Wednesday, April 24, 2024
27.7 C
Jayapura

Dianiaya Oknum Satgas Pamtas, Seorang Pemuda Tewas

Brigjen TNI Bangun Nawoko (FOTO: Ist/Cepos)

MERAUKE-  Meski baru  sekitar satu bulan  bertugas  di  Papua  khususnya  di  Kabupaten Boven Digoel   sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG,  seorang oknum   Satgas Pamtas Yonif 561/Caraka Yudha   sudah melukai  hati  warga  yang ada  daerah tugas tersebut. 

Pasalnya, seorang oknum   prajurit    dari Satgas Pamtas Yonif 561/CK   diduga melakukan penganiayaan  terhadap  seorang  pemuda 18 tahun bernama Oktovianus  Warip Betere  yang menyebabkan  korban  meninggal  dunia di Asiki, Distrik Jair,  Kabupaten  Boven Digoel, Jumat (24/7).

Danrem  174/Anim Ti Waninggap, Brigjen TNI Bangun Nawoko yang dikonfimasi membenarkan adanya dugaan penganiayaan yang menewaskan seorang pemuda di Asiki. 

“Pertama  saya sampaikan duka yang  mendalam terhadap keluarga khususnya dan masyarakat asli pada umumnya. Kedua, saya menyampaikan permohonan  maaf saya sebagai Danrem Merauke   atas  kelakuan yang dilakukan  oknum anggota saya, dalam hal ini  ini Satgas Pantas  561/CK yang ada di Pos Asiki,’’  kata Danrem  Bangun  Nawoko  dari balik  telponnya, Minggu   (26/7), kemarin.  

Baca Juga :  ‘Kepung’ Mall dan pasar, Satu Pleton Anggota Polresta Diturunkan

Menurut   Danrem,  dugaan penganiayaan  yang berakibat  korban meninggal   yang dilakukan oknum anggotanya  tersebut  benar adanya.   Dimana berdasarkan  informasi yang diterimanya, ada seseorang yang diinformasikan sering melakukan pencurian. 

“Namun demikian, saya tidak peduli    dengan informasi dan latar belakang kejadian itu. Pada intinya, kejadian  ini adalah di luar tugas pokok prajurit. Mereka adalah menjaga  perbatasan negara. Bukan untuk menangani masalah-masalah kriminal seperti ini. Apalagi  penganiayaan  sampai dengan meninggal dunia. Ini adalah   sebuah kesalahan besar yang dilakukan oleh oknum prajurit kita  ini,” tegas  Danrem.

Karena itu,  lanjut Danrem  Bangun Nawoko,   dirinya langsung  menurunkan tim investigasi  dalam hal ini  Subdenpom   yang dipimpin Kasrem 174/ATW   bersama Komandan Sub Denpom  Merauke. ‘’Kemarin sore atau  menjelang  malam  tim sudah  tiba di Asiki  untuk melakukan  penyelidikan,’’ jelasnya.    

Baca Juga :  Speed Boat Tenggelam, 5 Warga Serui Dinyatakan Hilang

Soal  pelaku  penganiayaan  tersebut, Danrem menjelaskan bahwa  sementara  masih dalam penyelidikan. ‘’Belum,  masih diinvestigasi di sana.  Intinya, saya inginkan   kepada tim  untuk terus bisa  menginvestigasi ini secara menyeluruh. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Saya akan selesaikan   lewat jalur hukum sesuai dengan kebijakan Kasad. Juga  terhadap hal ini, kemungkinan besar saya sarankan kalau  memang terbukti   sampai  hukuman  tambahan   pemecatan,’’ tandasnya. 

Danrem   Bangun Nawoko  menegaskan bahwa  dirinya tidak akan mentolelir   hal seperti ini. Karena  pihaknya  sudah terlalu    banyak berbuat baik dengan masyarakat, melakukan  pembinaan terhadap masyarakat di Papua  namun hancur gara-gara oknum yang  tidak bertanggung jawab  seperti  itu.  Padahal, kata Danrem  saat  baru tiba   diberikan  pengarahan untuk  tidak  sekali-kali menyakiti  hati rakyat. 

