Saturday, April 20, 2024
30.7 C
Jayapura

Almalek Bagau: Salah Kami Apa?

EVAKUASI: Almelek Bagau salah seorang tenaga medis yang menjadi korban penembakan OTK di Intan Jaya saat dievakuasi ke Nabire untuk mendapat perawatan di RSUD Nabire, Sabtu (23/5). (FOTO:Humas Polda Papua for cepos)

Tenaga Medis Korban Penembakan Dimakamkan, Polisi Sebut Pelaku Mengarah ke KKB

JAYAPURA- Kabar duka di tengah penanganan pandemi, dua orang tenaga medis yang tergabung dalam tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Intan Jaya ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5).

Penembakan tersebut menyebabkan Heniko Somou, pegawai Kesehatan Kabupaten Intan Jaya gugur dengan luka tembak di bagian paha. Sementara Almelek Bagau, yang juga pegawai Kesehatan Kabupaten Intan Jaya mengalami luka tembak di bagian kaki, sudah dievakuasi ke Nabire dan mendapat perawatan di RSUD nabire sejak, Sabtu (23/5). Kondisi Almelek sendiri sudah berangsur membaik. 

Pegawai Kesehatan Kabupaten Intan Jaya itu menceritakan kisah pahit yang dialaminya bersama rekannya Heniko Somau yang nyawanya tidak tertolong. Dengan nada terbata-bata, disertai cucurnya air mata Almelek Bagau berkisah  kejadian yang dialaminya pada Sabtu (22/5) lalu. 

Saat itu, tepatnya Rabu (20/5), Ia bersama almarhum Heniko dari Sugapa tiba di kampung Jae, Distrik Wandai membawa obat-obatan. Almelek Bagau dan almarhum Heniko Somau merupakan PNS pada Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang juga merupakan Tim Kesehatan Pencegahan Virus Covid-19. Saat itu, keduanya  membawa radio HT yang diberikan oleh Dinas Kesehatan untuk komunikasi sesama petugas kesehatan lapangan dengan petugas Kesehatan di Posko Pencegahan Virus Corona.

Kamis (21/5), keduanya masih berada di kampung Jae, Distrik Wandai mengikuti ibadah kenaikan Isa Almasih. Bahkan Jumat (22/5), sekira pukul 08.00 WIT, korban masih bersantai di Rumah Almelek, hingga datang sekira 15 orang yang mengaku sebagai OPM.

Dalam kesaksiannya, 15 orang itu membawa senjata api laras panjang dan menghitamkan wajah mereka dengan arang dan tanah serta mereka berbicara menggunakan bahasa Dani. Mereka mengusir masyarakat yang berada di sekitar pasar.

“Saat itu,  saya bersama almarhum Heniko Somau sudah sempat keluar dari rumah, mau pergi ke pasar. Namun, sampai di depan rumah, kami ditahan oleh 15 orang tersebut kemudian mereka mengatakan bahwa “Kalian tinggal di tempat” dan ada yang mengatakan “duduk,,,,duduk, dan selanjutnya salah satu dari mereka mengatakan maksud kami bawa radio HT. Mereka mengira kami mata-mata,” bebernya.

Baca Juga :  Berusaha Kabur, Dihadiahi Timah Panas

Almelek kemudian menjelaskan bahwa radio HT yang mereka bawa milik Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang diberikan untuk komunikasi masalah virus Corona atau Covid-19.

Namun, saat itu para pelaku tetap mencurigai Almelek dan almarhum Heniko Somau adalah mata-mata aparat keamanan. Para pelaku menurut Almelek, kemudian menembak anjing peliharaannya dengan senjata api laras panjang.

Tidak hanya itu, sekelompok orang tersebut juga memaksa Almelek untuk mengaku dan secara tiba-tiba salah satu dari pelaku menembak kearah kaki rekannya almarhum Heniko Somau menggunakan senjata api laras panjang sebanyak satu kali. Tembakan tersebut mengenai betis sebelah kanan almarhum.

Kemudian, sekelompok orang tersebut menembak Almelek menggunakan senjata laras panjang sebanyak dua kali dan mengenai tumit dan pergelangan kaki sebelah kirinya. Mereka kembali menembak almarhum Heniko Somau sebanyak dua kali dan mengenai betis dan paha sebelah kiri.

“Mereka kembali menembak saya lagi satu kali dan mengenai betis sebelah kanan. Setelah itu sambil saya mengangkat tangan kanan saya dan mengatakan Tuhan saya salah apa? Mereka kembali menembak telapak tangan sebelah kanan saya dengan menggunakan pistol sebanyak satu kali,” kisahnya.

Tidak hanya itu kesakitan yang dirasakan Almelek, sekelompok orang tersebut membakar rumahnya sembari berteriak mengatakan kepala kampung dan kepala distrik untuk bertanggung jawab. Mereka kemudian pergi meninggalkan keduanya.

“Setelah mereka pergi, almarhum Heniko mengatakan kepada saya bahwa sobat kita dua ini salah apa? Kemudian saya menjawab sobat kita dua punya keadaan sama ini,” tuturnya.

Tak lama kemudian menurut Almelek, datang masyarakat setempat mengevakuasi mereka menggunakan motor ke Kabupaten Intan Jaya untuk mendapatkan perawatan medis. Namun didalam perjalanan Heniko Somau menghembuskan nafas terakhirnya. 

“Saya hanya bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan agar mereka dapat mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan Tuhan. Kelak nanti ketika saatnya Tuhan memanggil mereka karena perbuatan yang mereka lakukan disaat umat Kristen sedang merayakan hari Paskah atau kenaikan Tuhan Yesus Kristus dan juga dunia sedang dihadapi dengan virus Corona,” ucapnya.

Ia juga minta kepada pemerintah dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta HAM untuk melihat secara serius kondisi petugas kesehatan yang sedang menjalani tugas kemanusian dalam memerangi wabah virus Corona dari aksi keji yang dilakukan oleh KKB di Papua.

Baca Juga :  Duel Zona Degradasi

Sementara itu, Kapolres Intan Jaya, AKBP Yuli menyampaikan, jenazah Heniko Somau yang gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan sudah dimakamkan di kampung halamannya di kampung Pogapa, Distrik Komeo. 

“Yang jelas pelakunya mengarah ke KKB, karena tidak ada orang lain yang memegang senjata di Distrik Wandai kecuali KKB dan daerah itu juga merupakan daerah merah,” terangnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (26/5).

Korban sendiri lanjut Kapolres tidak mengenal pelaku yang menembak mereka. Namun yang pasti anggota sedang melakukan pengejaran terhadap sekelompok orang tersebut dan sementara situasi di wilayah hukumnya itu kondusif.

Dikatakan, dua tenaga medis yang tertembak saat itu sedang melakukan tugas mobilisasi obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) dari Sugapa ke daerah Wandai dalam rangka penanganan Covid-19. “Mereka ditembak saat menjalankan tugas dalam rangka penanganan Covid-19, dari Sugapa ke Distrik Wandai,” terangnya.

Senada dengan itu, Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni juga menyampaikan bahwa kondisi di Distrik Wandai sudah mulai berangsur normal. Meskipun demikian, Bupati Natalis Tabuni tetap meminta masyarakat berada di rumah untuk pencegahan Covid-19. “Petugas yang gugur juga sudah dimakamkan di kampung halamannya dan pelaku penembakan hingga saat ini belum ditangkap,” ucap Bupati Natalis Tabuni saat dihubungi Cenderawasih Pos, Selasa (26/5) malam. 

Terkait penembakan ini, Bupati Natalis Tabuni mengaku telah melakukan pertemuan dengan Kapolres Intan Jaya dan Dandim Paniai. Bupati Natalis Tabuni meminta agar kasus penembakan ini bisa segera diungkap dan pelakunya bisa diamankan untuk selanjutnya diproses hukum. 

Secara terpisah, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos menyampaikan belum menerima laporan terkait dengan penembakan tersebut. Namun kemungkinan menurut Sebby, bisa diduga justru TNI-Polri yang melakukan itu, dengan tujuan memojokan TPNPB. “OPM dan TPNPB pernah keluarkan pernyataan, bahwa mereka melindungi orang-orang yang melayani pencegahan dan pengobatan virus Corona,” kata Sebby. (fia/dil/nat)

EVAKUASI: Almelek Bagau salah seorang tenaga medis yang menjadi korban penembakan OTK di Intan Jaya saat dievakuasi ke Nabire untuk mendapat perawatan di RSUD Nabire, Sabtu (23/5). (FOTO:Humas Polda Papua for cepos)

Tenaga Medis Korban Penembakan Dimakamkan, Polisi Sebut Pelaku Mengarah ke KKB

JAYAPURA- Kabar duka di tengah penanganan pandemi, dua orang tenaga medis yang tergabung dalam tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Intan Jaya ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5).

Penembakan tersebut menyebabkan Heniko Somou, pegawai Kesehatan Kabupaten Intan Jaya gugur dengan luka tembak di bagian paha. Sementara Almelek Bagau, yang juga pegawai Kesehatan Kabupaten Intan Jaya mengalami luka tembak di bagian kaki, sudah dievakuasi ke Nabire dan mendapat perawatan di RSUD nabire sejak, Sabtu (23/5). Kondisi Almelek sendiri sudah berangsur membaik. 

Pegawai Kesehatan Kabupaten Intan Jaya itu menceritakan kisah pahit yang dialaminya bersama rekannya Heniko Somau yang nyawanya tidak tertolong. Dengan nada terbata-bata, disertai cucurnya air mata Almelek Bagau berkisah  kejadian yang dialaminya pada Sabtu (22/5) lalu. 

Saat itu, tepatnya Rabu (20/5), Ia bersama almarhum Heniko dari Sugapa tiba di kampung Jae, Distrik Wandai membawa obat-obatan. Almelek Bagau dan almarhum Heniko Somau merupakan PNS pada Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang juga merupakan Tim Kesehatan Pencegahan Virus Covid-19. Saat itu, keduanya  membawa radio HT yang diberikan oleh Dinas Kesehatan untuk komunikasi sesama petugas kesehatan lapangan dengan petugas Kesehatan di Posko Pencegahan Virus Corona.

Kamis (21/5), keduanya masih berada di kampung Jae, Distrik Wandai mengikuti ibadah kenaikan Isa Almasih. Bahkan Jumat (22/5), sekira pukul 08.00 WIT, korban masih bersantai di Rumah Almelek, hingga datang sekira 15 orang yang mengaku sebagai OPM.

Dalam kesaksiannya, 15 orang itu membawa senjata api laras panjang dan menghitamkan wajah mereka dengan arang dan tanah serta mereka berbicara menggunakan bahasa Dani. Mereka mengusir masyarakat yang berada di sekitar pasar.

“Saat itu,  saya bersama almarhum Heniko Somau sudah sempat keluar dari rumah, mau pergi ke pasar. Namun, sampai di depan rumah, kami ditahan oleh 15 orang tersebut kemudian mereka mengatakan bahwa “Kalian tinggal di tempat” dan ada yang mengatakan “duduk,,,,duduk, dan selanjutnya salah satu dari mereka mengatakan maksud kami bawa radio HT. Mereka mengira kami mata-mata,” bebernya.

Baca Juga :  Pj Gubernur: Bupati dan Forkopimda Dogiyai Sudah Lakukan Penanganan

Almelek kemudian menjelaskan bahwa radio HT yang mereka bawa milik Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang diberikan untuk komunikasi masalah virus Corona atau Covid-19.

Namun, saat itu para pelaku tetap mencurigai Almelek dan almarhum Heniko Somau adalah mata-mata aparat keamanan. Para pelaku menurut Almelek, kemudian menembak anjing peliharaannya dengan senjata api laras panjang.

Tidak hanya itu, sekelompok orang tersebut juga memaksa Almelek untuk mengaku dan secara tiba-tiba salah satu dari pelaku menembak kearah kaki rekannya almarhum Heniko Somau menggunakan senjata api laras panjang sebanyak satu kali. Tembakan tersebut mengenai betis sebelah kanan almarhum.

Kemudian, sekelompok orang tersebut menembak Almelek menggunakan senjata laras panjang sebanyak dua kali dan mengenai tumit dan pergelangan kaki sebelah kirinya. Mereka kembali menembak almarhum Heniko Somau sebanyak dua kali dan mengenai betis dan paha sebelah kiri.

“Mereka kembali menembak saya lagi satu kali dan mengenai betis sebelah kanan. Setelah itu sambil saya mengangkat tangan kanan saya dan mengatakan Tuhan saya salah apa? Mereka kembali menembak telapak tangan sebelah kanan saya dengan menggunakan pistol sebanyak satu kali,” kisahnya.

Tidak hanya itu kesakitan yang dirasakan Almelek, sekelompok orang tersebut membakar rumahnya sembari berteriak mengatakan kepala kampung dan kepala distrik untuk bertanggung jawab. Mereka kemudian pergi meninggalkan keduanya.

“Setelah mereka pergi, almarhum Heniko mengatakan kepada saya bahwa sobat kita dua ini salah apa? Kemudian saya menjawab sobat kita dua punya keadaan sama ini,” tuturnya.

Tak lama kemudian menurut Almelek, datang masyarakat setempat mengevakuasi mereka menggunakan motor ke Kabupaten Intan Jaya untuk mendapatkan perawatan medis. Namun didalam perjalanan Heniko Somau menghembuskan nafas terakhirnya. 

“Saya hanya bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan agar mereka dapat mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan Tuhan. Kelak nanti ketika saatnya Tuhan memanggil mereka karena perbuatan yang mereka lakukan disaat umat Kristen sedang merayakan hari Paskah atau kenaikan Tuhan Yesus Kristus dan juga dunia sedang dihadapi dengan virus Corona,” ucapnya.

Ia juga minta kepada pemerintah dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta HAM untuk melihat secara serius kondisi petugas kesehatan yang sedang menjalani tugas kemanusian dalam memerangi wabah virus Corona dari aksi keji yang dilakukan oleh KKB di Papua.

Baca Juga :  Sepakat Hingga Pukul 14.00 WIT

Sementara itu, Kapolres Intan Jaya, AKBP Yuli menyampaikan, jenazah Heniko Somau yang gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan sudah dimakamkan di kampung halamannya di kampung Pogapa, Distrik Komeo. 

“Yang jelas pelakunya mengarah ke KKB, karena tidak ada orang lain yang memegang senjata di Distrik Wandai kecuali KKB dan daerah itu juga merupakan daerah merah,” terangnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (26/5).

Korban sendiri lanjut Kapolres tidak mengenal pelaku yang menembak mereka. Namun yang pasti anggota sedang melakukan pengejaran terhadap sekelompok orang tersebut dan sementara situasi di wilayah hukumnya itu kondusif.

Dikatakan, dua tenaga medis yang tertembak saat itu sedang melakukan tugas mobilisasi obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) dari Sugapa ke daerah Wandai dalam rangka penanganan Covid-19. “Mereka ditembak saat menjalankan tugas dalam rangka penanganan Covid-19, dari Sugapa ke Distrik Wandai,” terangnya.

Senada dengan itu, Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni juga menyampaikan bahwa kondisi di Distrik Wandai sudah mulai berangsur normal. Meskipun demikian, Bupati Natalis Tabuni tetap meminta masyarakat berada di rumah untuk pencegahan Covid-19. “Petugas yang gugur juga sudah dimakamkan di kampung halamannya dan pelaku penembakan hingga saat ini belum ditangkap,” ucap Bupati Natalis Tabuni saat dihubungi Cenderawasih Pos, Selasa (26/5) malam. 

Terkait penembakan ini, Bupati Natalis Tabuni mengaku telah melakukan pertemuan dengan Kapolres Intan Jaya dan Dandim Paniai. Bupati Natalis Tabuni meminta agar kasus penembakan ini bisa segera diungkap dan pelakunya bisa diamankan untuk selanjutnya diproses hukum. 

Secara terpisah, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos menyampaikan belum menerima laporan terkait dengan penembakan tersebut. Namun kemungkinan menurut Sebby, bisa diduga justru TNI-Polri yang melakukan itu, dengan tujuan memojokan TPNPB. “OPM dan TPNPB pernah keluarkan pernyataan, bahwa mereka melindungi orang-orang yang melayani pencegahan dan pengobatan virus Corona,” kata Sebby. (fia/dil/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya