Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Harga BBM di Yahukimo Tembus Rp 100 Ribu/Liter

JAYAPURA-Meski beberapa tahun lalu usai kedatangan Presiden Joko Widodo diterapkan program BBM satu harga alias tak ada perbedaan satu daerah dengan yang lain namun pada kenyataannya harga BBM di daerah tertentu masih jomplang.

Kabupaten Yahukimo misalnya, dimana harga BBM jenis premium atau bensin sempat menyentuh angka Rp 100 ribu/liter. Mirisnya lagi, karena masyarakat membutuhkan akhirnya dengan harga menjulang ini warga tetap membeli.

“Kemarin kami beli sampai Rp 100 ribu/liter tapi sekarang sudah turun menjadi Rp 80 ribu sampai Rp 50 ribu/liter,” kata Wen Pahabol menceritakan keluh kesahnya.

Ia sendiri akhirnya membeli meski harga selangit mengingat tanpa BBM tentu motornya tak bisa berjalan. Harga ini menurutnya tak lepas dari para pedagang yang membeli menggunakan jerigen dengan jumlah yang tak sedikit. Antrian jerigen ini membuat pemotor yang awalnya ingin membeli harus mengantre lebih cepat, sebab biasanya stok BBM di Yahukimo hanya bisa bertahan dua hari. “Jadi yang punya jerigen ini mereka yang akan menjual lagi dengan harga tinggi. Kalau tidak cepat maka nantinya mereka borong dan jual untuk cari keuntungan,” sesalnya.

Baca Juga :  Modifikasi Tangki, Polisi Amankan 3 Mobil di SPBU

Ia juga menyayangkan bahwa dari banyaknya jerigen untuk dijual kembali ternyata ada juga yang dibeli untuk keperluan tambang ilegal. Masyarakat lebih banyak pasrah dan akhirnya membeli dengan harga mahal karena banyak pedagang yang membeli dan menjual kembali. Tentunya dengan harga yang relatif mahal. Sedangkan untuk kawasan penambangan dikatakan bahwa para pendulang ini bisa membeli dengan harga  jauh lebih tinggi. “Saya juga pedagang tapi kadang kesulitan juga, sebab para penambang berani dengan harga tinggi. Kalau kami 1 drum bisa membeli Rp 2,5 juta tapi orang tambang sanggup membayar Rp 4 juta dan itu bisa lebih tinggi sehingga kami lebih banyak diam,” ujar Ani  sambil melayani pembeli.

Baca Juga :  Curi BBM PLN,  Ayah dan Anak Kandung Ini Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Terkait ini Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli tak menampik jika ada kenaikan harga yang sangat menyolok. Ia membenarkan bahwa kelangkaan BBM yang akhir-akhir ini menjadi catatanya untuk dicek kembali mengapa terjadi kenaikan harga BBM seperti itu.

Bupati Didimus menyatakan akan segera membenahi penanganan pendistribusiannya dari hulu ke hilir sekaligus membenahi kuota, mekanisme dan transit. “Sudah tidak betul memang ini. Dan saya melihat memang masih banyak yang membeli menggunakan jerigen hingga  BBM-nya cepat habis dan akhirnya masyarakat membeli di SPBU. Saya tidak tahu apakah ada kerja sama hingga BBM cepat sekali habis,” tutupnya. (ade/nat)

JAYAPURA-Meski beberapa tahun lalu usai kedatangan Presiden Joko Widodo diterapkan program BBM satu harga alias tak ada perbedaan satu daerah dengan yang lain namun pada kenyataannya harga BBM di daerah tertentu masih jomplang.

Kabupaten Yahukimo misalnya, dimana harga BBM jenis premium atau bensin sempat menyentuh angka Rp 100 ribu/liter. Mirisnya lagi, karena masyarakat membutuhkan akhirnya dengan harga menjulang ini warga tetap membeli.

“Kemarin kami beli sampai Rp 100 ribu/liter tapi sekarang sudah turun menjadi Rp 80 ribu sampai Rp 50 ribu/liter,” kata Wen Pahabol menceritakan keluh kesahnya.

Ia sendiri akhirnya membeli meski harga selangit mengingat tanpa BBM tentu motornya tak bisa berjalan. Harga ini menurutnya tak lepas dari para pedagang yang membeli menggunakan jerigen dengan jumlah yang tak sedikit. Antrian jerigen ini membuat pemotor yang awalnya ingin membeli harus mengantre lebih cepat, sebab biasanya stok BBM di Yahukimo hanya bisa bertahan dua hari. “Jadi yang punya jerigen ini mereka yang akan menjual lagi dengan harga tinggi. Kalau tidak cepat maka nantinya mereka borong dan jual untuk cari keuntungan,” sesalnya.

Baca Juga :  Jalur Jayapura-Yalimo Diperketat

Ia juga menyayangkan bahwa dari banyaknya jerigen untuk dijual kembali ternyata ada juga yang dibeli untuk keperluan tambang ilegal. Masyarakat lebih banyak pasrah dan akhirnya membeli dengan harga mahal karena banyak pedagang yang membeli dan menjual kembali. Tentunya dengan harga yang relatif mahal. Sedangkan untuk kawasan penambangan dikatakan bahwa para pendulang ini bisa membeli dengan harga  jauh lebih tinggi. “Saya juga pedagang tapi kadang kesulitan juga, sebab para penambang berani dengan harga tinggi. Kalau kami 1 drum bisa membeli Rp 2,5 juta tapi orang tambang sanggup membayar Rp 4 juta dan itu bisa lebih tinggi sehingga kami lebih banyak diam,” ujar Ani  sambil melayani pembeli.

Baca Juga :  Polisi Sita Truk Modifikasi Penimbun Solar

Terkait ini Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli tak menampik jika ada kenaikan harga yang sangat menyolok. Ia membenarkan bahwa kelangkaan BBM yang akhir-akhir ini menjadi catatanya untuk dicek kembali mengapa terjadi kenaikan harga BBM seperti itu.

Bupati Didimus menyatakan akan segera membenahi penanganan pendistribusiannya dari hulu ke hilir sekaligus membenahi kuota, mekanisme dan transit. “Sudah tidak betul memang ini. Dan saya melihat memang masih banyak yang membeli menggunakan jerigen hingga  BBM-nya cepat habis dan akhirnya masyarakat membeli di SPBU. Saya tidak tahu apakah ada kerja sama hingga BBM cepat sekali habis,” tutupnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya