Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Keindahan Bawah Laut Terpampang di Fasad Hotel

Pengalaman Penuh Warna dalam Berlin Festival of Lights 2021

Berlin Festival of Lights membasuh puluhan bangunan di ibu kota Jerman itu dengan kilauan warna-warni karya iluminasi dan video mapping 3D. Angkat isu digitalisasi sampai energi terbarukan.

DINARSA KURNIAWAN, Berlin

”RESPEK, toleran, solidaritas.” Tiga kata itu tertulis di sekujur dinding Berliner Dom (Katedral Berlin), Jerman. Belum selesai membaca kata-kata lain, dinding tembok katedral yang mulai dibangun pada 1451 tersebut ganti memancarkan warna-warni cantik bak lukisan. Membuat Berliner Dom semakin megah. Menyala sendiri di tengah kegelapan malam.

Selamat datang di Berlin Festival of Lights, atraksi turisme paling terkenal pada pengujung musim panas dan awal musim gugur di ibu kota Jerman tersebut. Tahun ini ada 70 bangunan yang ”bercahaya” dihiasi iluminasi dan video mapping 3D.

Di Berliner Dom, ada empat karya yang diproyeksikan ke dinding dan kubah. Karya-karya tersebut merupakan kreasi Daniel Margraf, Thierry Noir, Archan Nair, Otto Schade, dan para artis dari MP Studio.

Melihat karya-karya iluminasi itu dengan mata kepala sendiri seolah ada yang membawa masuk ke sebuah pengalaman surealisme yang tak terdefisinikan. Tapi, tahan dulu, masih banyak kejutan yang menanti dalam festival cahaya yang tahun ini berlangsung pada 3–12 September tersebut.

Puluhan bangunan yang dibasuh cahaya itu tersebar di seantero Berlin. Namun, sebagian besar terletak di Distrik Mitte, jantung kota yang dulu terpisah Tembok Berlin tersebut.

Tak heran, demi membuat wisatawan maupun warga Berlin yang ingin menikmati Festival of Lights merasa nyaman, jalan arteri di pusat kota Berlin, Unter den Linden, pun ditutup bagi kendaraan bermotor. Hanya pejalan kaki dan pengguna sepeda yang diperkenankan lewat.

Saya ikut menyaksikan festival tersebut pada Sabtu (11/9). Ribuan turis dan warga lokal tumpah ruah memadati Unter den Linden. Menikmati malam akhir pekan sambil menyaksikan gedung-gedung menyala. Di antara mereka, terselip Bianca Pucci. Wisatawan asal Italia itu sengaja datang ke Berlin sepanjang pekan lalu untuk menikmati Berlin Festival of Lights.

Baca Juga :  Kasus Nduga Harus Diselesaikan

”Ini adalah pengalaman setahun sekali yang tak boleh dilewatkan. Saya sempat menyaksikannya pada 2019, tapi tahun lalu tak bisa karena masih khawatir dengan situasi pandemi,” ungkap perempuan yang datang bersama tiga temannya itu.

Bagi dia, dan mungkin juga bagi ribuan orang lain yang datang ke Berlin Festival of Lights tahun ini, pelaksanaan tahun ini adalah ekspresi kebebasan setelah lebih dari setahun terbelenggu pandemi Covid-19. 

Betapa tidak, dari ribuan warga yang memadati jalanan tersebut, hampir semuanya sudah tak memakai masker. Jaga jarak pun hampir tak mungkin dilakukan karena terlalu banyak orang yang berada di tempat yang sama. Sejumlah personel kepolisian yang berjaga juga tak mempermasalahkannya. Mereka tampak santuy mengatur jalan sambil sesekali tersenyum kepada para pengunjung yang melintas.

Tak heran, Jerman tergolong negara dengan tingkat penularan Covid-19 paling rendah di seluruh dunia. Sekitar 62 persen populasi yang mendiami Jerman juga telah mendapat vaksin Covid-19 secara tuntas (dua dosis). Belum lagi, semua orang asing yang masuk ke wilayah Jerman wajib lebih dulu divaksin.

Karena itulah, meski masih disarankan memakai masker, sudah banyak orang yang tak ragu mencopotnya. Kecuali, saat masuk ke bangunan atau naik sarana transportasi umum (bus, trem, atau kereta bawah tanah).

Tahun ini Berlin Festival of Lights mengambil tema Creating Tomorrow, yang ditekankan pada kewajiban seluruh umat manusia untuk menjaga kelestarian alam. Isu-isu tentang sustainability, e-mobility, energi terbarukan, dan digitalisasi ditampilkan dalam karya-karya instalasi yang menghiasi gedung-gedung yang dipilih pada festival edisi ke-17 itu. Karya-karya tersebut bisa dinikmati mulai pukul 08.21 sampai tengah malam. 

’’Para pengunjung bisa menyaksikan komposisi penuh warna dan karya seni dalam festival ini. Tema tahun ini didedikasikan pada sains dan masa depan,’’ papar Wali Kota Berlin Michael Mueller dalam sambutannya.

Selain karya iluminasi yang diproyeksikan di dinding bangunan, para pengunjung bisa menikmati karya video mapping 3D seperti yang tersaji di fasad Rocco Forte Hotel de Rome. Saat saya sampai di sana, mata dimanjakan dengan pemandangan keindahan alam bawah laut. Aneka karang berwana benderang, kemudian melintas great white shark yang menyeramkan, tetapi tampak anggun kala berenang melintasi samudra.

Baca Juga :  Bangun SDM Kesehatan, Pemkab Mamteng Gandeng Tiga Lembaga

Tak ingin ketinggalan menyaksikan aksi tersebut, para pengunjung mengeluarkan kamera mereka untuk mengabadikannya. Beberapa orang tampak berfoto dengan latar belakang bangunan-bangunan yang menyala benderang tersebut. Beberapa di antara mereka juga terlihat memakai DSLR atau kamera mirrorless.

Beranjak dari Rocco Forte Hotel de Rome, saya kembali menyusuri Unter den Linden menuju salah satu tetenger paling kondang di Berlin: Gerbang Banderburg (Brandenburger Tor). Di bangunan yang selesai dibangun pada 1791 itu, disajikan aksi video mapping 3D yang memukau. Berbagai warna seolah berpendar dari gerbang yang disangga enam pilar gigantis tersebut.

Sebagai salah satu aksi wisata paling terkenal di Jerman, banyak orang yang berkumpul di sekitar bangunan yang diarsiteki Carl Gotthard Langhans itu. Banyak di antara mereka yang memutar musik keras-keras dan berdansa mengiringinya. Lalu, sebagian lainnya berjalan dengan aneka aksesori yang menyala. Mulai balon, kacamata, hingga mahkota.

Di area tersebut, sejumlah seniman jalanan menyuguhkan aksi mereka. Misalnya, seniman manusia patung yang berdandan bak sepasang bangsawan kerajaan dan sejumlah pemusik jalanan yang memainkan musik.

Selain bangunan-bangunan sepanjang Unter den Linden, Berlin Festival of Lights mendadani sejumlah bangunan lain dengan cahaya. Di antaranya, Istana Charlottenburg, Menara Televisi di area Alexanderplatz, dan Berlin Hauptbahnhof.

’’Dengan Festival of Lights, kami menjadikan Berlin sebagai panggung yang luar biasa. Kami berharap Anda semua merasakan momen-momen ajaib dan kami berterima kasih kepada semuanya yang mewujudkan mimpi yang bercahaya ini,’’ tutur Director and Event Organizer Berlin Festival of Lights 2021 Birgit Zander.

Sejatinya tak cukup hanya semalam menikmati keindahan Berlin Festival of Lights. Namun, setidaknya beberapa bangunan yang telah disulap bak karya seni masterpiece telah menghadirkan pengalaman baru. Juga pertanyaan: seseru apa Berlin Festival of Lights tahun depan. (*/c14/ttg/JPG)

Pengalaman Penuh Warna dalam Berlin Festival of Lights 2021

Berlin Festival of Lights membasuh puluhan bangunan di ibu kota Jerman itu dengan kilauan warna-warni karya iluminasi dan video mapping 3D. Angkat isu digitalisasi sampai energi terbarukan.

DINARSA KURNIAWAN, Berlin

”RESPEK, toleran, solidaritas.” Tiga kata itu tertulis di sekujur dinding Berliner Dom (Katedral Berlin), Jerman. Belum selesai membaca kata-kata lain, dinding tembok katedral yang mulai dibangun pada 1451 tersebut ganti memancarkan warna-warni cantik bak lukisan. Membuat Berliner Dom semakin megah. Menyala sendiri di tengah kegelapan malam.

Selamat datang di Berlin Festival of Lights, atraksi turisme paling terkenal pada pengujung musim panas dan awal musim gugur di ibu kota Jerman tersebut. Tahun ini ada 70 bangunan yang ”bercahaya” dihiasi iluminasi dan video mapping 3D.

Di Berliner Dom, ada empat karya yang diproyeksikan ke dinding dan kubah. Karya-karya tersebut merupakan kreasi Daniel Margraf, Thierry Noir, Archan Nair, Otto Schade, dan para artis dari MP Studio.

Melihat karya-karya iluminasi itu dengan mata kepala sendiri seolah ada yang membawa masuk ke sebuah pengalaman surealisme yang tak terdefisinikan. Tapi, tahan dulu, masih banyak kejutan yang menanti dalam festival cahaya yang tahun ini berlangsung pada 3–12 September tersebut.

Puluhan bangunan yang dibasuh cahaya itu tersebar di seantero Berlin. Namun, sebagian besar terletak di Distrik Mitte, jantung kota yang dulu terpisah Tembok Berlin tersebut.

Tak heran, demi membuat wisatawan maupun warga Berlin yang ingin menikmati Festival of Lights merasa nyaman, jalan arteri di pusat kota Berlin, Unter den Linden, pun ditutup bagi kendaraan bermotor. Hanya pejalan kaki dan pengguna sepeda yang diperkenankan lewat.

Saya ikut menyaksikan festival tersebut pada Sabtu (11/9). Ribuan turis dan warga lokal tumpah ruah memadati Unter den Linden. Menikmati malam akhir pekan sambil menyaksikan gedung-gedung menyala. Di antara mereka, terselip Bianca Pucci. Wisatawan asal Italia itu sengaja datang ke Berlin sepanjang pekan lalu untuk menikmati Berlin Festival of Lights.

Baca Juga :  Kasus Nduga Harus Diselesaikan

”Ini adalah pengalaman setahun sekali yang tak boleh dilewatkan. Saya sempat menyaksikannya pada 2019, tapi tahun lalu tak bisa karena masih khawatir dengan situasi pandemi,” ungkap perempuan yang datang bersama tiga temannya itu.

Bagi dia, dan mungkin juga bagi ribuan orang lain yang datang ke Berlin Festival of Lights tahun ini, pelaksanaan tahun ini adalah ekspresi kebebasan setelah lebih dari setahun terbelenggu pandemi Covid-19. 

Betapa tidak, dari ribuan warga yang memadati jalanan tersebut, hampir semuanya sudah tak memakai masker. Jaga jarak pun hampir tak mungkin dilakukan karena terlalu banyak orang yang berada di tempat yang sama. Sejumlah personel kepolisian yang berjaga juga tak mempermasalahkannya. Mereka tampak santuy mengatur jalan sambil sesekali tersenyum kepada para pengunjung yang melintas.

Tak heran, Jerman tergolong negara dengan tingkat penularan Covid-19 paling rendah di seluruh dunia. Sekitar 62 persen populasi yang mendiami Jerman juga telah mendapat vaksin Covid-19 secara tuntas (dua dosis). Belum lagi, semua orang asing yang masuk ke wilayah Jerman wajib lebih dulu divaksin.

Karena itulah, meski masih disarankan memakai masker, sudah banyak orang yang tak ragu mencopotnya. Kecuali, saat masuk ke bangunan atau naik sarana transportasi umum (bus, trem, atau kereta bawah tanah).

Tahun ini Berlin Festival of Lights mengambil tema Creating Tomorrow, yang ditekankan pada kewajiban seluruh umat manusia untuk menjaga kelestarian alam. Isu-isu tentang sustainability, e-mobility, energi terbarukan, dan digitalisasi ditampilkan dalam karya-karya instalasi yang menghiasi gedung-gedung yang dipilih pada festival edisi ke-17 itu. Karya-karya tersebut bisa dinikmati mulai pukul 08.21 sampai tengah malam. 

’’Para pengunjung bisa menyaksikan komposisi penuh warna dan karya seni dalam festival ini. Tema tahun ini didedikasikan pada sains dan masa depan,’’ papar Wali Kota Berlin Michael Mueller dalam sambutannya.

Selain karya iluminasi yang diproyeksikan di dinding bangunan, para pengunjung bisa menikmati karya video mapping 3D seperti yang tersaji di fasad Rocco Forte Hotel de Rome. Saat saya sampai di sana, mata dimanjakan dengan pemandangan keindahan alam bawah laut. Aneka karang berwana benderang, kemudian melintas great white shark yang menyeramkan, tetapi tampak anggun kala berenang melintasi samudra.

Baca Juga :  Hari ini Film Glo, Kau Cahaya Tayang Perdana di Bioskop

Tak ingin ketinggalan menyaksikan aksi tersebut, para pengunjung mengeluarkan kamera mereka untuk mengabadikannya. Beberapa orang tampak berfoto dengan latar belakang bangunan-bangunan yang menyala benderang tersebut. Beberapa di antara mereka juga terlihat memakai DSLR atau kamera mirrorless.

Beranjak dari Rocco Forte Hotel de Rome, saya kembali menyusuri Unter den Linden menuju salah satu tetenger paling kondang di Berlin: Gerbang Banderburg (Brandenburger Tor). Di bangunan yang selesai dibangun pada 1791 itu, disajikan aksi video mapping 3D yang memukau. Berbagai warna seolah berpendar dari gerbang yang disangga enam pilar gigantis tersebut.

Sebagai salah satu aksi wisata paling terkenal di Jerman, banyak orang yang berkumpul di sekitar bangunan yang diarsiteki Carl Gotthard Langhans itu. Banyak di antara mereka yang memutar musik keras-keras dan berdansa mengiringinya. Lalu, sebagian lainnya berjalan dengan aneka aksesori yang menyala. Mulai balon, kacamata, hingga mahkota.

Di area tersebut, sejumlah seniman jalanan menyuguhkan aksi mereka. Misalnya, seniman manusia patung yang berdandan bak sepasang bangsawan kerajaan dan sejumlah pemusik jalanan yang memainkan musik.

Selain bangunan-bangunan sepanjang Unter den Linden, Berlin Festival of Lights mendadani sejumlah bangunan lain dengan cahaya. Di antaranya, Istana Charlottenburg, Menara Televisi di area Alexanderplatz, dan Berlin Hauptbahnhof.

’’Dengan Festival of Lights, kami menjadikan Berlin sebagai panggung yang luar biasa. Kami berharap Anda semua merasakan momen-momen ajaib dan kami berterima kasih kepada semuanya yang mewujudkan mimpi yang bercahaya ini,’’ tutur Director and Event Organizer Berlin Festival of Lights 2021 Birgit Zander.

Sejatinya tak cukup hanya semalam menikmati keindahan Berlin Festival of Lights. Namun, setidaknya beberapa bangunan yang telah disulap bak karya seni masterpiece telah menghadirkan pengalaman baru. Juga pertanyaan: seseru apa Berlin Festival of Lights tahun depan. (*/c14/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya