JAYAPURA-Berdasarkan monitoring perkembangan musim hujan di Provinsi Papua bahwa saat ini terpantau semua wilayah zona musim (ZOM) di Papua berada dalam periode musim hujan.
Musim hujan ini telah berlangsung sejak bulan Oktober 2021 dan secara umum akan berlangsung hingga bulan April 2022.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Romsumbre, S.Si., mengatakan, data iklim menunjukkan puncak musim hujan umumnya terjadi pada bulan Januari, Februari dan Maret setiap tahunnya. Musim hujan kali ini pun terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena iklim global La Nina. Fenomena iklim global La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia.
“La Nina diperkirakan berlangsung hingga bulan April 2022. Aktifnya La Nina bersamaan dengan musim hujan cenderung akan meningkatkan curah hujan bulanan di beberapa wilayah di Papua,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (21/1).
Dijelaskan, untuk gambaran umum pengaruh La Nina terhadap curah hujan di Papua, peningkatan curah hujan (lebih dari 10%) di wilayah Papua bagian utara terjadi di Nabire, Paniai,Sarmi, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom.
Sementara untuk wilayah Papua bagian selatan meliputi Dogiyai, Deiyai, Nduga, Mimika dan sebagian wilayah Asmat mengalami peningkatan hujan sebesar 10-40%. Wilayah Mappi, sebagian kecil Asmat, Boven Digoel dan Merauke secara umum diprediksi mengalami penurunan sebesar -10 sampai -20%.
Disamping itu, berdasarkan pantauan kondisi dinamika atsmofer terkini tanggal 21 Januari 2022, saat ini terpantau adanya belokan angin di wilayah Papua bagian utara serta aktifnya gelombang atmosfer Low Frequency. Kondisi ini umumnya akan meningkatkan labilitas atmosfer dan menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk dua hingga tiga hari ke depan di wilayah Papua bagian utara.
Prospek cuaca sepekan ke depan tanggal 22 Januari hingga 28 Januari 2022 sebagai berikut untuk Papua secara umum berawan hingga hujan ringan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Biak, Nabire, Merauke, Asmat, Mimika dan sebagian besar pegunungan Tengah Papua.
Secara klimatologis, hujan-hujan lebat pun umumnya terjadi pada malam dan dini hari.
Selama musim penghujan, hari hujan meningkat dan terjadinya hujan dengan intensitas bervariasi baik hujan ringan, sedang maupun hujan lebat hingga ekstrim. Namun, pada periode puncak musim penghujan, kondisi atmosfer secara umum akan lebih labil. Sehingga apabila terjadi gangguan di atmosfer maka peluang kejadian hujan lebat akan berpotensi besar terjadi. Yakni hujan lebih dari 50 mm perhari (hujan lebat) dan dapat menyebabkan bencana seperti banjir, longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang.
Gangguan-gangguan atmosfer umumnya tidak terjadi secara terus menerus. Namun periode perulangannya lebih pendek (gangguan dapat berulang daalam beberapa hari atau minggu) dan akan berpengaruh pada labilitas atmosfer.
Kondisi topografi Papua yang didominasi oleh daerah pegununungan juga ikut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan konvektif yang sebabkan hujan lebat.
Diperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpeluang terjadi selama musim penghujan dan dapat menyebabkan genangan atau pun banjir di beberapa wilayah yang telah mengalami penurunan daya dukung lingkungan dan lingkungan dengan drainase yang buruk.
“Diimbau kepada masyarakat serta stakeholder terkait untuk lebih meningkatkan kewaspadaan selama periode puncak musim hujan. Karena potensi terjadinya hujan lebat dan angin kencang meningkat dan berdampak pada potensi kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, dan lain-lain,” pintanya.
“Masyarakat agar memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal, saluran air, pohon-pohon tinggi, juga untuk masyarakat yang bertempat tinggi di wilayah bantaran sungai ataupun kaki gunung/perbukitan agar juga dapat meningkatkan kewaspadaannya,” sambungnya.
Ezri Romsumbre juga mengingatkan agar perlu mewaspadai juga intensitas hujan tinggi pada daerah dataran tinggi/pegunungan yang berpotensi menyebabkan longsor dan banjir/banjir bandang. Masyarakat juga diharapkan menjauh dari bantaran sungai, tubuh air atau wilayah rawan banjir, serta lereng yang rawan longsor ketika terjadi hujan sangat lebat.
Masyarakat dan stakeholder terkait juga dihimbau untuk selalu memperbaharui informasi cuaca mengingat kondisi cuaca yang sangat cepat berubah. Informasi cuaca dapat diakses melalui media sosial Info BMKG Papua (Facebook, twitter, Intstagram, Whatsapp, Telegram), aplikasi Info BMKG, atau dapat menghubungi UPT BMKG terdekat.(dil/nat)