Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

LMA Keerom Tegaskan Demo Kali ini tak Urgen dan Nyasar

Masyarakat Diingatkan Untuk Tidak Ikut Hasutan dan Ajakan Kelompok Kepentingan Tertentu

KEEROM-Menyikapi demo yang dilakukan di DPRD Keerom sesuai ajakan Dewan Adat Keerom, maka Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Keerom menyayangkan adanya demo tersebut. Bahkan demo tersebut dinilai tak urgen dan nyasar.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum LMA Kabupaten Keerom, Marinus Isagi, kepada wartawan pada Selasa (29/3) kemarin.

Menurutnya, sebagai lembaga adat, seharusnya mengurus hal-hal yang terkait culture atau masalah adat lainnya, bukan masalah ASN, jabatan apalagi masalah pengusaha.

“Kami dari LMA Keerom, menganggap demo hari ini (kemarin, red) yang dilaksanakan sesuai edaran DAK, adalah demo yang tak urgen dan nyasar atau salah sasaran. Karena dari 8 poin yang mereka sampaikan adalah bukan ranahnya adat. Di antaranya masalah ASN, jabatan eselon II atau SKPD dan pengusaha itu bukan lewat adat,” ujarnya.

“Kedua hal ini (ASN dan pengusaha) ada forumnya. ASN ada organisasi Korpri, sementara pengusaha ada asosiasi atau Kadin atau Gapensi, seharusnya lewat jalur tersebut, kemudian organisasi ini bertemu bupati untuk menyampaikan. Bupati, Wabup dan Sekda ini tetap ada di tempat, tidak pernah keluar daerah,” lanjutnya.

Baca Juga :  Bukti Lemahnya Negara Melindungi HAM di Papua

DAK seperti halnya LMA, menurut Marinus Isagi adalah lembaga culture sehingga masalah yang menjadi urusannya adalah masalah culture, seperti pelestarian budaya, perlindungan hak-hak masyarakat adat, peningkatan kesejahteraan masyarakat adat serta peningkatan SDM masyarakat adat, bukan masalah yang dituntut dalam demo sebanyak 8 poin tersebut.

Ia juga berharap lembaga adat termasuk dewan adat sebagai mitra pemerintah harus benar-benar bersinergi dengan pemerintah dan agama dalam semangat 3 tungku demi peningkatan kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

“Apalagi ketua DAK, Pak Servo dan bupati yang notabene adalah anak adat, ibarat bapak dan anak, harusnya bicara baik secara kekeluargaan, jangan demo nyasar  begini. Demo itu tidak mewakili masyarakat Keerom dan masyarakat adat dari jumlah yang diundang 500 orang. Mereka hanya 30 orang yang sebenarnya memiliki kepentingan pribadi oknum-oknum yang melakukan demo tersebut,” tambahnya.

Baca Juga :  Jaring Masukan dari Pemangku Kepentingan

Pada kesempatan ini Marinus Isagi juga mengajak masyarakat Keerom untuk mendukung bupati yang sedang bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan juga sesuai visi-misi Bupati Keerom.

“Sejauh ini kami lihat bupati sudah melaksanakan program-programnya dengan baik, semua sudah dan sedang terlaksana, seperti pembangunan pertanian, ada tanaman jagung, kakao dan lainnya, juga ada program ekonomi dan pembangunan lainnya,” ujarnya.

Dirinya juga mengingatkan masyarakat Keerom untuk tidak ikut hasutan dan ajakan kelompok yang tak bertanggung jawab untuk kepentingan tertentu.

“Kami jelaskan masyarakat adat jangan sekali-kali ikuti ajakan-ajakan demo untuk kepentingan kelompok tertentu yang tak bertanggung jawab. Kalau ada masalah sampaikan langsung ke bupati. Beliau selalu ada di tempat, tak keluar daerah. Kami mengimbau kepada masyarakat adat Keerom dan nusantara, dari Sabang sampai Merauke, mari kita bangun Keerom jangan ikut hasutan kelompok tak bertanggungjawab,’’pungkasnya. (eri/nat)

Masyarakat Diingatkan Untuk Tidak Ikut Hasutan dan Ajakan Kelompok Kepentingan Tertentu

KEEROM-Menyikapi demo yang dilakukan di DPRD Keerom sesuai ajakan Dewan Adat Keerom, maka Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Keerom menyayangkan adanya demo tersebut. Bahkan demo tersebut dinilai tak urgen dan nyasar.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum LMA Kabupaten Keerom, Marinus Isagi, kepada wartawan pada Selasa (29/3) kemarin.

Menurutnya, sebagai lembaga adat, seharusnya mengurus hal-hal yang terkait culture atau masalah adat lainnya, bukan masalah ASN, jabatan apalagi masalah pengusaha.

“Kami dari LMA Keerom, menganggap demo hari ini (kemarin, red) yang dilaksanakan sesuai edaran DAK, adalah demo yang tak urgen dan nyasar atau salah sasaran. Karena dari 8 poin yang mereka sampaikan adalah bukan ranahnya adat. Di antaranya masalah ASN, jabatan eselon II atau SKPD dan pengusaha itu bukan lewat adat,” ujarnya.

“Kedua hal ini (ASN dan pengusaha) ada forumnya. ASN ada organisasi Korpri, sementara pengusaha ada asosiasi atau Kadin atau Gapensi, seharusnya lewat jalur tersebut, kemudian organisasi ini bertemu bupati untuk menyampaikan. Bupati, Wabup dan Sekda ini tetap ada di tempat, tidak pernah keluar daerah,” lanjutnya.

Baca Juga :  Pimpinan OPD Diminta Segera Selesaikan Laporan Keuangan

DAK seperti halnya LMA, menurut Marinus Isagi adalah lembaga culture sehingga masalah yang menjadi urusannya adalah masalah culture, seperti pelestarian budaya, perlindungan hak-hak masyarakat adat, peningkatan kesejahteraan masyarakat adat serta peningkatan SDM masyarakat adat, bukan masalah yang dituntut dalam demo sebanyak 8 poin tersebut.

Ia juga berharap lembaga adat termasuk dewan adat sebagai mitra pemerintah harus benar-benar bersinergi dengan pemerintah dan agama dalam semangat 3 tungku demi peningkatan kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

“Apalagi ketua DAK, Pak Servo dan bupati yang notabene adalah anak adat, ibarat bapak dan anak, harusnya bicara baik secara kekeluargaan, jangan demo nyasar  begini. Demo itu tidak mewakili masyarakat Keerom dan masyarakat adat dari jumlah yang diundang 500 orang. Mereka hanya 30 orang yang sebenarnya memiliki kepentingan pribadi oknum-oknum yang melakukan demo tersebut,” tambahnya.

Baca Juga :  Polsek Skanto Intens Laksanakan Patroli dan Sambangi Warga

Pada kesempatan ini Marinus Isagi juga mengajak masyarakat Keerom untuk mendukung bupati yang sedang bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan juga sesuai visi-misi Bupati Keerom.

“Sejauh ini kami lihat bupati sudah melaksanakan program-programnya dengan baik, semua sudah dan sedang terlaksana, seperti pembangunan pertanian, ada tanaman jagung, kakao dan lainnya, juga ada program ekonomi dan pembangunan lainnya,” ujarnya.

Dirinya juga mengingatkan masyarakat Keerom untuk tidak ikut hasutan dan ajakan kelompok yang tak bertanggung jawab untuk kepentingan tertentu.

“Kami jelaskan masyarakat adat jangan sekali-kali ikuti ajakan-ajakan demo untuk kepentingan kelompok tertentu yang tak bertanggung jawab. Kalau ada masalah sampaikan langsung ke bupati. Beliau selalu ada di tempat, tak keluar daerah. Kami mengimbau kepada masyarakat adat Keerom dan nusantara, dari Sabang sampai Merauke, mari kita bangun Keerom jangan ikut hasutan kelompok tak bertanggungjawab,’’pungkasnya. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya