Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Aktivitas KKB Dimonitor

Irjen Pol Paulus Waterpauw (FOTO: Elfira/Cepos)

Kapolda: Seakan-akan Mau Merdeka, Padahal Hanya Persoalan Perut

JAYAPURA-Sejak ditunjuk menjadi Penanggung Jawab Pengendali Operasi dan Pangdam XVII/Cenderawasih sebagai wakil pengendali pada 10 April lalu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw rutin melakukan pemantauan langsung ke lapangan,  terutama di Kabupaten Mimika.

Ditemui di Mapolda Papua usai melantik 3 pejabat utama Polda, Kapolda Paulus Waterpauw mengaku baru saja kembali dari Mimika untuk mengecek situasi di daerah tersebut.

Dikatakan, kelompok yang ada di Timika baik yang berada di sekitar kota maupun di Tembagapura, sudah bisa diawasi, sehingga pergerakan mereka tidak leluasa sebagaimana beberapa kejadian yang lalu.

“Beberapa kelompok di Tembagapura, sebagian masih ada di sekitar situ dan sebagian sudah kembali,” ucap Paulus Waterpauw kepada wartawan, Jumat (29/5).

Menurutnya, perlu evaluasi terhadap berbagai aktivitas operasi penegakan hukum di wilayah Papua. Sebab, tidak gampang untuk menghadapi kelompok ini. Karena kelompok ini sudah menyatakan diri untuk bersatu melakukan  upaya-upaya perlawanan kepada negara lewat aparat TNI-Polri.

Baca Juga :  Masyarakat Nduga yang Mencari Perlindungan Akibat Konflik Jangan Ditangkap!

“Beberapa aktivitas mereka terus kita monitor. Termasuk kejadian penembakan dua tenaga medis di Intan Jaya telah kita laporkan ke pimpinan,” ucap Kapolda.

Terkait perbuatan terhadap dua pegawai kesehatan yang membantu tugas kemanusiaan yang kemudian mendapat kekerasan, tindakan tersebut dikutuk karena sangat tidak manusiawi.

Kapolda juga menyayangkan tindakan tersebut. Karena kalau pelayanan kesehatan terganggu para pegawai yang bertugas di ujung wilayah  ini terganggu. Maka bisa dibayangkan, bagaimana perkembangan Covid-19 di wilayah Papua.

Kapolda juga menyinggung soal kejahatan yang pernah dilakukan oleh KKB pada akhir tahun 2018 silam. Pembantaian puluhan orang karyawan  PT Istaka Karya. Yang saat ini, belum didengar ada tokoh yang meminta maaf pada keluarga korban. Padahal, jelas-jelas itu adalah suatu  pembantaian.

Baca Juga :  Jenazah Bripda Diego Rumaropen Dimakamkan di TMP

“Perjuangan apa yang mereka lakukan ? Siapa yang suruh mereka berjuang?,” tuturnya.

Untuk itu, Paulus Waterpauw meminta masyarakat tidak terjebak dengan kelompok ini (KKB-red). Sebab, masyarakat dikorbankan oleh pihak-pihak tertentu.

Lanjutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan menyampaikan hasil pengungkapan terhadap seorang pelaku yang selama ini dikenal sebagai pemasok logistik bagi kelompok (KKB-red) yang ada di timika. Yang sebelumnya pelaku dengan inisial IS sudah diamankan.

Selain itu, beberapa waktu lalu. Karyawan PT. Musdalifa yang ada di Nduga juga diganggu dan ditembaki. Beruntung, dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa.

“Mereka ini sebenarnya maunya apa. Apakah alasan kepentingan penguasaan area, penguasaan pusat ekonomi melalui proyek itu atau yang lain kita belum tahu. Namun ujung-jungnya ketika kami lakukan tindakan tegas, seakan-akan mereka mau merdeka namun nyatanya itu persoalan perut saja,” tegasnya. (fia/nat)

Irjen Pol Paulus Waterpauw (FOTO: Elfira/Cepos)

Kapolda: Seakan-akan Mau Merdeka, Padahal Hanya Persoalan Perut

JAYAPURA-Sejak ditunjuk menjadi Penanggung Jawab Pengendali Operasi dan Pangdam XVII/Cenderawasih sebagai wakil pengendali pada 10 April lalu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw rutin melakukan pemantauan langsung ke lapangan,  terutama di Kabupaten Mimika.

Ditemui di Mapolda Papua usai melantik 3 pejabat utama Polda, Kapolda Paulus Waterpauw mengaku baru saja kembali dari Mimika untuk mengecek situasi di daerah tersebut.

Dikatakan, kelompok yang ada di Timika baik yang berada di sekitar kota maupun di Tembagapura, sudah bisa diawasi, sehingga pergerakan mereka tidak leluasa sebagaimana beberapa kejadian yang lalu.

“Beberapa kelompok di Tembagapura, sebagian masih ada di sekitar situ dan sebagian sudah kembali,” ucap Paulus Waterpauw kepada wartawan, Jumat (29/5).

Menurutnya, perlu evaluasi terhadap berbagai aktivitas operasi penegakan hukum di wilayah Papua. Sebab, tidak gampang untuk menghadapi kelompok ini. Karena kelompok ini sudah menyatakan diri untuk bersatu melakukan  upaya-upaya perlawanan kepada negara lewat aparat TNI-Polri.

Baca Juga :  Gejala Ringan dan OTG Isolasi di KM Tidar

“Beberapa aktivitas mereka terus kita monitor. Termasuk kejadian penembakan dua tenaga medis di Intan Jaya telah kita laporkan ke pimpinan,” ucap Kapolda.

Terkait perbuatan terhadap dua pegawai kesehatan yang membantu tugas kemanusiaan yang kemudian mendapat kekerasan, tindakan tersebut dikutuk karena sangat tidak manusiawi.

Kapolda juga menyayangkan tindakan tersebut. Karena kalau pelayanan kesehatan terganggu para pegawai yang bertugas di ujung wilayah  ini terganggu. Maka bisa dibayangkan, bagaimana perkembangan Covid-19 di wilayah Papua.

Kapolda juga menyinggung soal kejahatan yang pernah dilakukan oleh KKB pada akhir tahun 2018 silam. Pembantaian puluhan orang karyawan  PT Istaka Karya. Yang saat ini, belum didengar ada tokoh yang meminta maaf pada keluarga korban. Padahal, jelas-jelas itu adalah suatu  pembantaian.

Baca Juga :  Artis Anggota KKB Diamankan di Ilaga, ini Perannya

“Perjuangan apa yang mereka lakukan ? Siapa yang suruh mereka berjuang?,” tuturnya.

Untuk itu, Paulus Waterpauw meminta masyarakat tidak terjebak dengan kelompok ini (KKB-red). Sebab, masyarakat dikorbankan oleh pihak-pihak tertentu.

Lanjutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan menyampaikan hasil pengungkapan terhadap seorang pelaku yang selama ini dikenal sebagai pemasok logistik bagi kelompok (KKB-red) yang ada di timika. Yang sebelumnya pelaku dengan inisial IS sudah diamankan.

Selain itu, beberapa waktu lalu. Karyawan PT. Musdalifa yang ada di Nduga juga diganggu dan ditembaki. Beruntung, dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa.

“Mereka ini sebenarnya maunya apa. Apakah alasan kepentingan penguasaan area, penguasaan pusat ekonomi melalui proyek itu atau yang lain kita belum tahu. Namun ujung-jungnya ketika kami lakukan tindakan tegas, seakan-akan mereka mau merdeka namun nyatanya itu persoalan perut saja,” tegasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya