Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

TGPF Berhasil Wawancarai Saksi Kunci

Optimistis Laporan Hasil Investigasi Selesai Pekan Ini
JAKARTA, Jawa Pos-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD memberi tenggat sampai akhir pekan ini (17/10) kepada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Kekerasan dan Penembakan Intan Jaya. Tim yang baru pulang dari Papua itu diminta segera menuntaskan laporan hasil investigasi lapangan yang sudah berlangsung sejak awal pekan lalu.
Mahfud optimistis, Benny Mamoto bersama timnya mampu merampungkan tugas itu sesuai waktu yang diberikan. ”Sekarang tim sudah melaporkan dan tinggal menyusun laporan yang lebih sistematis,” ungkap dia kepada awak media di Jakarta kemarin (13/10). Dengan waktu tersisa kurang dari satu pekan, dia meminta analisis dan diskusi berdasar hasil investigasi di lapangan dilaksanakan cepat.
Pejabat asal Jawa Timur itu cukup percaya diri dengan hasil investigasi lapangan yang sudah dilaporkan oleh TGPF. Menurut Mahfud, pendekatan kultural yang diterapkan oleh tim tersebut berhasil membuat saksi-saksi kunci bersedia memberikan keterangan. ”Di sini yang dimiliki oleh tim adalah data primer. Ada saksi-saksi kunci, kemudian keluarga korban,” terang mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Keberadaan akademisi dari beberapa universitas di tanah air, lanjut Mahfud, dipastikan bakal menjadikan laporan dan rekomendasi TGPF sesuai dengan fakta di lapangan. ”Ada orang-orang yang tidak bisa dibeli pikirannya (dalam TGPF),” tegas Mahfud. ”Tidak bisa didikte. Kalau bilang ndak, ndak. Semua orang percaya (integritas mereka),” tambah pejabat yang pernah bertugas sebagai menteri pertahanan (menhan) itu.
Lebih dari itu, Mahfud menyatakan, pendeta-pendeta yang menjadi tokoh di Papua juga terlibat dalam TGPF. Menjadikan tim itu semakin kuat untuk bisa melihat persoalan Papua secara lebih komprehensif. ”Sehingga tidak mungkin tim (TGPF) itu berbohong,” tegasnya. Kepada masyarakat, dia meminta agar semua menunggu hasil laporan dari tim investigasi lapangan yang harus rampung Sabtu pekan ini.
Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Peristiwa Kekerasan dan Penembakan Intan Jaya menyatakan bahwa, di antara 25 saksi yang sudah diwawancarai oleh timnya ada istri serta saudara dari Pendeta Yeremia Zanambani. Kemudian tenaga medis yang menangani korban-korban kekerasan dan penembakan di Intan Jaya. ”Kemudian aparat setempat yang pada saat itu melakukan kegiatan di sekitar Hitadipa,” imbuhnya.
Sebagai ketua tim yang bekerja di lapangan, Benny pun menjanjikan kepada masyarakat di Intan Jaya dirinya akan terus memantau progres penanganan kasus oleh Polri meski nantinya TGPF dibubarkan. ”Tugasnya (ketua harian Kompolnas) adalah membantu presiden mengawasi kinerja kepolisian. Disitulah saya akan memantau terus proses penyidikan yang berjalan,” beber dia.
Sementara Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menuturkan, setelah melakukan pengawalan terhadap TGPF kasus Intan Jaya, aparat penegak hukum terus berupaya untuk mengejar kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). “Apalagi mereka menggunakan senjata yang bukan haknya,” tuturnya dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, khusus untuk di Intan Jaya selama 2020 ini diketahui terdapat 22 kejadian kekerasan bersenjata oleh KKB. Polda Papua akan berupaya keras untuk mengungkap semua kasus tersebut. “Saya sekaligus prihatin dengan kejadian itu,” ujarnya.
Polda Papua bersama masyarakat akan berupaya agar membuat kondisi menjadi aman. Tanpa gangguan dari kelompok tersebut. “Kami ingin hidup damai di atas tanah ini,” jelasnya. (syn/idr/JPG)

Baca Juga :  Sekrtariat Sudah Ada, Tinggal PKPU yang Sedang Dipersiapkan

Optimistis Laporan Hasil Investigasi Selesai Pekan Ini
JAKARTA, Jawa Pos-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD memberi tenggat sampai akhir pekan ini (17/10) kepada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Kekerasan dan Penembakan Intan Jaya. Tim yang baru pulang dari Papua itu diminta segera menuntaskan laporan hasil investigasi lapangan yang sudah berlangsung sejak awal pekan lalu.
Mahfud optimistis, Benny Mamoto bersama timnya mampu merampungkan tugas itu sesuai waktu yang diberikan. ”Sekarang tim sudah melaporkan dan tinggal menyusun laporan yang lebih sistematis,” ungkap dia kepada awak media di Jakarta kemarin (13/10). Dengan waktu tersisa kurang dari satu pekan, dia meminta analisis dan diskusi berdasar hasil investigasi di lapangan dilaksanakan cepat.
Pejabat asal Jawa Timur itu cukup percaya diri dengan hasil investigasi lapangan yang sudah dilaporkan oleh TGPF. Menurut Mahfud, pendekatan kultural yang diterapkan oleh tim tersebut berhasil membuat saksi-saksi kunci bersedia memberikan keterangan. ”Di sini yang dimiliki oleh tim adalah data primer. Ada saksi-saksi kunci, kemudian keluarga korban,” terang mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Keberadaan akademisi dari beberapa universitas di tanah air, lanjut Mahfud, dipastikan bakal menjadikan laporan dan rekomendasi TGPF sesuai dengan fakta di lapangan. ”Ada orang-orang yang tidak bisa dibeli pikirannya (dalam TGPF),” tegas Mahfud. ”Tidak bisa didikte. Kalau bilang ndak, ndak. Semua orang percaya (integritas mereka),” tambah pejabat yang pernah bertugas sebagai menteri pertahanan (menhan) itu.
Lebih dari itu, Mahfud menyatakan, pendeta-pendeta yang menjadi tokoh di Papua juga terlibat dalam TGPF. Menjadikan tim itu semakin kuat untuk bisa melihat persoalan Papua secara lebih komprehensif. ”Sehingga tidak mungkin tim (TGPF) itu berbohong,” tegasnya. Kepada masyarakat, dia meminta agar semua menunggu hasil laporan dari tim investigasi lapangan yang harus rampung Sabtu pekan ini.
Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Peristiwa Kekerasan dan Penembakan Intan Jaya menyatakan bahwa, di antara 25 saksi yang sudah diwawancarai oleh timnya ada istri serta saudara dari Pendeta Yeremia Zanambani. Kemudian tenaga medis yang menangani korban-korban kekerasan dan penembakan di Intan Jaya. ”Kemudian aparat setempat yang pada saat itu melakukan kegiatan di sekitar Hitadipa,” imbuhnya.
Sebagai ketua tim yang bekerja di lapangan, Benny pun menjanjikan kepada masyarakat di Intan Jaya dirinya akan terus memantau progres penanganan kasus oleh Polri meski nantinya TGPF dibubarkan. ”Tugasnya (ketua harian Kompolnas) adalah membantu presiden mengawasi kinerja kepolisian. Disitulah saya akan memantau terus proses penyidikan yang berjalan,” beber dia.
Sementara Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menuturkan, setelah melakukan pengawalan terhadap TGPF kasus Intan Jaya, aparat penegak hukum terus berupaya untuk mengejar kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). “Apalagi mereka menggunakan senjata yang bukan haknya,” tuturnya dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, khusus untuk di Intan Jaya selama 2020 ini diketahui terdapat 22 kejadian kekerasan bersenjata oleh KKB. Polda Papua akan berupaya keras untuk mengungkap semua kasus tersebut. “Saya sekaligus prihatin dengan kejadian itu,” ujarnya.
Polda Papua bersama masyarakat akan berupaya agar membuat kondisi menjadi aman. Tanpa gangguan dari kelompok tersebut. “Kami ingin hidup damai di atas tanah ini,” jelasnya. (syn/idr/JPG)

Baca Juga :  Wakapolda Minta Personel Lebih Jeli Melihat Perkembangan Situasi

Berita Terbaru

Artikel Lainnya