Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

NPC Papua Diperkuat GM Cerdas Barus, Catur Cepat Papua Sabet 8 Emas

Melihat Dari Dekat Pertandingan Catur Peparnas XVI Papua 2021

Sebanyak 171 pecatur dari 23 provinsi, turun pada cabang olahraga catur Peparnas XVI Papua yang digelar di Hotel Sahid Papua, 6-13 November 2021. Bagaimana jalannya pertandingan catur Peparnas XVI Papua ?

Laporan: Priyadi, Jayapura

BILA dibandingkan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV Jawa Barat tahun 2016, pecatur yang turun pada cabang olahraga para catur Peparnas XVI Papua jauh lebih banyak.

Tercatat pada Peparnas XVI Papua, sebanyak 171 pecatur dari 23 provinsi ambil bagian. Dari jumlah tersebut, sebanyak 131 pecatur pertarung pada kelas catur cepat dan standar. Sementara sisanya 40 pecatur turun pada kelas catur elite. 

Dalam cabor catur Peparnas XVI Papua ini, pecatur dibagi dalam beberapa kelas penyandang ketunaan yaitu tuna daksa putra-putri, tunanetra (TN) B1 (tidak bisa melihat sama sekali dari lahir), TNB2 (untuk penyandang low vision), TNB3 (bisa melihat tapi jarak pandangnya terbatas) dan tunarungu wicara. 

Menariknya, cabor catur Peparnas XVI Papua ini juga diikuti pecatur bergelar master yaitu Grand Master (GM) Cerdas Barus yang merupakan pecatur NPC Papua dan Master Internasional (MI) Tirto dari NPC Jawa Tengah.

Cenderawasih Pos yang melakukan tugas peliputan cabor catur, terkesima dengan semangat para pecatur utamanya pecatur yang turun pada kelas TNB1. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, permainan catur du kelas TNB1 ini tidak jauh beda dengan permainan catur non-difabel. Perbedaannya hanya pada papan caturnya saja. Dimana untuk papan catur tunanetra, di bagian kotak putih dan kotak hitam tidak memiliki penampang yang sama rata.

Permukaan yang tidak sama rata ini digunakan sebagai penanda posisi, pemain catur tunanetra sedang berada di wilayah kotak putih atau kotak hitam.

Selain itu, pada bagian tengah kotak-kotak dibuat lubang, gunanya sebagai tempat menancapkan gagang bidak catur agar tidak bergeser. Sementara di bawah bidak catur juga dibuat gagang seperti paku, yang berfungsi untuk menancapkan bidak pada lubang-lubang di permukaan papan catur.

Baca Juga :  Pemerintah Uji Vaksin Booster dan Obat Covid-19

Disamping permukaan papan yang tidak sama rata, bidak catur untuk tunanetra juga diberi tanda. Hal ini untuk membedakan bidak catur berwarna putih dengan yang hitam.

Sementara itu, teknik permainan yang dilakukan hampir sama dengan catur non-difabel. Namun untuk catur bagi penyandang tunanetra ini, lebih banyak menggunakan daya ingat dalam bermain. 

Saat Cenderawasih Pos melakukan peliputan, Rabu (10/12), pecatur NPC Papua untuk kelas TNB1, Arifin H. Marpaung sedang bertarung menghadapi pecatur Edi Hartanto dari NPC Jawa Barat. Dari pantauan Cenderawasih Pos, kedua pecatur terlebih dahulu meraba bidak catur dan papan sebelum bermain.

Sayangnya dalam pertandingan ini, pecatur NPC Papua, Arifin Marpaung harus mengakui keunggulan pecatur NPC Jawa Barat. 

Kabarnya, Arifin Marpaung berencana akan pensiun setelah Peparnas XVI Papua.  

Ditemui Cenderawasih Pos usai pertandingan, Arifin Marpaung menyebutkan bahwa Peparnas XVI Papua ini kemungkinan merupakan keikutsertaannya yang terakhir. Arifin mengaku akan mundur untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda yang masih bisa mengembangkan bakatnya untuk mengikuti berbagai event turnamen catur bagi penyandang distabilitas.

Mengenai ketertarikannya pada permainan catur, Arifin mengaku mengenal dan tertarik bermain catur karena dorongan kakak-kakaknya yang pintar bermain catur. Meskipun dirinya tidak bisa melihat sama sekali, namun ini tidak menyurutkan semangat Arifin belajar bermain catur.  

“Umur 14 tahun, saya mulai diperkenalkan bermain catur bagi penyandang tunanetra. Saya dilatih dengan sabar tekun dan penuh semangat. Kalah menang hal biasa yang penting semangat dan terus berusaha,” tuturnya. 

Meskipun belum bisa memberikan hasil yang terbaik bagi NPC Papua, namun Arifin berpesan kepada para penyandang disabilitas yang mempunyai bakat untuk bisa belajar dengan serius dalam mengembangkan bakatnya. 

 “Ini pertandingan terakhir saya dan saya harap generasi muda yang mempunyai bakat bermain catur khususnya kaum difabel untuk bisa dikembangkan dan didampingi dengan baik. Berikan kesempatan kepada mereka untuk bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara serta daerahnya masing-masing. Jangan pernah putus asa, terus berusaha dan berdoa lihat tulus pasti akan terkabul,” tutupnya. 

Baca Juga :  Olah TKP Kebakaran Pasar Pharaa, Ini Kesimpulan Polisi

Sementara itu, GM Cerdas Barus pecatur NPC Peparnas Papua TRW yang telah menyumbangkan medali emas di kelas catur cepat mengaku, sangat senang dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petolongan-Nya sehingga dirinya mampu menyumbang medali emas bagi NPC Provinsi Papua.

Sebelum Peparnas XVI Papua, Cerdas Barus juga memperkuat kontingen Papua pada PON XXI Papua dan berhasil menyumbang satu medali emas yang merupakan medali emas pertama Papua pada Cabor catur PON. 

“Terima kasih juga saya ucapkan pada keluarga serta masyarakat dan Pemerintah Papua atas dukungannya, sehingga pada Peparnas XVI Papua saya tetap memberikan penampilan yang terbaik dari sebelumnya. Apalagi saya sudah mendapatkan gelar grand master tentu menjadi beban berat yang harus dilaksanakan semaksimal mungkin,” ucapnya.

Ditemui di tempat yang sama Ketua Panpel Cabor Catur Peparnas XVI Papua,  Baharuddin Hasan mengatakan selama pertandingan digelar tidak ada masalah. Meskipun diakuinya tempat atau venuenya terbatas karena pecatur yang datang cukup banyak dan melebihi ekspektasi, namun semua berjalan dengan baik.

“Pertandingan catur dimulai pukul 08.00 -16.00 WIT. Setiap babak membutuhkan waktu/durasi untuk catur cepat 30 menit dan incrament 30 detik dan catur standar waktunya  1 jam incrament 30 detik,” jelasnya.

Kata Bahar untuk atlet NPC Papua cabang para catur, diikuti 25 orang atlet terdiri dari 15 orang atlet putra dan 10 orang atlet putri terbagi 4 klasifikasi TB 1, TB 2, TB 3, TND, TNW.

Pertandingan catur dimulai tanggal 6-8 November untuk pertandingan catur cepat yang mempertandingan 16 nomor pertandingan dan kemudian dilanjutkan catur standar mempertandingkan 16 nomor pertandingan. Dan usai dilaksanakan catur standar kemudian dilanjutkan catur elit dengan merebutkan enam nomor pertandingan atau 6 medali emas. Dalam pertandingan catur cepat Papua mendapatkan 8 medali emas dari 16 nomor pertandingan.***

Melihat Dari Dekat Pertandingan Catur Peparnas XVI Papua 2021

Sebanyak 171 pecatur dari 23 provinsi, turun pada cabang olahraga catur Peparnas XVI Papua yang digelar di Hotel Sahid Papua, 6-13 November 2021. Bagaimana jalannya pertandingan catur Peparnas XVI Papua ?

Laporan: Priyadi, Jayapura

BILA dibandingkan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV Jawa Barat tahun 2016, pecatur yang turun pada cabang olahraga para catur Peparnas XVI Papua jauh lebih banyak.

Tercatat pada Peparnas XVI Papua, sebanyak 171 pecatur dari 23 provinsi ambil bagian. Dari jumlah tersebut, sebanyak 131 pecatur pertarung pada kelas catur cepat dan standar. Sementara sisanya 40 pecatur turun pada kelas catur elite. 

Dalam cabor catur Peparnas XVI Papua ini, pecatur dibagi dalam beberapa kelas penyandang ketunaan yaitu tuna daksa putra-putri, tunanetra (TN) B1 (tidak bisa melihat sama sekali dari lahir), TNB2 (untuk penyandang low vision), TNB3 (bisa melihat tapi jarak pandangnya terbatas) dan tunarungu wicara. 

Menariknya, cabor catur Peparnas XVI Papua ini juga diikuti pecatur bergelar master yaitu Grand Master (GM) Cerdas Barus yang merupakan pecatur NPC Papua dan Master Internasional (MI) Tirto dari NPC Jawa Tengah.

Cenderawasih Pos yang melakukan tugas peliputan cabor catur, terkesima dengan semangat para pecatur utamanya pecatur yang turun pada kelas TNB1. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, permainan catur du kelas TNB1 ini tidak jauh beda dengan permainan catur non-difabel. Perbedaannya hanya pada papan caturnya saja. Dimana untuk papan catur tunanetra, di bagian kotak putih dan kotak hitam tidak memiliki penampang yang sama rata.

Permukaan yang tidak sama rata ini digunakan sebagai penanda posisi, pemain catur tunanetra sedang berada di wilayah kotak putih atau kotak hitam.

Selain itu, pada bagian tengah kotak-kotak dibuat lubang, gunanya sebagai tempat menancapkan gagang bidak catur agar tidak bergeser. Sementara di bawah bidak catur juga dibuat gagang seperti paku, yang berfungsi untuk menancapkan bidak pada lubang-lubang di permukaan papan catur.

Baca Juga :  Pemerintah Uji Vaksin Booster dan Obat Covid-19

Disamping permukaan papan yang tidak sama rata, bidak catur untuk tunanetra juga diberi tanda. Hal ini untuk membedakan bidak catur berwarna putih dengan yang hitam.

Sementara itu, teknik permainan yang dilakukan hampir sama dengan catur non-difabel. Namun untuk catur bagi penyandang tunanetra ini, lebih banyak menggunakan daya ingat dalam bermain. 

Saat Cenderawasih Pos melakukan peliputan, Rabu (10/12), pecatur NPC Papua untuk kelas TNB1, Arifin H. Marpaung sedang bertarung menghadapi pecatur Edi Hartanto dari NPC Jawa Barat. Dari pantauan Cenderawasih Pos, kedua pecatur terlebih dahulu meraba bidak catur dan papan sebelum bermain.

Sayangnya dalam pertandingan ini, pecatur NPC Papua, Arifin Marpaung harus mengakui keunggulan pecatur NPC Jawa Barat. 

Kabarnya, Arifin Marpaung berencana akan pensiun setelah Peparnas XVI Papua.  

Ditemui Cenderawasih Pos usai pertandingan, Arifin Marpaung menyebutkan bahwa Peparnas XVI Papua ini kemungkinan merupakan keikutsertaannya yang terakhir. Arifin mengaku akan mundur untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda yang masih bisa mengembangkan bakatnya untuk mengikuti berbagai event turnamen catur bagi penyandang distabilitas.

Mengenai ketertarikannya pada permainan catur, Arifin mengaku mengenal dan tertarik bermain catur karena dorongan kakak-kakaknya yang pintar bermain catur. Meskipun dirinya tidak bisa melihat sama sekali, namun ini tidak menyurutkan semangat Arifin belajar bermain catur.  

“Umur 14 tahun, saya mulai diperkenalkan bermain catur bagi penyandang tunanetra. Saya dilatih dengan sabar tekun dan penuh semangat. Kalah menang hal biasa yang penting semangat dan terus berusaha,” tuturnya. 

Meskipun belum bisa memberikan hasil yang terbaik bagi NPC Papua, namun Arifin berpesan kepada para penyandang disabilitas yang mempunyai bakat untuk bisa belajar dengan serius dalam mengembangkan bakatnya. 

 “Ini pertandingan terakhir saya dan saya harap generasi muda yang mempunyai bakat bermain catur khususnya kaum difabel untuk bisa dikembangkan dan didampingi dengan baik. Berikan kesempatan kepada mereka untuk bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara serta daerahnya masing-masing. Jangan pernah putus asa, terus berusaha dan berdoa lihat tulus pasti akan terkabul,” tutupnya. 

Baca Juga :  Hofni Simbiak: Pembagian Perwakilan Tidak Seimbang

Sementara itu, GM Cerdas Barus pecatur NPC Peparnas Papua TRW yang telah menyumbangkan medali emas di kelas catur cepat mengaku, sangat senang dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petolongan-Nya sehingga dirinya mampu menyumbang medali emas bagi NPC Provinsi Papua.

Sebelum Peparnas XVI Papua, Cerdas Barus juga memperkuat kontingen Papua pada PON XXI Papua dan berhasil menyumbang satu medali emas yang merupakan medali emas pertama Papua pada Cabor catur PON. 

“Terima kasih juga saya ucapkan pada keluarga serta masyarakat dan Pemerintah Papua atas dukungannya, sehingga pada Peparnas XVI Papua saya tetap memberikan penampilan yang terbaik dari sebelumnya. Apalagi saya sudah mendapatkan gelar grand master tentu menjadi beban berat yang harus dilaksanakan semaksimal mungkin,” ucapnya.

Ditemui di tempat yang sama Ketua Panpel Cabor Catur Peparnas XVI Papua,  Baharuddin Hasan mengatakan selama pertandingan digelar tidak ada masalah. Meskipun diakuinya tempat atau venuenya terbatas karena pecatur yang datang cukup banyak dan melebihi ekspektasi, namun semua berjalan dengan baik.

“Pertandingan catur dimulai pukul 08.00 -16.00 WIT. Setiap babak membutuhkan waktu/durasi untuk catur cepat 30 menit dan incrament 30 detik dan catur standar waktunya  1 jam incrament 30 detik,” jelasnya.

Kata Bahar untuk atlet NPC Papua cabang para catur, diikuti 25 orang atlet terdiri dari 15 orang atlet putra dan 10 orang atlet putri terbagi 4 klasifikasi TB 1, TB 2, TB 3, TND, TNW.

Pertandingan catur dimulai tanggal 6-8 November untuk pertandingan catur cepat yang mempertandingan 16 nomor pertandingan dan kemudian dilanjutkan catur standar mempertandingkan 16 nomor pertandingan. Dan usai dilaksanakan catur standar kemudian dilanjutkan catur elit dengan merebutkan enam nomor pertandingan atau 6 medali emas. Dalam pertandingan catur cepat Papua mendapatkan 8 medali emas dari 16 nomor pertandingan.***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya