Wednesday, April 24, 2024
32.7 C
Jayapura

Take Down Medsos Bagian dari Godaan Puasa

INTERNET: Yohana wartawati Cenderawasih Pos saat melihat perkembangan berita via internet dari telepon selulernya di sela kesibukannya di gedung Graha Pena Papua, Jumat (24/5) malam. ( FOTO : YONATHAN/CEPOS)

Penggunaan VPN Rawan Pencurian Data Pribadi

JAYAPURA- Sejak Rabu malam (22/5) pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika mulai mempersiapkan untuk membatasi penggunaan layanan internet guna mencegah beredarnya berita hoax pasca aksi “people power” di Jakarta. Yang dilakukan adalah me- take down jaringan untuk membatasi penggunaan media sosial (Medsos) terutama yang berhubungan dengan video dan gambar. 

 Namun esoknya tak sedikit yang menggunakan aplikasi VPN (Virtual Private Network)  yang akhirnya akses internet kembali normal. Pengguna android bisa tetap berselancar di internet dengan mengakses gambar maupun video. Namun dari banyaknya yang mengunakan VPN ini menurut Sekretaris Eksekutif Rumah Belajar Papua (RBP) Dian Wasaraka publik harus memahami untung rugi menggunakan VPN. 

Baca Juga :  Hoaks, Aparat Perkosa IRT di Intan Jaya

“Yang paling besar adalah pencurian data pribadi. Nama kita,  nomor rekening, nama ibu kandung alamat dan lain-lain. Ini berkaitan dengan transaksi keuangan. Kita bisa bilang saldo tidak banyak namun bagaimana jika data ini digunakan untuk menipu atas nama kita,” ujar Dian, Jumat (24/5). 

Selain itu yang perlu diantisipasi adalah serangan virus dan malwere  yang disalurkan melalui VPN gratis yang diistilahkan “malvertising”.

 “Kalau sudah begitu bisa repot sendiri karena perangkat bisa dilumpuhkan dan dirusak,” bebernya. Untuk VPN berbayar dipastikan lebih aman, namun yang beredar saat ini adalah VPN gratisan yang sangat membuka ruang terjadi peretasan data menggunakan komputer pengguna VPN gratis (IP Address) sebagai Network Endpoint. Ini lanjut Dian juga membuka ruang untuk lahirnya risiko serangan Man in the Middle yakni serangan terhadap sistem komputer yang saling berkomunikasi satu sama lain. 

Baca Juga :  Bupati Usman Wanimbo Perluas Kampung KB

 “Ketika menggunakan VPN data  si pengguna akan mengalir melalui server layanan VPN tersebut jadi saran kami sebaiknya segera berhenti menggunakan VPN gratis karena sangat berbahaya,” jelasnya. 

Toh lanjut Dian dengan pembatasan ini khususnya yang sedang berpuasa ini bisa dijadikan sebagai bahan untuk menahan diri dari godaan. “Godaan bermain dan ketergantungan terhadap handphone. Ini waktunya untuk lebih tenang berkumpul dengan keluarga dan melupakan handphone sesaat,” sarannya. (ade/nat)

INTERNET: Yohana wartawati Cenderawasih Pos saat melihat perkembangan berita via internet dari telepon selulernya di sela kesibukannya di gedung Graha Pena Papua, Jumat (24/5) malam. ( FOTO : YONATHAN/CEPOS)

Penggunaan VPN Rawan Pencurian Data Pribadi

JAYAPURA- Sejak Rabu malam (22/5) pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika mulai mempersiapkan untuk membatasi penggunaan layanan internet guna mencegah beredarnya berita hoax pasca aksi “people power” di Jakarta. Yang dilakukan adalah me- take down jaringan untuk membatasi penggunaan media sosial (Medsos) terutama yang berhubungan dengan video dan gambar. 

 Namun esoknya tak sedikit yang menggunakan aplikasi VPN (Virtual Private Network)  yang akhirnya akses internet kembali normal. Pengguna android bisa tetap berselancar di internet dengan mengakses gambar maupun video. Namun dari banyaknya yang mengunakan VPN ini menurut Sekretaris Eksekutif Rumah Belajar Papua (RBP) Dian Wasaraka publik harus memahami untung rugi menggunakan VPN. 

Baca Juga :  Tidak Ada Ibadah Tatap Muka!

“Yang paling besar adalah pencurian data pribadi. Nama kita,  nomor rekening, nama ibu kandung alamat dan lain-lain. Ini berkaitan dengan transaksi keuangan. Kita bisa bilang saldo tidak banyak namun bagaimana jika data ini digunakan untuk menipu atas nama kita,” ujar Dian, Jumat (24/5). 

Selain itu yang perlu diantisipasi adalah serangan virus dan malwere  yang disalurkan melalui VPN gratis yang diistilahkan “malvertising”.

 “Kalau sudah begitu bisa repot sendiri karena perangkat bisa dilumpuhkan dan dirusak,” bebernya. Untuk VPN berbayar dipastikan lebih aman, namun yang beredar saat ini adalah VPN gratisan yang sangat membuka ruang terjadi peretasan data menggunakan komputer pengguna VPN gratis (IP Address) sebagai Network Endpoint. Ini lanjut Dian juga membuka ruang untuk lahirnya risiko serangan Man in the Middle yakni serangan terhadap sistem komputer yang saling berkomunikasi satu sama lain. 

Baca Juga :  Panglima TNI Akan Perhatikan Tiga Daerah Rawan

 “Ketika menggunakan VPN data  si pengguna akan mengalir melalui server layanan VPN tersebut jadi saran kami sebaiknya segera berhenti menggunakan VPN gratis karena sangat berbahaya,” jelasnya. 

Toh lanjut Dian dengan pembatasan ini khususnya yang sedang berpuasa ini bisa dijadikan sebagai bahan untuk menahan diri dari godaan. “Godaan bermain dan ketergantungan terhadap handphone. Ini waktunya untuk lebih tenang berkumpul dengan keluarga dan melupakan handphone sesaat,” sarannya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya