50%.

Diakui sektor jasa perhotelan saat ini memang lagi lesu. Jika bukan karena kegiatan dari daerah baik Pemprov maupun Pemkab di wilayah Saireri, dari sanalah saat ini tumpuannya.

Dilain sisi, ada sejumlah hotel juga harus merumahkan pegawainya, dikarenakan kurangnya okupansi hotel dalam beberapa bulan ini. “Kami disini sudah ada tiga orang di rumahkan karena sepi pengunjung.(il/ary)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version