JAYAPURA- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat Adolf FT Simanjuntak mengatakan untuk pertumbuhan pembiayaan dari leasing di Provinsi Papua sampai posisi di bulan Desember 2020 tercatat -32,1 % di luar dari pembiayaan, dengan Net Performing Payment (NPF) 1,46 % dan untuk jumlah pembiayaan yang tersalurkan tercapai Rp 916 miliar dengan jumlah debitur 52.176.
‘’Memang tahun ini growth pembiayaan -32, 1 % hal ini disebabkan adanya pandemi Covid-19, sehingga perekonomian kurang bagus dan ini mempengaruhi masyarakat untuk tidak mengambil kendaraan bermotor dengan menggunakan jasa leasing,’’ungkapnya, Jumat(12/3).
Walaupun demikian, pertumbuhan pembiayaan mengalami – 32, 1 % ini tidak jadi masalah, karena di Papua untuk NPF hanya 1,46 persen jika dibanding nasional NPF lebih besar yakni 4,01 % dan pertumbuhan pembiayaan nasional -16, 7 %.
“Ini masih wajar karena sekarang bisnis dengan adanya wabah Covid-19 menjadikan pembiayaan stagnan dimana-mana, otomatis penggerak ekonominya seperti motor mobil juga agak terkendala. Mudah-mudahan di tahun 2021 pertumbuhan pembiayaan bisa berjalan optimal, karena adanya relaksasi DP 0 persen dan kebijakan dari OJK contohnya untuk kredit bermotor yang tadinya resiko 75 % sekarang resikonya jadi 50 %, ditambah lagi adanya program vaksinasi tentu bisa sangat membantu’’jelasnya.(dil/ary)
Adolf FT Simanjuntak ( FOTO: Priyadi/Cepos)
JAYAPURA- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat Adolf FT Simanjuntak mengatakan untuk pertumbuhan pembiayaan dari leasing di Provinsi Papua sampai posisi di bulan Desember 2020 tercatat -32,1 % di luar dari pembiayaan, dengan Net Performing Payment (NPF) 1,46 % dan untuk jumlah pembiayaan yang tersalurkan tercapai Rp 916 miliar dengan jumlah debitur 52.176.
‘’Memang tahun ini growth pembiayaan -32, 1 % hal ini disebabkan adanya pandemi Covid-19, sehingga perekonomian kurang bagus dan ini mempengaruhi masyarakat untuk tidak mengambil kendaraan bermotor dengan menggunakan jasa leasing,’’ungkapnya, Jumat(12/3).
Walaupun demikian, pertumbuhan pembiayaan mengalami – 32, 1 % ini tidak jadi masalah, karena di Papua untuk NPF hanya 1,46 persen jika dibanding nasional NPF lebih besar yakni 4,01 % dan pertumbuhan pembiayaan nasional -16, 7 %.
“Ini masih wajar karena sekarang bisnis dengan adanya wabah Covid-19 menjadikan pembiayaan stagnan dimana-mana, otomatis penggerak ekonominya seperti motor mobil juga agak terkendala. Mudah-mudahan di tahun 2021 pertumbuhan pembiayaan bisa berjalan optimal, karena adanya relaksasi DP 0 persen dan kebijakan dari OJK contohnya untuk kredit bermotor yang tadinya resiko 75 % sekarang resikonya jadi 50 %, ditambah lagi adanya program vaksinasi tentu bisa sangat membantu’’jelasnya.(dil/ary)