Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Kabar Kematian Seratusan Pengungsi Nduga Dibantah

JUMPA PERS: Dari kiri ke kanan Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf. Candra Dianto, SH, Pastor Jhon Jongga, dan Kapolres Jayawijaya AKBP. Tonny Ananda Swadaya saat memberikan keterangan pers, Selasa (23/7). ( FOTO : Denny/ Cepos )

WAMENA-Merebaknya kabar yang menyebutkan 130 sampai 139 orang pengungsi Kabupaten Nduga meninggal dunia dibantah pihak Kepolisian, TNI dan tokoh agama. 

Pihak TNI, Polri dan tokoh agama sudah turun melakukan pengecekan di beberapa titik kumpul pengungsi di Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya dan Nduga, tidak ditemukan adanya 130 pengungsi yang meninggal. 

Tokoh agama Kabupaten Jayawijaya Pastor Jhon Jongga mengaku bingung dengan pemberitaan yang dilansir beberapa media nasional tentang kematian pengungsi di Nduga.  Untuk itu, pihaknya langsung turun melakukan pengecekan di lapangan. 

”Dalam pengamatan saya kalau yang meninggal itu memang ada karena mereka dimakamkan dengan cara dikubur sehingga gampang untuk memastikan kuburan yang ada. Tapi tidak sebanyak itu (130, red). Dari awal Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga dan bupati pernah menyampaikan jika ada 60 orang sudah meninggal,” jelasnya saat memberikan keterangan pers, Selasa (23/7). 

Dikatakan, ada petugas kesehatan yang bertugas di Distrik Mugi menyatakan ada sekira 40 orang yang meninggal. Namun setelah dipastikan dan melihat kuburan yang ada, terdapat 10 sampai 12 orang yang meninggal di Distrik Mugi, Dal dan Yal, 

“Saya coba menghubungi teman-teman yang menyebutkan angka 130 orang yang meninggal dan mereka mengaku jika melihat lewat Medsos. Ini menjadi tugas berat bagi Kepolisian dan TNI untuk mencari tahu kejadian yang sebenarnya dari tiga versi cerita yang berkembang di masyarakat. Ini sangat berbahaya bagi kita karena jumlah ini tidak sedikit dan kabarnya mereka meninggal karena lapar dan tak ada obat,” sesalnya.

Baca Juga :  Dua Hari Buron, Pelaku Pemerkosaan di Buper Ditangkap

Pihak gereja menurutnya sangat menyesalkan penanganan terhadap masyarakat Nduga ini. Sebab dalam pertemuan dengan Gubernur Papua masalah Nduga ditarik menjadi masalah Provinsi Papua dan bukan lagi oleh Pemda Nduga. Namun sayangnya belum ada langkah apa-apa yang dilakukan pemprov Papua.  

 “Dari beberapa rekan pendeta yang melakukan pemakaman terhadap masyarakat yang meninggal dunia kebanyakan menyebutkan jika ini karena kelaparan, sehingga menurut saya kalau penyakit ini harus dilihat lagi ke dinas kesehatan,” tambahnya.

Di tempat yang sama Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya mengaku telah berkoordinasi dengan kepala suku besar di Kabupaten Nduga, Jack Andre Kimeye. Dari hasil koordinasi menurut Tonny Ananda, informasi yang menyebutkan adanya kematian 139 tidak benar. 

Kepala suku besar Nduga menurut Tonny Ananda menyebutkan di Kenyam ada warga yang meninggal 7 orang namun bukan pengungsi.

“Kami juga sempat berkoordinasi dengan pemerintah lewat asisten sekda, yang sempat kaget dengan adanya informasi 139 orang yang meninggal. Disampaikan bahwa di Nduga tidak ada yang meninggal lagi. Di Kuyawage, Lanny Jaya juga tidak ada yang meninggal. Kami sudah koordinasi dengan Sekda Lanny Jaya,” tegasnya. 

Dirinya menyayangkan adanya informasi yang diduga sengaja dibuat untuk menimbulkan keresahan di masyarakat. Untuk itu, TNI dan Polri sudah melakukan pengecekan di lapangan dan informasi meningalnya 139 pengungsi Nduga, adalah kabar bohong.

“Kalau ada kematian sebanyak itu, pasti meledak. Kami coba untuk mengklarifikasi berita itu dan memang tidak benar,” sesalnya. 

Baca Juga :  Pemuda Kingmi perlu bersaing disegala bidang

Kapolres Tonny Ananda berjanji akan mencari pelaku penyebar berita yang tidak benar ini. Pihaknya akan meminta bantuan kepada tim Cyber Mabes Polri agar menindaklanjuti untuk mencari tahu siapa penyebar berita ini agar ditangkap dan ditindak tegas.

Senada dengan Kapolres, Dandim 1702/ Jayawijaya Letkol Inf. Candra Dianto mengatakan, sejak adanya pemberitaan tentang 139 orang yang meninggal dunia dalam pengungsian dari Kabupaten Nduga, pihaknya langsung melakukan penyelidikan di lapangan dengan mengarahkan personel  dari Koramil bekerja sama dengan Polsek dan tokoh agama. 

“Memang ada pengungsian yang cukup besar dari wilayah Mugi, Yal, Mbua, Mapenduma dan Paro. Ada tiga titik yang menjadi tujuan yakni ke Kenyam Kabupaten Nduga, Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya dan Wamena Ibukota Jayawijaya. Kami sudah mengecek di tiga sumber titik pengungsian dan semua dalam keadaan aman,” jelasnya. 

Dandim menyebutkan, dari Pemkab Nduga juga menyampaikan hal yang sama. Dimana Pemkab Nduga telah memberikan tempat tinggal bagi para pengungsi dengan menempati rumah-rumah yang kosong. Selain itu, pemda melalui Dinas Sosial Kabupaten Nduga juga telah menyalurkan bantuan. 

“Kami sudah melakukan pengecekan kalau memang ada kematian warga pengungsi sebanyak itu, angkanya sangat spektakuler. Dalam satu waktu ada yang meninggal 10 sampai 15 orang saja mungkin jadi viral. Apalagi dalam jumlah yang sangat besar 139 sangat spektakuler,” tuturnya.(jo/nat) 

JUMPA PERS: Dari kiri ke kanan Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf. Candra Dianto, SH, Pastor Jhon Jongga, dan Kapolres Jayawijaya AKBP. Tonny Ananda Swadaya saat memberikan keterangan pers, Selasa (23/7). ( FOTO : Denny/ Cepos )

WAMENA-Merebaknya kabar yang menyebutkan 130 sampai 139 orang pengungsi Kabupaten Nduga meninggal dunia dibantah pihak Kepolisian, TNI dan tokoh agama. 

Pihak TNI, Polri dan tokoh agama sudah turun melakukan pengecekan di beberapa titik kumpul pengungsi di Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya dan Nduga, tidak ditemukan adanya 130 pengungsi yang meninggal. 

Tokoh agama Kabupaten Jayawijaya Pastor Jhon Jongga mengaku bingung dengan pemberitaan yang dilansir beberapa media nasional tentang kematian pengungsi di Nduga.  Untuk itu, pihaknya langsung turun melakukan pengecekan di lapangan. 

”Dalam pengamatan saya kalau yang meninggal itu memang ada karena mereka dimakamkan dengan cara dikubur sehingga gampang untuk memastikan kuburan yang ada. Tapi tidak sebanyak itu (130, red). Dari awal Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga dan bupati pernah menyampaikan jika ada 60 orang sudah meninggal,” jelasnya saat memberikan keterangan pers, Selasa (23/7). 

Dikatakan, ada petugas kesehatan yang bertugas di Distrik Mugi menyatakan ada sekira 40 orang yang meninggal. Namun setelah dipastikan dan melihat kuburan yang ada, terdapat 10 sampai 12 orang yang meninggal di Distrik Mugi, Dal dan Yal, 

“Saya coba menghubungi teman-teman yang menyebutkan angka 130 orang yang meninggal dan mereka mengaku jika melihat lewat Medsos. Ini menjadi tugas berat bagi Kepolisian dan TNI untuk mencari tahu kejadian yang sebenarnya dari tiga versi cerita yang berkembang di masyarakat. Ini sangat berbahaya bagi kita karena jumlah ini tidak sedikit dan kabarnya mereka meninggal karena lapar dan tak ada obat,” sesalnya.

Baca Juga :  Triwulan Pertama MRP Habiskan Anggaran Rp 41 Miliar

Pihak gereja menurutnya sangat menyesalkan penanganan terhadap masyarakat Nduga ini. Sebab dalam pertemuan dengan Gubernur Papua masalah Nduga ditarik menjadi masalah Provinsi Papua dan bukan lagi oleh Pemda Nduga. Namun sayangnya belum ada langkah apa-apa yang dilakukan pemprov Papua.  

 “Dari beberapa rekan pendeta yang melakukan pemakaman terhadap masyarakat yang meninggal dunia kebanyakan menyebutkan jika ini karena kelaparan, sehingga menurut saya kalau penyakit ini harus dilihat lagi ke dinas kesehatan,” tambahnya.

Di tempat yang sama Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya mengaku telah berkoordinasi dengan kepala suku besar di Kabupaten Nduga, Jack Andre Kimeye. Dari hasil koordinasi menurut Tonny Ananda, informasi yang menyebutkan adanya kematian 139 tidak benar. 

Kepala suku besar Nduga menurut Tonny Ananda menyebutkan di Kenyam ada warga yang meninggal 7 orang namun bukan pengungsi.

“Kami juga sempat berkoordinasi dengan pemerintah lewat asisten sekda, yang sempat kaget dengan adanya informasi 139 orang yang meninggal. Disampaikan bahwa di Nduga tidak ada yang meninggal lagi. Di Kuyawage, Lanny Jaya juga tidak ada yang meninggal. Kami sudah koordinasi dengan Sekda Lanny Jaya,” tegasnya. 

Dirinya menyayangkan adanya informasi yang diduga sengaja dibuat untuk menimbulkan keresahan di masyarakat. Untuk itu, TNI dan Polri sudah melakukan pengecekan di lapangan dan informasi meningalnya 139 pengungsi Nduga, adalah kabar bohong.

“Kalau ada kematian sebanyak itu, pasti meledak. Kami coba untuk mengklarifikasi berita itu dan memang tidak benar,” sesalnya. 

Baca Juga :  Dua Hari Buron, Pelaku Pemerkosaan di Buper Ditangkap

Kapolres Tonny Ananda berjanji akan mencari pelaku penyebar berita yang tidak benar ini. Pihaknya akan meminta bantuan kepada tim Cyber Mabes Polri agar menindaklanjuti untuk mencari tahu siapa penyebar berita ini agar ditangkap dan ditindak tegas.

Senada dengan Kapolres, Dandim 1702/ Jayawijaya Letkol Inf. Candra Dianto mengatakan, sejak adanya pemberitaan tentang 139 orang yang meninggal dunia dalam pengungsian dari Kabupaten Nduga, pihaknya langsung melakukan penyelidikan di lapangan dengan mengarahkan personel  dari Koramil bekerja sama dengan Polsek dan tokoh agama. 

“Memang ada pengungsian yang cukup besar dari wilayah Mugi, Yal, Mbua, Mapenduma dan Paro. Ada tiga titik yang menjadi tujuan yakni ke Kenyam Kabupaten Nduga, Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya dan Wamena Ibukota Jayawijaya. Kami sudah mengecek di tiga sumber titik pengungsian dan semua dalam keadaan aman,” jelasnya. 

Dandim menyebutkan, dari Pemkab Nduga juga menyampaikan hal yang sama. Dimana Pemkab Nduga telah memberikan tempat tinggal bagi para pengungsi dengan menempati rumah-rumah yang kosong. Selain itu, pemda melalui Dinas Sosial Kabupaten Nduga juga telah menyalurkan bantuan. 

“Kami sudah melakukan pengecekan kalau memang ada kematian warga pengungsi sebanyak itu, angkanya sangat spektakuler. Dalam satu waktu ada yang meninggal 10 sampai 15 orang saja mungkin jadi viral. Apalagi dalam jumlah yang sangat besar 139 sangat spektakuler,” tuturnya.(jo/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya