Keberadaan Kapal dan Nasib 12 Awak Kapal Belum Jelas
MIMIKA-Tujuh hari sudah upaya pencarian terhadap hilangnya Kapal LCT Cita XX yang dilaksanakan oleh tim SAR gabungan sejak Sabtu, (20/7) lalu. Namun, hingga saat ini, belum ada satupun upaya yang berhasil mendeteksi keberadaan kapal yang mengangkut material BTS milik Kementerian Komunikasi dan Infomasi RI, apalagi nasib dari 12 awak kapal.
Operasi SAR pencarian Kapal LCT Cita XX pun diusulkan ditutup, setelah tim SAR gabungan yang terdiri dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, Lanud Yohanes Kapiyau, dan Lanal Timika menggelar rapat evaluasi bersama dengan pihak Pengelola Kapal LCT Cita XX di ruang pertemuan Lanud Yohanes Kapiyau, Jumat (26/7) malam.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Sutayana mengatakan, meskipun sudah diusulkan untuk ditutup, namun belum dinyatakan selesai karena korban dan juga kapal belum ditemukan.
“Bila mana ada tanda-tanda korban ditemukan, operasi SAR akan dibuka kembali,” kata I Wayan dalam konferensi pers, Jumat malam.
“Yang nanti membantu dalam pencarian adalah dari Danlanal, bila mana ada kapal beliau nanti yang berpatroli dan ditemukan, nanti akan dilaporkan kemudian dari Danlanud dan Dansatgas udara akan melaksanakan pencarian di sela-sela pelaksanaan tugas,” tambah dia.
I Wayan menjelaskan, untuk pencarian di hari terakhir ini tim melakukan pencarian selama 3 jam melalui jalur udara menggunakan Helikopter Super Puma H 3211 milik TNI AU di seluruh area.
Selain lewat udara, tim juga melakukan pencarian dengan menyisir jalur sungai sampai area laut dangkal hingga laut dalam. Kendati demikian, pencarian itu tidak berbuah hasil.
Diketahui, pencarian melalui jalur udara itu juga turut diikuti oleh pihak pemilik kapal LCT Cita XX, Muflihuddin atau yang akrab disapa Mufli.
I Wayan menyebut, setiap hasil pencarian selalu disampaikan kepada pihak keluarga para korban yang intens berkomunikasi dengan tim SAR. Ia menambahkan, sejak hilang kontak pihaknya telah mencari posisi terakhir kapal LCT Cita XX berada, namun tidak berhasil ditemukan.
“Posisi terakhir perkiraan ya tidak pasti, kalau pasti cepat kita temukan dengan cepat. Itu titik lokasi (komunikasi terakhir) di sekitaran Pulau 3, karena di situ signalnya hilang. Kenapa demikian, karena kalau berangkat dari sini kan sebelum sampai Pulau 3 masih bisa komunikasi,” ujarnya.