Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Kabut Tebal, Pesawat Smart Air Gagal Landing

Pilot Tewas, Kopilot Luka-luka

JAYAPURA-Pesawat jenis Cessna Grand Caravan PK-SNN yang dioperasikan Smart Aviation gagal landing di Bandara Aminggaru Ilaga, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Senin (25/10) sekira pukul 07.20 WIT.

Pesawat yang diawaki Kapten Pilot Kuntardi dan Kopilot Egi Baskoro diduga gagal landing akibat kabut di ujung runway. Akibat kecelakaan ini, Pilot Kuntardi meninggal dunia, sementara Kopilot Egi Baskoro mengalami luka-luka.

Pilot Kuntardi menghembuskan nafas terakhirnya saat dievakuasi dari Bandara Aminggaru menuju Puskesmas. Sementara Kopilot Egi Baskoro  langsung mendapat perawatan medis.

Kepala Bandara Aminggaru, Ilaga, Herman Sujito mengatakan, pesawat Cessna Grand Caravan PK-SNN yang dioperasikan Smart Aviation ini terbang dari Bandara Mozes Kilangin, Timika, Kabupaten Mimika membawa bahan makanan menuju Bandara Aminggaru, Ilaga. 

Herman mengatakan, saat mendarat pesawat tergelincir hingga akhirnya mengalami kecelakaan.  “Kami belum bisa memastikan penyebabnya apa, karena masih menunggu hasil investigasi KNKT,” ungkap Herman kepada Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, kemarin.

Dalam kecelakaan ini, pilot pesawat bernama Kuntardi menurut Herman nyawanya tidak tertolong. “Pilot meninggal dunia saat evakuasi dari bandara ke puskesmas, hingga akhirnya meninggal dunia di Puskesmas. Untuk Kopilotnya masih mendapatkan penanganan medis,” kata Herman.

Herman menyebutkan, jenazah rencananya diterbangkan ke Mimika dan akan diteruskan kepihak keluarga yang ada di Jakarta. “Pesawat sudah dipindahkan dari bandara setelah dilakukan koordinasi dengan pihak KNKT supaya landasan bisa digunakan,” tutupnya.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, sekira pukul 07.20 WIT, pesawat Smart PK – SNN dari Bandara Timika akan landing di Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak. Namun karena adanya kabut di ujung runway sehingga pesawat landing dengan approach yang terlalu rendah.

“Pukul 07. 30 WIT, pilot dan kopilot dievakuasi ke Puskesmas Ilaga menggunakan mobil ambulance. Pukul 07.40 WIT, korban tiba di Puskesmas Ilaga dan langsung ditangani oleh tim medis dengan upaya memompa jantung dan pernafasan. Namun Pilot Kuntardi  tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 08.10 WIT,” bebernya.

Baca Juga :  Dewan Gereja Sebut Pemekaran Senjata Ampuh Penguasaan dan Pendudukan Indonesia 

Sementara Kopilot atas nama Egi Baskoro menurut Kamal  masih dalam keadaan sadar dan sementara dirawat di Puskesmas Ilaga dan selanjutnya akan dievakuasi ke Timika.

“Saat kejadian, cuaca di sekitar bandara diselimuti kabut tebal. Untuk penyebab gagal landing masih dilakukan penyelidikan,” ucap Kamal.

Dikutip dari kantor Berita Antara, Senin (25/10), manajemen maskapai penerbangan Smart Aviation belum bisa memastikan penyebab kecelakaan yang menimpa salah satu pesawatnya dengan kode penerbangan PK-SNN di Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, Senin pagi.

“Saya belum berani mengomentari penyebab kecelakaan menimpa pesawat kami di Ilaga itu. Yang jelas nanti akan ada investigasi oleh KNKT dan pihak Kementerian Perhubungan,” kata Kapten Pilot Alan Satria Purnama selaku Pimpinan Kantor Perwakilan Smart Air di Timika, kemarin.

Ia menyebutkan saat penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika ke Bandara Aminggaru Ilaga, kemarin pagi, pesawat Smart Air jenis Cessna Grand Caravan mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat di Kabupaten Puncak.

“Semuanya barang kebutuhan pokok masyarakat seperti daging ayam, sayur-mayur dan lain-lain. Pesawat terbang dari Bandara Timika pada pukul 07.40 WIT dan tiba di Bandara Ilaga pada pukul 08.15 WIT,” kata Kapten Alan yang saat kejadian itu juga sedang terbang dengan pesawat Smart Air dari Bandara Nabire menuju Bandara Sugapa, Intan Jaya.

“Beliau meninggal di Rumah Sakit Ilaga. Setelah kejadian, beliau tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari Bandara Ilaga. Setiba di rumah sakit, beliau dinyatakan sudah meninggal dunia,” jelas Kapten Alan.

Adapun jenazah Kapten Pilot Kuntardi sudah diberangkatkan ke Jakarta pada kemarin petang dengan penerbangan Batik Air dari Bandara Mozes Kilangin, Timika. “Rencananya sampai di Jakarta beliau langsung dikebumikan,” ujarnya.

Baca Juga :  Pengungsi Minta Jaminan Keamanan

Adapun Kopilot Baskoro yang ikut dalam penerbangan pesawat Smart Air yang mengalami kecelakaan itu juga sudah dievakuasi ke Timika dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Mimika.

“Kopilot masih baik-baik saja, masih sadarkan diri. Saat dievakuasi ke Timika, dokter di rumah sakit Ilaga menanyakan kondisinya dan menyatakan siap dirujuk ke RSUD Mimika yang fasilitas kesehatannya lebih memadai,” kata Kapten Alan.

Maskapai Smart Aviation mengoperasikan tiga armada pesawat jenis Cessna Grand Caravan di Bandara Timika. Dimana setiap hari melayani penerbangan mengangkut kargo barang maupun penumpang dengan tujuan Ilaga dan sejumlah bandara kecil/perintis di wilayah pedalaman Papua.

Atas kejadian itu, Kapten Alan mengharapkan seluruh pilot dan kopilot yang mengoperasikan pesawat terbang berbadan kecil ke wilayah pedalaman Papua agar lebih ekstra hati-hati mengingat medan di Papua sangat berat dengan kondisi cuaca yang setiap saat bisa berubah drastis.

Secara terpisah Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena mengatakan jenazah Kapten Pilot Kuntardi pada Senin pagi dievakuasi dari Ilaga ke Timika untuk dilakukan pemulasaraan jenazah lalu dimandikan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan RDT Covid-19.

“Hasil pemeriksaan RDT almarhum negatif sehingga memungkinkan untuk jenazah diberangkatkan ke Jakarta,” kata Lucky. 

Adapun insiden pesawat gagal landing di Bandara Aminggaru ini bukan yang pertama. Pada tahun 2017, pesawat Grand Caravan tipe C-208 PK MPS milik MAF (Mission Aviation Felowship) yang terbang dari Nabire menuju Ilaga, juga gagal landing hingga mengakibatkan roda belakang patah. Pilot dan empat penumpang (tiga dewasa, satu anak-anak) selamat.

Kemudian pada tahun 2019, pesawat Twin Otter PK-DPT yang dioperasikan PT. Dabi Air terbang dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Aminggaru, Ilaga juga tergelincir dan keluar landasan pacu. Tidak ada korban jiwa dalam insiden pesawat yang mengangkut barang sembako. Pesawat mengalami kerusakan di bagian depan setelah menabrak batu. (fia/nat)

Pilot Tewas, Kopilot Luka-luka

JAYAPURA-Pesawat jenis Cessna Grand Caravan PK-SNN yang dioperasikan Smart Aviation gagal landing di Bandara Aminggaru Ilaga, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Senin (25/10) sekira pukul 07.20 WIT.

Pesawat yang diawaki Kapten Pilot Kuntardi dan Kopilot Egi Baskoro diduga gagal landing akibat kabut di ujung runway. Akibat kecelakaan ini, Pilot Kuntardi meninggal dunia, sementara Kopilot Egi Baskoro mengalami luka-luka.

Pilot Kuntardi menghembuskan nafas terakhirnya saat dievakuasi dari Bandara Aminggaru menuju Puskesmas. Sementara Kopilot Egi Baskoro  langsung mendapat perawatan medis.

Kepala Bandara Aminggaru, Ilaga, Herman Sujito mengatakan, pesawat Cessna Grand Caravan PK-SNN yang dioperasikan Smart Aviation ini terbang dari Bandara Mozes Kilangin, Timika, Kabupaten Mimika membawa bahan makanan menuju Bandara Aminggaru, Ilaga. 

Herman mengatakan, saat mendarat pesawat tergelincir hingga akhirnya mengalami kecelakaan.  “Kami belum bisa memastikan penyebabnya apa, karena masih menunggu hasil investigasi KNKT,” ungkap Herman kepada Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, kemarin.

Dalam kecelakaan ini, pilot pesawat bernama Kuntardi menurut Herman nyawanya tidak tertolong. “Pilot meninggal dunia saat evakuasi dari bandara ke puskesmas, hingga akhirnya meninggal dunia di Puskesmas. Untuk Kopilotnya masih mendapatkan penanganan medis,” kata Herman.

Herman menyebutkan, jenazah rencananya diterbangkan ke Mimika dan akan diteruskan kepihak keluarga yang ada di Jakarta. “Pesawat sudah dipindahkan dari bandara setelah dilakukan koordinasi dengan pihak KNKT supaya landasan bisa digunakan,” tutupnya.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, sekira pukul 07.20 WIT, pesawat Smart PK – SNN dari Bandara Timika akan landing di Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak. Namun karena adanya kabut di ujung runway sehingga pesawat landing dengan approach yang terlalu rendah.

“Pukul 07. 30 WIT, pilot dan kopilot dievakuasi ke Puskesmas Ilaga menggunakan mobil ambulance. Pukul 07.40 WIT, korban tiba di Puskesmas Ilaga dan langsung ditangani oleh tim medis dengan upaya memompa jantung dan pernafasan. Namun Pilot Kuntardi  tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 08.10 WIT,” bebernya.

Baca Juga :  Mapolda Papua Akan Diresmikan Kapolri

Sementara Kopilot atas nama Egi Baskoro menurut Kamal  masih dalam keadaan sadar dan sementara dirawat di Puskesmas Ilaga dan selanjutnya akan dievakuasi ke Timika.

“Saat kejadian, cuaca di sekitar bandara diselimuti kabut tebal. Untuk penyebab gagal landing masih dilakukan penyelidikan,” ucap Kamal.

Dikutip dari kantor Berita Antara, Senin (25/10), manajemen maskapai penerbangan Smart Aviation belum bisa memastikan penyebab kecelakaan yang menimpa salah satu pesawatnya dengan kode penerbangan PK-SNN di Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, Senin pagi.

“Saya belum berani mengomentari penyebab kecelakaan menimpa pesawat kami di Ilaga itu. Yang jelas nanti akan ada investigasi oleh KNKT dan pihak Kementerian Perhubungan,” kata Kapten Pilot Alan Satria Purnama selaku Pimpinan Kantor Perwakilan Smart Air di Timika, kemarin.

Ia menyebutkan saat penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika ke Bandara Aminggaru Ilaga, kemarin pagi, pesawat Smart Air jenis Cessna Grand Caravan mengangkut bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat di Kabupaten Puncak.

“Semuanya barang kebutuhan pokok masyarakat seperti daging ayam, sayur-mayur dan lain-lain. Pesawat terbang dari Bandara Timika pada pukul 07.40 WIT dan tiba di Bandara Ilaga pada pukul 08.15 WIT,” kata Kapten Alan yang saat kejadian itu juga sedang terbang dengan pesawat Smart Air dari Bandara Nabire menuju Bandara Sugapa, Intan Jaya.

“Beliau meninggal di Rumah Sakit Ilaga. Setelah kejadian, beliau tidak sadarkan diri sehingga langsung dibawa ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari Bandara Ilaga. Setiba di rumah sakit, beliau dinyatakan sudah meninggal dunia,” jelas Kapten Alan.

Adapun jenazah Kapten Pilot Kuntardi sudah diberangkatkan ke Jakarta pada kemarin petang dengan penerbangan Batik Air dari Bandara Mozes Kilangin, Timika. “Rencananya sampai di Jakarta beliau langsung dikebumikan,” ujarnya.

Baca Juga :  Pengungsi Minta Jaminan Keamanan

Adapun Kopilot Baskoro yang ikut dalam penerbangan pesawat Smart Air yang mengalami kecelakaan itu juga sudah dievakuasi ke Timika dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Mimika.

“Kopilot masih baik-baik saja, masih sadarkan diri. Saat dievakuasi ke Timika, dokter di rumah sakit Ilaga menanyakan kondisinya dan menyatakan siap dirujuk ke RSUD Mimika yang fasilitas kesehatannya lebih memadai,” kata Kapten Alan.

Maskapai Smart Aviation mengoperasikan tiga armada pesawat jenis Cessna Grand Caravan di Bandara Timika. Dimana setiap hari melayani penerbangan mengangkut kargo barang maupun penumpang dengan tujuan Ilaga dan sejumlah bandara kecil/perintis di wilayah pedalaman Papua.

Atas kejadian itu, Kapten Alan mengharapkan seluruh pilot dan kopilot yang mengoperasikan pesawat terbang berbadan kecil ke wilayah pedalaman Papua agar lebih ekstra hati-hati mengingat medan di Papua sangat berat dengan kondisi cuaca yang setiap saat bisa berubah drastis.

Secara terpisah Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena mengatakan jenazah Kapten Pilot Kuntardi pada Senin pagi dievakuasi dari Ilaga ke Timika untuk dilakukan pemulasaraan jenazah lalu dimandikan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan RDT Covid-19.

“Hasil pemeriksaan RDT almarhum negatif sehingga memungkinkan untuk jenazah diberangkatkan ke Jakarta,” kata Lucky. 

Adapun insiden pesawat gagal landing di Bandara Aminggaru ini bukan yang pertama. Pada tahun 2017, pesawat Grand Caravan tipe C-208 PK MPS milik MAF (Mission Aviation Felowship) yang terbang dari Nabire menuju Ilaga, juga gagal landing hingga mengakibatkan roda belakang patah. Pilot dan empat penumpang (tiga dewasa, satu anak-anak) selamat.

Kemudian pada tahun 2019, pesawat Twin Otter PK-DPT yang dioperasikan PT. Dabi Air terbang dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Aminggaru, Ilaga juga tergelincir dan keluar landasan pacu. Tidak ada korban jiwa dalam insiden pesawat yang mengangkut barang sembako. Pesawat mengalami kerusakan di bagian depan setelah menabrak batu. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya