Saturday, April 20, 2024
25.7 C
Jayapura

SMA/SMK Lulus 100 Persen

CORAT-CORET: Tiga orang siswi SMA Negeri 1 Sentani merayakan kelulusan mereka dengan aksi corat-coret pakaian seragam usai pengumuman hasil UN di halaman SMAN 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (13/5). ( FOTO : Robert Mboik/Cepos)

JAYAPURA-Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Provinsi Papua telah diumumkan, Senin (13/5).

Ketua Ujian Nasional 2019 Provinsi Papua, Laorens Wantik, S.Pd., M.Pd.Si., mengatakan, berdasarkan regulasi yang berjalan, tidak ada siswa yang tidak lulus. Kecuali siswa/siswi yang berhalangan tetap, seperti tidak mengikuti UN maupun UN susulan, atau meninggal dunia.

Dengan kata lain, seluruh siswa/siswi SMA/SMK yang mengikuti UN di Provinsi Papua menurut Laorens Wantik, lulus 100 persen. 

Dikatakan, penilaian dalam UN terbagi dua. Yakni kelompok siswa peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan kelompok siswa peserta Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP). “Kedua kategori ini tidak dapat digabungkan untuk dibandingkan nilainya satu sama lain. Namun dibandingkan berdasarkan kategorinya,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (13/5). 

Berdasarkan hasil UN yang diumumkan, nilai tertinggi UNBK tingkat SMA untuk jurusan IPA menurut Laorens Wantik diraih siswa SMA YPPK Adhi Luhur nabire atas nama Yosua Kurnianto Sambara. 

Sementara untuk jurusan IPS menurut Laorens Wantik, dirauh pelajar SMA kristen Kalam Kudus atas nama Kenny Yennalis Chandra. Adapun total nilai tertinggi untuk jurusan bahasa diraih Roland Setiadi Darma dari SMA Negeri 1 Jayapura (data lengkap lihat grafis). 

Baca Juga :  Pemprov Papua Akui Belum Ajukan Pencairan Dana Otsus Tahap II

“Untuk hasil UNBK tingkat SMK, nilai tertinggi diraih Fauziah Islami yang merupakan siswi SMK Negeri 2 Jayapura. Sementara hasil UNPK tingkat SMK nilai tertinggi 1 hingga 3, diraih pelajar SMK Negeri 1 Paniai,” pungkasnya. 

Sementara itu, pengumuman hasil UN tingkat SMA/SMK di Kota dan Kabupaten Jayapura dari pantauan Cenderawasih Pos masih diwarnai dengan aksi corat-coret pakaian seragam. Bahkan usai pengumuman, tidak sedikit pelajar yang melakukan konvoi.

Meskipun demikian ada sejumlah sekolah menggunakan cara tersendiri untuk menghindari anak didiknya melakukan aksi corat-coret pakaian seragam saat pengumuman kemarin. 

SMA Negeri 1 Jayapura misalnya, mewajibkan siswa/siswi kelas XII yang akan mendengarkan hasil UN mengenakan kemeja batik untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan. 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Jayapura, Edison P Takayeitow mengakui bahwa instruksi tersebut merupakan langkah atau upaya dari sekolah agar siswa-siswi tidak melakukan aksi corat-coret. 

Baca Juga :  Pesan Untuk Lebih Serius Tangani KSB

“ Ini merupakan pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya dimana setelah melakukan pengumuman sejumlah siswa turun ke jalan melakukan aksi coret-coret dan konvoi. Aksi tersebut tentunya rawan terjadi kecelakaan. Jangan sampai euforia berlebihan merusak kesempatan mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau tidak bisa mengikuti seleksi penerimaan anggota TNI-Polri dan lainnya,” ungkapnya. 

Diakuinya, penggunaan kebaya dan batik pada acara pengumuman tahun ini, merupakan yang pertama kali dilakukan SMAN 1 Jayapura. “Kedepan akan dibuat seperti tahun ini,” ujarnya.

Disinggung soal hasil UN, Edison menyebutkan dari 548 pelajar SMAN 1 Jayapura yang mengikuti UN tahun ini, 2 orang dinyatakan gugur atau tidak lulus karena kondisi kesehatan. “Keduanya pelajar jurusan IPS, dimana yang satu tidak mengikuti ujian akhir sama sekali dan satunya lagi hanya ikut satu hari,” jelasnya. 

Sementara itu, ditemui terpisah, Kepala SMK Negeri 5 Jayapura, Suprayitno Rohadi menyebutkan tahun 2019 SMK N 5 Jayapura mencatat kelulusan 100 persen. (gr/kim/nat) 

CORAT-CORET: Tiga orang siswi SMA Negeri 1 Sentani merayakan kelulusan mereka dengan aksi corat-coret pakaian seragam usai pengumuman hasil UN di halaman SMAN 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (13/5). ( FOTO : Robert Mboik/Cepos)

JAYAPURA-Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Provinsi Papua telah diumumkan, Senin (13/5).

Ketua Ujian Nasional 2019 Provinsi Papua, Laorens Wantik, S.Pd., M.Pd.Si., mengatakan, berdasarkan regulasi yang berjalan, tidak ada siswa yang tidak lulus. Kecuali siswa/siswi yang berhalangan tetap, seperti tidak mengikuti UN maupun UN susulan, atau meninggal dunia.

Dengan kata lain, seluruh siswa/siswi SMA/SMK yang mengikuti UN di Provinsi Papua menurut Laorens Wantik, lulus 100 persen. 

Dikatakan, penilaian dalam UN terbagi dua. Yakni kelompok siswa peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan kelompok siswa peserta Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP). “Kedua kategori ini tidak dapat digabungkan untuk dibandingkan nilainya satu sama lain. Namun dibandingkan berdasarkan kategorinya,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (13/5). 

Berdasarkan hasil UN yang diumumkan, nilai tertinggi UNBK tingkat SMA untuk jurusan IPA menurut Laorens Wantik diraih siswa SMA YPPK Adhi Luhur nabire atas nama Yosua Kurnianto Sambara. 

Sementara untuk jurusan IPS menurut Laorens Wantik, dirauh pelajar SMA kristen Kalam Kudus atas nama Kenny Yennalis Chandra. Adapun total nilai tertinggi untuk jurusan bahasa diraih Roland Setiadi Darma dari SMA Negeri 1 Jayapura (data lengkap lihat grafis). 

Baca Juga :  Jangan Lagi Tambah Libur!

“Untuk hasil UNBK tingkat SMK, nilai tertinggi diraih Fauziah Islami yang merupakan siswi SMK Negeri 2 Jayapura. Sementara hasil UNPK tingkat SMK nilai tertinggi 1 hingga 3, diraih pelajar SMK Negeri 1 Paniai,” pungkasnya. 

Sementara itu, pengumuman hasil UN tingkat SMA/SMK di Kota dan Kabupaten Jayapura dari pantauan Cenderawasih Pos masih diwarnai dengan aksi corat-coret pakaian seragam. Bahkan usai pengumuman, tidak sedikit pelajar yang melakukan konvoi.

Meskipun demikian ada sejumlah sekolah menggunakan cara tersendiri untuk menghindari anak didiknya melakukan aksi corat-coret pakaian seragam saat pengumuman kemarin. 

SMA Negeri 1 Jayapura misalnya, mewajibkan siswa/siswi kelas XII yang akan mendengarkan hasil UN mengenakan kemeja batik untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan. 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Jayapura, Edison P Takayeitow mengakui bahwa instruksi tersebut merupakan langkah atau upaya dari sekolah agar siswa-siswi tidak melakukan aksi corat-coret. 

Baca Juga :  Sempat Cekcok, Suami Tewas Gantung Diri di Pohon Alpukat

“ Ini merupakan pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya dimana setelah melakukan pengumuman sejumlah siswa turun ke jalan melakukan aksi coret-coret dan konvoi. Aksi tersebut tentunya rawan terjadi kecelakaan. Jangan sampai euforia berlebihan merusak kesempatan mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau tidak bisa mengikuti seleksi penerimaan anggota TNI-Polri dan lainnya,” ungkapnya. 

Diakuinya, penggunaan kebaya dan batik pada acara pengumuman tahun ini, merupakan yang pertama kali dilakukan SMAN 1 Jayapura. “Kedepan akan dibuat seperti tahun ini,” ujarnya.

Disinggung soal hasil UN, Edison menyebutkan dari 548 pelajar SMAN 1 Jayapura yang mengikuti UN tahun ini, 2 orang dinyatakan gugur atau tidak lulus karena kondisi kesehatan. “Keduanya pelajar jurusan IPS, dimana yang satu tidak mengikuti ujian akhir sama sekali dan satunya lagi hanya ikut satu hari,” jelasnya. 

Sementara itu, ditemui terpisah, Kepala SMK Negeri 5 Jayapura, Suprayitno Rohadi menyebutkan tahun 2019 SMK N 5 Jayapura mencatat kelulusan 100 persen. (gr/kim/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya