Friday, November 22, 2024
24.7 C
Jayapura

Diameter Semburan Sumur Gas Kian Melebar

Tak Hanya Lumpur, Kini Keluarkan Pasir

JAYAPURA – Semburan sumur gas di pemukiman masyarakat Bugis di Kampung Holtekamp masih terus terjadi. sumur tersebut masih terus mengeluarkan gas disertai air dan material pasir. Namun untuk volume pasir yang dikeluarkan dari dalam sumur tidak terlalu banyak.

Selain itu, diameter sumur yang semula hanya 3 inch sekarang sudah lebih besar atau lebar.

” Jadi sekarang selain mengeluarkan pasir,  awalnya lumpur saja tetapi sekarang hanya pasir dan juga  lebar sumur bukan lagi 3 inchi tetapi lebih lebar lagi kalau kita lihat sudah seperti drum,” kata Muhamad Haris, selaku pemilik lahan sewa tersebut kepada koran ini Senin (23/10) lalu.

Baca Juga :  Kebakaran di Kampung Yoka, ini Penyebabnya

Pantauan Cenderawasih Pos, debit air yang keluar dari dalam sumur itu sebenarnya tidak terlalu besar, meskipun secara ilmiah mereka juga belum melakukan pengukuran berapa debit air yang keluar dalam waktu 1 detik.

Sementara dari dalam sumur itu terlihat seperti air yang sedang mendidih diakibatkan oleh semburan gas. Hanya saja gas yang dikeluarkan dari dalam sumur tersebut  tidak mengeluarkan aroma apapun. Saat ini, pihak kepolisian sudah menutup akses masuk kedalam sumur dengan memasang garis polisi.

Sementara itu, Bangkit Sudrajad, salah satu dosen Prodi Teknik Geofisika  Universitas Cendrawasih menjelaskan  jika dilihat dari kandungan material lumpur dan pasir yang dikeluarkan dari dalam sumur itu, tidak mengandung minyak.  Selain itu apinya juga tidak memiliki asap.

Baca Juga :  Sekolah Negeri Wajib Siapkan Guru Sesuai Agama Siswa

“Kalau ini gas yang terbakar,  mahasiswa sebelumnya  sudah mengukur, yang panas itu dari apinya, suhunya sekitar 450 derajat. Sedangkan airnya itu tidak panas. Berartikan gas yang terbakar itu karena ada oksigen di permukaan,  itu yang akhirnya keluar api,” jelasnya.

Dari pengukuran yang sudah dilakukan pihaknya dengan menggunakan metode  tomografi resistivitas yaitu sama seperti geo listrik cuma pihaknya menggunakan parameter elektromagnetik, hasilnya pada kedalaman 21 sampai 28 meter itu ditemukan lapisan pasir dan lempung.  Kemungkinan lapisan pasir dan lempung itu yang menahan gas tersebut, namun akhirnya gas tersebut keluar akibat di bor.

Tak Hanya Lumpur, Kini Keluarkan Pasir

JAYAPURA – Semburan sumur gas di pemukiman masyarakat Bugis di Kampung Holtekamp masih terus terjadi. sumur tersebut masih terus mengeluarkan gas disertai air dan material pasir. Namun untuk volume pasir yang dikeluarkan dari dalam sumur tidak terlalu banyak.

Selain itu, diameter sumur yang semula hanya 3 inch sekarang sudah lebih besar atau lebar.

” Jadi sekarang selain mengeluarkan pasir,  awalnya lumpur saja tetapi sekarang hanya pasir dan juga  lebar sumur bukan lagi 3 inchi tetapi lebih lebar lagi kalau kita lihat sudah seperti drum,” kata Muhamad Haris, selaku pemilik lahan sewa tersebut kepada koran ini Senin (23/10) lalu.

Baca Juga :  Idul Adha Bisa Menumbuhkan Kepedelian Sesama

Pantauan Cenderawasih Pos, debit air yang keluar dari dalam sumur itu sebenarnya tidak terlalu besar, meskipun secara ilmiah mereka juga belum melakukan pengukuran berapa debit air yang keluar dalam waktu 1 detik.

Sementara dari dalam sumur itu terlihat seperti air yang sedang mendidih diakibatkan oleh semburan gas. Hanya saja gas yang dikeluarkan dari dalam sumur tersebut  tidak mengeluarkan aroma apapun. Saat ini, pihak kepolisian sudah menutup akses masuk kedalam sumur dengan memasang garis polisi.

Sementara itu, Bangkit Sudrajad, salah satu dosen Prodi Teknik Geofisika  Universitas Cendrawasih menjelaskan  jika dilihat dari kandungan material lumpur dan pasir yang dikeluarkan dari dalam sumur itu, tidak mengandung minyak.  Selain itu apinya juga tidak memiliki asap.

Baca Juga :  Bandara Sentani Tunggu Instruksi dari Pusat

“Kalau ini gas yang terbakar,  mahasiswa sebelumnya  sudah mengukur, yang panas itu dari apinya, suhunya sekitar 450 derajat. Sedangkan airnya itu tidak panas. Berartikan gas yang terbakar itu karena ada oksigen di permukaan,  itu yang akhirnya keluar api,” jelasnya.

Dari pengukuran yang sudah dilakukan pihaknya dengan menggunakan metode  tomografi resistivitas yaitu sama seperti geo listrik cuma pihaknya menggunakan parameter elektromagnetik, hasilnya pada kedalaman 21 sampai 28 meter itu ditemukan lapisan pasir dan lempung.  Kemungkinan lapisan pasir dan lempung itu yang menahan gas tersebut, namun akhirnya gas tersebut keluar akibat di bor.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya