“Fokus kami adalah untuk penyelamatan dan keselamatan tujuh karyawan tersebut dan juga seluruh karyawan yang ada di area kerja kami ini. Kami upayakan yang paling terbaik seluruh daya upaya, energi, dan sumber daya kami, kami fokuskan untuk penyelamatan ketujuh karyawan tersebut,” lanjutnya.
Menurut Tony Wenas, tantangan di lapangan cukup berat dikarenakan volume material longsor jauh lebih besar dari perkiraan awal. Kendati demikian.
“Tantangannya adalah memang area terdampak itu material yang turun atau yang longsor itu jumlahnya jauh lebih banyak dari yang kami perkirakan sehingga memerlukan penanganan-penanganan ekstra dan waktu yang lebih lama dan juga masih ada pergerakan-pergerakan dari lumpur bijih basah tersebut,” ungkapnya.
Dalam situasi penuh harapan dan doa ini, PTFI juga menghadirkan keluarga para pekerja ke Tembagapura agar dapat mendampingi dari dekat dan menerima pembaruan informasi secara langsung.
“Kami juga akan mendatangkan keluarga dari karyawan yang terjebak tersebut ke area kerja kami ini untuk dapat bersama-sama dengan kami di sini untuk melihat langsung dan mendapatkan informasi yang terkini,” ucap Tony Wenas.
PTFI juga memberikan update secara berkala terkait perkembangan upaya penyelamatan. “Mohon doa dan dukungan dari semuanya agar upaya penyelamatan ini dapat segera berhasil kita lakukan karena karyawan adalah aset utama kami,” pungkasnya.
Adapun peristiwa langsor yang terjadi di tambang bawah tanah Graseberg Block Cave (GBC) pada Senin, 8 September 2025 lalu dan sempat terekam video CCTV. (mww/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos