Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Tingginya Harga Pupuk Masih Menjadi Persoalan Utama Petani

JAYAPURA – Terkendala mahalnya pupuk dan kondisi cuaca kerap kali menjadi hambatan bagi para petani jagung dalam bercocok tanam, tidak semua hasil pertaniannya dapat dijual dengan harga yang memuaskan, guna menutupi pengeluaran yang sering terjadi.

Ketua Koperasi Maju Berkarya Keerom, Marojohan Siahaiaan menjelaskan Kabupaten Keerom merupakan kabupaten yang rata-rata  masyarakatnya bertani. Khusus di Kampung Yowong, pertanian yang digalakan adalah berkebun jagung, karena sesuai dengan suhu, kondisi cuaca hanya tanaman jagung yang cocok.

“Kami sudah pernah berkebun sayuran tetapi ketika musim hujan ladang kami terendam dan  kebun kami rusak, kejadian ini hampir berulang, untuk itu dari Pemerintah kami diarahkan menanam jagung,”Terangnya.

Baca Juga :  Sempat Tertunda, Empat Kabupaten Telah Laksanakan Pemungutan Suara Susulan

Lanjutnya, dalam bercocok tanam memang banyak kendala yang akan dihadapi, tetapi yang paling sering dirasakan petani adalah ketika harga pupuk naik.

“Ini yang membuat nilai operasional kami menjadi tinggi, hal ini berdampak kepada harga jual, bukan hanya kami saja petani jagung, petani sayuran, cabai, bawang merah,  juga merasakan hal demikian,” katanya kepada Cenderawasih Pos.

Pihaknya berharap dengan kondisi yang ada jika hanya berjualan biji jagung saja, akan rugi apa lagi dengan harga pupuk yang naik, dan kebutuhan lainnya.

“Kami berharap kedepan ada bantuan dan pelatihan lagi, agar hasil pertanian kami yakni jagung ini bisa sekalian dengan turunannya, seperti daun jagung, batang jagung dan tongkol jagung bisa dimanfaatkan, diolah menjadi pakan ternak,”Terangnya.(ana/gin)

Baca Juga :  Sahid Hotel Bersiap Diri Sebelum Jual Paket Nataru

JAYAPURA – Terkendala mahalnya pupuk dan kondisi cuaca kerap kali menjadi hambatan bagi para petani jagung dalam bercocok tanam, tidak semua hasil pertaniannya dapat dijual dengan harga yang memuaskan, guna menutupi pengeluaran yang sering terjadi.

Ketua Koperasi Maju Berkarya Keerom, Marojohan Siahaiaan menjelaskan Kabupaten Keerom merupakan kabupaten yang rata-rata  masyarakatnya bertani. Khusus di Kampung Yowong, pertanian yang digalakan adalah berkebun jagung, karena sesuai dengan suhu, kondisi cuaca hanya tanaman jagung yang cocok.

“Kami sudah pernah berkebun sayuran tetapi ketika musim hujan ladang kami terendam dan  kebun kami rusak, kejadian ini hampir berulang, untuk itu dari Pemerintah kami diarahkan menanam jagung,”Terangnya.

Baca Juga :  Bupati Gusbager Minta Warga Tefalma Satu Jaga Hutan dan Kearifan Lokal

Lanjutnya, dalam bercocok tanam memang banyak kendala yang akan dihadapi, tetapi yang paling sering dirasakan petani adalah ketika harga pupuk naik.

“Ini yang membuat nilai operasional kami menjadi tinggi, hal ini berdampak kepada harga jual, bukan hanya kami saja petani jagung, petani sayuran, cabai, bawang merah,  juga merasakan hal demikian,” katanya kepada Cenderawasih Pos.

Pihaknya berharap dengan kondisi yang ada jika hanya berjualan biji jagung saja, akan rugi apa lagi dengan harga pupuk yang naik, dan kebutuhan lainnya.

“Kami berharap kedepan ada bantuan dan pelatihan lagi, agar hasil pertanian kami yakni jagung ini bisa sekalian dengan turunannya, seperti daun jagung, batang jagung dan tongkol jagung bisa dimanfaatkan, diolah menjadi pakan ternak,”Terangnya.(ana/gin)

Baca Juga :  Hari Krida Pertanian Nasional, Pemda Keerom Mantap Menuju Pangan Nasional

Berita Terbaru

Artikel Lainnya