Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Kapolda: Senjata Tak Jatuh ke Tangan KKB

Empat Jenazah TNI saat dinaikan kedalam pesawat TNI AU sesaat sebelum diterbangkan meninggalkan Baseop Lanud Silaas Papare, Selasa (18/2). ( foto: Robert Mboik Cepos)

Empat Jenazah Diterbangkan Keempat Lokasi Berbeda

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw pastikan senjata milik TNI yang jatuh bersama helikopter MI-17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang  pada 28 Juni 2019 lalu masih disimpan masyarakat setempat.

  “ Senjata diyakini tidak jatuh ke tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), itu ( senjata) disimpan masyarakat, sehingga kami harap dikembalikan saja,” ucap Kapolda usai memimpin serah terima jabatan Dirintelkam Polda Papua, Selasa (18/2).

  Terkait senjata tersebut, Kapolda mengaku bahwa Komandan Gabungan Pertahanan Wilayah sudah membicarakan hal itu. Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih akan bersinergi melalui Bhabinkamtibmas lewat peran Kapolres dan Dandim di jajaran untuk menghimbau kepada tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Pegunungan Bintang.

  “ Jika ada masyarakat yang menemukan sesuatu barang yang menjadi milik korban termasuk senjata dan amunisi, seharusnya dikembalikan saja. Korban itu adalah pahlawan,” ucapnya.

  Disinggung soal pembentukan tim untuk mencari senjata yang menjadi milik para korban helikopter MI-17. Kapolda menyampaikan terkait itu pihaknya sudah membentuk tim sejak heli tersebut dinyatakan hilang kontak pada 28 juni.

Baca Juga :  Massa dan Tim Sukses Harus Lebih Dewasa

“Tim yang sudah dibentuk Kapolda sebelumnya, saya teruskan saja, termasuk perbantuan saat evakuasi 12 jenazah kita bantu juga,” ucapnya.

  Sebelumnya, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menyebutkan senjata yang dibawa 12 korban jatuhnya helikopter MI-17 sudah dinyatakan hilang terdiri tujuh pucuk  senjata api laras panjang SS1 dan 3 pistol. 

  Sementara itu dari Sentani, empat Jenazah anggota TNI yang menjadi korban jatuhnya helikopter Mi-17 sudah dipulangkan kedaerah asal  masing masing. Sesuai rencana sebelumnya, pengembalian jenazah keanggota keluarganya itu dilakukan selama dua tahap. Tahap pertama sebanyak delapan jenazah dengan tujuan Semarang dan Surabaya. Pada tahap kedua, empat jenazah prajurit TNI juga diterbangkan ke 4 daerah dari masing-masing prajurit tersebut.
  Seperti 8 prajurit sebelumnya 4 prajurit yang baru di terbangkan Selasa (18/2) itu juga mendapat kenaikan pangkat  luar biasa tingkat di atasnya  (Anumerta). Mereka adalah, Sertu Anumerta Ikrar Setia Nainggolan diterbangkan ke Sorong, Praka Anumerta Risno ke Kendari, Praka Anumerta Yanuarius Loe ke Kupang dan Praka Anumerta  Sujono Kaimuddin ke Ambon menggunakan pesawat Hercules.
  Pemulangan 4 jenazah pada tahap kedua ini disaksikan langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Dr Hadi Tjahjanto   didampingi Kepala Kepolisian RI Jenderal Idham Azis dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Ganip Warsito.
“Kami berduka cita yang  sedalam-dalamnya dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh satuan yang terlibat dalam pelaksanaan evakuasi. Pelaksanaan evakuasi butuh skill dan mental yang kuat untuk bisa evakuasi,” kata  Hadi Tjahjanto disela sela kegiatan pelepasan jenazah itu.
  Untuk diketahui, Upacara pelepasan berlangsung di Hanggar Heli, Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Jayapura. Sebelum  pelepasan jenazah, Panglima dan Kapolri berkesempatan menyerahkan tali asih kepada ke empat perwakilan keluarga korban.
Dia mengapresiasi pemerintah daerah dan masyarakat lokal yang ikut membantu dan  menunjuk jalan pada saat proses evakuasi berlangsung.
 “Saya menyadari tanpa ada dukungan dari tim yang saya sebutkan tadi pelaksanaan operasi ini tak bisa berjalan lancar. Atas nama Markas Besar TNI, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat yang telah melaksanakan operasi ini dengan baik, tentu TNI dan Polri sehingga saya ucapkan terimakasih kepada bapak Kapolri, Tokoh Masyarakat dan tokoh adat,” tambahnya. (fia/roy).

Baca Juga :  Pdt. Albert Yoku:Orang Tabi itu, Duduk di Para-para Adat, Bukan di Jalan-jalan!
Empat Jenazah TNI saat dinaikan kedalam pesawat TNI AU sesaat sebelum diterbangkan meninggalkan Baseop Lanud Silaas Papare, Selasa (18/2). ( foto: Robert Mboik Cepos)

Empat Jenazah Diterbangkan Keempat Lokasi Berbeda

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw pastikan senjata milik TNI yang jatuh bersama helikopter MI-17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang  pada 28 Juni 2019 lalu masih disimpan masyarakat setempat.

  “ Senjata diyakini tidak jatuh ke tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), itu ( senjata) disimpan masyarakat, sehingga kami harap dikembalikan saja,” ucap Kapolda usai memimpin serah terima jabatan Dirintelkam Polda Papua, Selasa (18/2).

  Terkait senjata tersebut, Kapolda mengaku bahwa Komandan Gabungan Pertahanan Wilayah sudah membicarakan hal itu. Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih akan bersinergi melalui Bhabinkamtibmas lewat peran Kapolres dan Dandim di jajaran untuk menghimbau kepada tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Pegunungan Bintang.

  “ Jika ada masyarakat yang menemukan sesuatu barang yang menjadi milik korban termasuk senjata dan amunisi, seharusnya dikembalikan saja. Korban itu adalah pahlawan,” ucapnya.

  Disinggung soal pembentukan tim untuk mencari senjata yang menjadi milik para korban helikopter MI-17. Kapolda menyampaikan terkait itu pihaknya sudah membentuk tim sejak heli tersebut dinyatakan hilang kontak pada 28 juni.

Baca Juga :  KPK Bantah Lukas Enembe Sakit Gagal Ginjal Kronis Stadium 5

“Tim yang sudah dibentuk Kapolda sebelumnya, saya teruskan saja, termasuk perbantuan saat evakuasi 12 jenazah kita bantu juga,” ucapnya.

  Sebelumnya, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menyebutkan senjata yang dibawa 12 korban jatuhnya helikopter MI-17 sudah dinyatakan hilang terdiri tujuh pucuk  senjata api laras panjang SS1 dan 3 pistol. 

  Sementara itu dari Sentani, empat Jenazah anggota TNI yang menjadi korban jatuhnya helikopter Mi-17 sudah dipulangkan kedaerah asal  masing masing. Sesuai rencana sebelumnya, pengembalian jenazah keanggota keluarganya itu dilakukan selama dua tahap. Tahap pertama sebanyak delapan jenazah dengan tujuan Semarang dan Surabaya. Pada tahap kedua, empat jenazah prajurit TNI juga diterbangkan ke 4 daerah dari masing-masing prajurit tersebut.
  Seperti 8 prajurit sebelumnya 4 prajurit yang baru di terbangkan Selasa (18/2) itu juga mendapat kenaikan pangkat  luar biasa tingkat di atasnya  (Anumerta). Mereka adalah, Sertu Anumerta Ikrar Setia Nainggolan diterbangkan ke Sorong, Praka Anumerta Risno ke Kendari, Praka Anumerta Yanuarius Loe ke Kupang dan Praka Anumerta  Sujono Kaimuddin ke Ambon menggunakan pesawat Hercules.
  Pemulangan 4 jenazah pada tahap kedua ini disaksikan langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Dr Hadi Tjahjanto   didampingi Kepala Kepolisian RI Jenderal Idham Azis dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Ganip Warsito.
“Kami berduka cita yang  sedalam-dalamnya dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh satuan yang terlibat dalam pelaksanaan evakuasi. Pelaksanaan evakuasi butuh skill dan mental yang kuat untuk bisa evakuasi,” kata  Hadi Tjahjanto disela sela kegiatan pelepasan jenazah itu.
  Untuk diketahui, Upacara pelepasan berlangsung di Hanggar Heli, Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Jayapura. Sebelum  pelepasan jenazah, Panglima dan Kapolri berkesempatan menyerahkan tali asih kepada ke empat perwakilan keluarga korban.
Dia mengapresiasi pemerintah daerah dan masyarakat lokal yang ikut membantu dan  menunjuk jalan pada saat proses evakuasi berlangsung.
 “Saya menyadari tanpa ada dukungan dari tim yang saya sebutkan tadi pelaksanaan operasi ini tak bisa berjalan lancar. Atas nama Markas Besar TNI, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat yang telah melaksanakan operasi ini dengan baik, tentu TNI dan Polri sehingga saya ucapkan terimakasih kepada bapak Kapolri, Tokoh Masyarakat dan tokoh adat,” tambahnya. (fia/roy).

Baca Juga :  Pdt. Albert Yoku:Orang Tabi itu, Duduk di Para-para Adat, Bukan di Jalan-jalan!

Berita Terbaru

Artikel Lainnya