‘’Sekali lagi saya sangat sesalkan kejadian ini dan sekali  lagi saya mohon maaf   sekali atas kelakuan prajurit saya   ini,’’ tambahnya. (ulo/nat)   

Brigjen TNI Bangun Nawoko (FOTO: Ist/Cepos)

MERAUKE-  Meski baru  sekitar satu bulan  bertugas  di  Papua  khususnya  di  Kabupaten Boven Digoel   sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG,  seorang oknum   Satgas Pamtas Yonif 561/Caraka Yudha   sudah melukai  hati  warga  yang ada  daerah tugas tersebut. 

Pasalnya, seorang oknum   prajurit    dari Satgas Pamtas Yonif 561/CK   diduga melakukan penganiayaan  terhadap  seorang  pemuda 18 tahun bernama Oktovianus  Warip Betere  yang menyebabkan  korban  meninggal  dunia di Asiki, Distrik Jair,  Kabupaten  Boven Digoel, Jumat (24/7).

Danrem  174/Anim Ti Waninggap, Brigjen TNI Bangun Nawoko yang dikonfimasi membenarkan adanya dugaan penganiayaan yang menewaskan seorang pemuda di Asiki. 

“Pertama  saya sampaikan duka yang  mendalam terhadap keluarga khususnya dan masyarakat asli pada umumnya. Kedua, saya menyampaikan permohonan  maaf saya sebagai Danrem Merauke   atas  kelakuan yang dilakukan  oknum anggota saya, dalam hal ini  ini Satgas Pantas  561/CK yang ada di Pos Asiki,’’  kata Danrem  Bangun  Nawoko  dari balik  telponnya, Minggu   (26/7), kemarin.  

Baca Juga :  Keluar Jalur dan Tabrak Truck, Pemotor Tewas

Menurut   Danrem,  dugaan penganiayaan  yang berakibat  korban meninggal   yang dilakukan oknum anggotanya  tersebut  benar adanya.   Dimana berdasarkan  informasi yang diterimanya, ada seseorang yang diinformasikan sering melakukan pencurian. 

“Namun demikian, saya tidak peduli    dengan informasi dan latar belakang kejadian itu. Pada intinya, kejadian  ini adalah di luar tugas pokok prajurit. Mereka adalah menjaga  perbatasan negara. Bukan untuk menangani masalah-masalah kriminal seperti ini. Apalagi  penganiayaan  sampai dengan meninggal dunia. Ini adalah   sebuah kesalahan besar yang dilakukan oleh oknum prajurit kita  ini,” tegas  Danrem.

Karena itu,  lanjut Danrem  Bangun Nawoko,   dirinya langsung  menurunkan tim investigasi  dalam hal ini  Subdenpom   yang dipimpin Kasrem 174/ATW   bersama Komandan Sub Denpom  Merauke. ‘’Kemarin sore atau  menjelang  malam  tim sudah  tiba di Asiki  untuk melakukan  penyelidikan,’’ jelasnya.    

Baca Juga :  Speed Boat Tenggelam, 5 Warga Serui Dinyatakan Hilang

Soal  pelaku  penganiayaan  tersebut, Danrem menjelaskan bahwa  sementara  masih dalam penyelidikan. ‘’Belum,  masih diinvestigasi di sana.  Intinya, saya inginkan   kepada tim  untuk terus bisa  menginvestigasi ini secara menyeluruh. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Saya akan selesaikan   lewat jalur hukum sesuai dengan kebijakan Kasad. Juga  terhadap hal ini, kemungkinan besar saya sarankan kalau  memang terbukti   sampai  hukuman  tambahan   pemecatan,’’ tandasnya. 

Danrem   Bangun Nawoko  menegaskan bahwa  dirinya tidak akan mentolelir   hal seperti ini. Karena  pihaknya  sudah terlalu    banyak berbuat baik dengan masyarakat, melakukan  pembinaan terhadap masyarakat di Papua  namun hancur gara-gara oknum yang  tidak bertanggung jawab  seperti  itu.  Padahal, kata Danrem  saat  baru tiba   diberikan  pengarahan untuk  tidak  sekali-kali menyakiti  hati rakyat. 

‘’Sekali lagi saya sangat sesalkan kejadian ini dan sekali  lagi saya mohon maaf   sekali atas kelakuan prajurit saya   ini,’’ tambahnya. (ulo/nat)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya