Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Besok, KM Tidar Mulai Difungsikan

*Sebagai Tempat Isoter, Tetap Sandar di Pelabuhan Jayapura

JAYAPURA-Stakeholder pengelola pelabuhan mendukung penuh Pemerintah Kota Jayapura dalam pengoperasian KM Tidar sebagai tempat isolasi terapung. 

Kesepakatan antara Pemerintah Kota Jayapura dan stakeholder pengelola pelabuhan terjadi di mana kapal isolasi terapung KM Tidar tetap sandar di Pelabuhan Jayapura dalam penanganan Covid-19 bagi warga kota yang terpapar.

Terkait hal ini, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., mengonfirmasi bahwa mulai Jumat (20/8) lusa, KM Tidar sudah dapat beroperasi sebagai tempat isolasi terapung bagi warga kota yang terpapar Covid-19.

KM Tidar memiliki kapasitas 1.448 tempat tidur. Namun, untuk langkah awal, sebanyak 226 tempat tidur di deck 4 disiapkan bagi pasien. 

Setelah 226 tempat tidur ini terisi penuh, barulah kemudian tempat tidur di deck lainnya digunakan. Dengan jumlah tempat tidur yang cukup banyak, maka optimalisasi kapal isoter tersebut akan dilakukan, terlebih karena banyak juga pasien di luar yang terpapar.

Menurut Rustan Saru, sebanyak 106 warga yang saat ini dirawat di LPMP Kotaraja akan dipindahkan ke kapal isoter. Begitu pula, setiap kepala distrik telah diberikan data warga yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Bersama TNI dan Polri di tingkat distrik/kelurahan, para warga akan dievakuasi ke KM Tidar, agar pemantauan kesehatan dan kecukupan gizi dapat terpenuhi dengan baik. Dimana setiap pasien diberikan makan sebanyak 3 kali sehari, ditambah snack, asupan multivitamin, dan obat-obatan agar cepat pulih dari paparan Covid-19.

Baca Juga :  Bupati RHP Jadi Warga Kehormatan Jawa Madura

“Jadi, tanggal 20 Agustus nanti itu pasien sudah ada di tempat ini (kapal isoter KM Tidar).  Kita akan membuat sekat pemisah antara pasien perempuan dan laki-laki. Kemudian, kita pisahkan juga pasien dalam zona hijau, kuning, dan merah,” jelas Rustan Saru kepada wartawan usai rapat koordinasi teknis, Senin (16/8) lalu.

Artinya, pasien yang telah dirawat sekira 2 minggu akan masuk zona hijau, sedangkan pasien yang dirawat selama seminggu masuk zona kuning. Sementara  untuk pasien yang baru datang atau dirawat di kapal isoter masuk zona merah. Dengan kata lain, pasien yang baru datang dan yang sudah lama dirawat tidak melakukan kontak.

“Untuk memenuhi semua kebutuhan pasien, kita tuntaskan semua persiapan, seperti halnya BPBD yang bertanggung jawab terhadap persiapan perlengkapan pasien, baik membuat sekat pembatas antar ruangan, perlengkapan kamar mandi, dan perlengkapan tempat tidur,” tambahnya.

Untuk Dinas Kesehatan menurut Rustan Saru, menyiapkan kebutuhan medis, mulai dari tenaga medis, obat-obatan, vitamin, hingga alat pelindung diri (APD). Sementara KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Jayapura membantu penyemprotan disinfektan dan cairan anti serangga (kecoak).

Baca Juga :  DOB Aspirasi Masyarakat Jalan Menuju Kesejahteraan Papua

“Stakeholder bidang keamanan juga sudah siap, baik Satrol, TNI, Polresta, hingga Satpol PP. Kami tempatkan juga petugas keamanan di kapal, serta posko di pelabuhan untuk penjemputan. Sementara Dishub akan menyiapkan bus sebagai transportasi pasien dari LPMP dan dari masing-masing distrik,” tambahnya.

Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., yakin dan percaya bahwa tingkat kesembuhan di Kota Jayapura akan semakin tinggi dengan adanya KM Tidar sebagai tempat isolasi terapung.

“Para pasien bisa menikmati hamparan sinar matahari pagi sambil berjemur, bisa menikmati paparan view Kota Jayapura bagaikan Hongkong di waktu malam. Kalau kita punya anggaran lebih, kita berikan mereka peralatan pancing sebagai bagian dari hiburan bagi mereka. Termasuk kita minta dukungan Polresta Jayapura Kota dan Lantamal X Jayapura untuk memberikan mereka hiburan ski air agar imun mereka meningkat dan cepat sembuh,” tambahnya. 

“Pada intinya, seluruh stakeholder di pelabuhan bekerja sama yang baik bersama pemerintah dalam penanganan Covid 19 di Kota Jayapura, secara khusus penanganan pasien Covid 19 yang dirawat di tempat isolasi terapung KM Tidar,” pungkasnya. (gr/nat)

*Sebagai Tempat Isoter, Tetap Sandar di Pelabuhan Jayapura

JAYAPURA-Stakeholder pengelola pelabuhan mendukung penuh Pemerintah Kota Jayapura dalam pengoperasian KM Tidar sebagai tempat isolasi terapung. 

Kesepakatan antara Pemerintah Kota Jayapura dan stakeholder pengelola pelabuhan terjadi di mana kapal isolasi terapung KM Tidar tetap sandar di Pelabuhan Jayapura dalam penanganan Covid-19 bagi warga kota yang terpapar.

Terkait hal ini, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., mengonfirmasi bahwa mulai Jumat (20/8) lusa, KM Tidar sudah dapat beroperasi sebagai tempat isolasi terapung bagi warga kota yang terpapar Covid-19.

KM Tidar memiliki kapasitas 1.448 tempat tidur. Namun, untuk langkah awal, sebanyak 226 tempat tidur di deck 4 disiapkan bagi pasien. 

Setelah 226 tempat tidur ini terisi penuh, barulah kemudian tempat tidur di deck lainnya digunakan. Dengan jumlah tempat tidur yang cukup banyak, maka optimalisasi kapal isoter tersebut akan dilakukan, terlebih karena banyak juga pasien di luar yang terpapar.

Menurut Rustan Saru, sebanyak 106 warga yang saat ini dirawat di LPMP Kotaraja akan dipindahkan ke kapal isoter. Begitu pula, setiap kepala distrik telah diberikan data warga yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Bersama TNI dan Polri di tingkat distrik/kelurahan, para warga akan dievakuasi ke KM Tidar, agar pemantauan kesehatan dan kecukupan gizi dapat terpenuhi dengan baik. Dimana setiap pasien diberikan makan sebanyak 3 kali sehari, ditambah snack, asupan multivitamin, dan obat-obatan agar cepat pulih dari paparan Covid-19.

Baca Juga :  Jual Tanah Hanya Mewariskan Konflik Bagi Generasi Papua

“Jadi, tanggal 20 Agustus nanti itu pasien sudah ada di tempat ini (kapal isoter KM Tidar).  Kita akan membuat sekat pemisah antara pasien perempuan dan laki-laki. Kemudian, kita pisahkan juga pasien dalam zona hijau, kuning, dan merah,” jelas Rustan Saru kepada wartawan usai rapat koordinasi teknis, Senin (16/8) lalu.

Artinya, pasien yang telah dirawat sekira 2 minggu akan masuk zona hijau, sedangkan pasien yang dirawat selama seminggu masuk zona kuning. Sementara  untuk pasien yang baru datang atau dirawat di kapal isoter masuk zona merah. Dengan kata lain, pasien yang baru datang dan yang sudah lama dirawat tidak melakukan kontak.

“Untuk memenuhi semua kebutuhan pasien, kita tuntaskan semua persiapan, seperti halnya BPBD yang bertanggung jawab terhadap persiapan perlengkapan pasien, baik membuat sekat pembatas antar ruangan, perlengkapan kamar mandi, dan perlengkapan tempat tidur,” tambahnya.

Untuk Dinas Kesehatan menurut Rustan Saru, menyiapkan kebutuhan medis, mulai dari tenaga medis, obat-obatan, vitamin, hingga alat pelindung diri (APD). Sementara KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Jayapura membantu penyemprotan disinfektan dan cairan anti serangga (kecoak).

Baca Juga :  Ibu dan Anak Tewas Terlindas Truck

“Stakeholder bidang keamanan juga sudah siap, baik Satrol, TNI, Polresta, hingga Satpol PP. Kami tempatkan juga petugas keamanan di kapal, serta posko di pelabuhan untuk penjemputan. Sementara Dishub akan menyiapkan bus sebagai transportasi pasien dari LPMP dan dari masing-masing distrik,” tambahnya.

Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., yakin dan percaya bahwa tingkat kesembuhan di Kota Jayapura akan semakin tinggi dengan adanya KM Tidar sebagai tempat isolasi terapung.

“Para pasien bisa menikmati hamparan sinar matahari pagi sambil berjemur, bisa menikmati paparan view Kota Jayapura bagaikan Hongkong di waktu malam. Kalau kita punya anggaran lebih, kita berikan mereka peralatan pancing sebagai bagian dari hiburan bagi mereka. Termasuk kita minta dukungan Polresta Jayapura Kota dan Lantamal X Jayapura untuk memberikan mereka hiburan ski air agar imun mereka meningkat dan cepat sembuh,” tambahnya. 

“Pada intinya, seluruh stakeholder di pelabuhan bekerja sama yang baik bersama pemerintah dalam penanganan Covid 19 di Kota Jayapura, secara khusus penanganan pasien Covid 19 yang dirawat di tempat isolasi terapung KM Tidar,” pungkasnya. (gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya