Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Tidak Ada Kelompok Jihad Masuk Kota Jayapura

AKBP Gustav R Urbinas (FOTO : Takim/Cepos )

Polda Papua Pantau Ribuan Akun Provokatif 

JAYAPURA-Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas mengimbau masyarakat khususnya di Kota Jayapura untuk menciptakan keamanan dan ketertiban dengan cara tidak menyalahgunakan media sosial seperti menyebarkan isu SARA (suku, agama, ras dan golongan) dan ujaran kebencian.

“Mari kita jaga  kebersamaan, persatuan dan kesatuan dengan penuh toleransi, guna mencegah isu SARA dan rasisme,” ucap Kapolres Gustav Urbinas, Jumat (11/10).

Terkait situasi saat ini dalam imbauan Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kapolda Papua, Polres Jayapura Kota selalu mengingatkan  masyarakat untuk bijak dalam bermedsos dan jangan menyampaikan isu SARA serta ujaran kebencian. 

“Hingga saat ini kami terus melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan,” ucapnya.

Pihaknya selalu melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya menjaga solidaritas demi terciptanya kenyamanan tanpa harus terprovokasi dengan isu-isu hoax yang beredar luas di dunia maya.

Sementara itu, terkait dengan adanya dugaan atau isu bahwa adanya kelompok jihad dalam bentuk FPI ataupun ke arah radikal, Kapolres Gustav Urbinas menegaskan bahwa hal itu tidak benar. Dirinya memastikan tidak ada yang masuk ke Kota Jayapura dan sekitarnya.

Sejauh ini lanjut Kapolres, di Kota Jayapura belum ada dan pasti terdeteksi serta dilakukan tindakan tegas. Misalnya untuk membatalkan dari pada rencana keberangkatan ataupun memulangkan kembali dengan segera dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Pos Diserang,  Satu Personel Damai Cartenz Gugur

“Yang ada di sini itu jamaah Tabliq yang sudah mempunyai agenda dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi semacam dakwah keliling dan syiar untuk agama Islam,”terangnya.

“Sejauh ini yang kita ikuti semua berjalan sesuai dengan ajaran agama yang berlaku pada Islam pada umumnya. Jadi tidak ada hal-hal yang berpotensi bertentangan dengan Pancasila dan Kepolisian masih terus ikuti kegiatan dimaksud,” sambungnya.

Menurutnya, untuk dokumen dan agenda kegiatan semua jelas dan ada serta diketahui oleh MUI. Termasuk pengurus masjid se-Kota Jayapura. “Ini untuk kita sama-sama mengawasi, berkoordinasi dan ada waktu baik kita akan tatap muka dengan meraka,” tandasnya.

Ditambahkan, masyarakat yang di sekitar masjid yang dikunjungi semua baik-baik saja. Kapolres Gustav Urbinas mengatakan tidak ada hal-hal negatif yang disampaikan tetapi justru mendapat  manfaat yang disampaikan dalam khotbah terkait ajaran agama Islam. 

Sementara itu, jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Papua terus memantau ribuan akun provokatif yang mengangkat isu Papua di sosial media, pasca kerusuhan Jayapura maupun Wamena, dua bulan terakhir.

Kompol Cahyo Sukarnito ( FOTO : Elfira/Cepos)

Kasubdit V Siber Direktorat Reskrim Khusus Polda Papua, Kompol Cahyo Sukarnito mengatakan, jumlah akun provokatif di media sosial terus mengalami peningkatan pasca kerusuhan Jayapura.

Baca Juga :  Menkeu Diminta Bertanggungjawab Atas Kerancuan Anggaran Daerah

“Jumlah akun provokatif sangat banyak, bisa ribuan dengan isu yang diangkat adalah Papua. Kami tidak bisa pastikan apakah pembuat akun ini ada di Papua atau luar Papua,” kata Cahyo Sukarnito kepada wartawan, Jumat (11/10).

Dikatakan, puluhan akun anonim atau tanpa nama telah ditake down setiap harinya. Dari data yang dimiliki Polda Papua, ada puluhan akun anonim setiap harinya dan pasti ditake down.“Jumlah akun anonim ini belum dari pantauan Polres jajaran yang ikut memantau media sosial,” tuturnya.

Menurut Cahyo, sekira 50-an akun anonim yang menyebar konten provokatif tentang Papua telah ditindak sepanjang tahun 2019. Namun dari puluhan pemilik akun tidak semuanya diproses hukum karena telah meminta maaf.

“Penindakan tetap kami lakukan. Namun tidak semuanya kita proses hukum karena ada permintaan maaf,” ucapnya.

Polda Papua akan terus meningkatkan patroli di dunia maya untuk mencegah penyebaran hoaks. Bahkan, seluruh personel kepolisian di Papua diwajibkan memantau akun-akun di media sosial.

”Perintah pimpinan semua anggota Polri melaksanakan patroli di dunia maya. Jika ditemukan akun provokatif akan ditindaklanjuti oleh Subdit Siber Direktorat Reskrim Khusus Polda,” pungkasnya. (fia/kim/nat)

AKBP Gustav R Urbinas (FOTO : Takim/Cepos )

Polda Papua Pantau Ribuan Akun Provokatif 

JAYAPURA-Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas mengimbau masyarakat khususnya di Kota Jayapura untuk menciptakan keamanan dan ketertiban dengan cara tidak menyalahgunakan media sosial seperti menyebarkan isu SARA (suku, agama, ras dan golongan) dan ujaran kebencian.

“Mari kita jaga  kebersamaan, persatuan dan kesatuan dengan penuh toleransi, guna mencegah isu SARA dan rasisme,” ucap Kapolres Gustav Urbinas, Jumat (11/10).

Terkait situasi saat ini dalam imbauan Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kapolda Papua, Polres Jayapura Kota selalu mengingatkan  masyarakat untuk bijak dalam bermedsos dan jangan menyampaikan isu SARA serta ujaran kebencian. 

“Hingga saat ini kami terus melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan,” ucapnya.

Pihaknya selalu melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya menjaga solidaritas demi terciptanya kenyamanan tanpa harus terprovokasi dengan isu-isu hoax yang beredar luas di dunia maya.

Sementara itu, terkait dengan adanya dugaan atau isu bahwa adanya kelompok jihad dalam bentuk FPI ataupun ke arah radikal, Kapolres Gustav Urbinas menegaskan bahwa hal itu tidak benar. Dirinya memastikan tidak ada yang masuk ke Kota Jayapura dan sekitarnya.

Sejauh ini lanjut Kapolres, di Kota Jayapura belum ada dan pasti terdeteksi serta dilakukan tindakan tegas. Misalnya untuk membatalkan dari pada rencana keberangkatan ataupun memulangkan kembali dengan segera dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Saat Hajatan Desa yang Sifatnya Umum, Doanya Dua Kali

“Yang ada di sini itu jamaah Tabliq yang sudah mempunyai agenda dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi semacam dakwah keliling dan syiar untuk agama Islam,”terangnya.

“Sejauh ini yang kita ikuti semua berjalan sesuai dengan ajaran agama yang berlaku pada Islam pada umumnya. Jadi tidak ada hal-hal yang berpotensi bertentangan dengan Pancasila dan Kepolisian masih terus ikuti kegiatan dimaksud,” sambungnya.

Menurutnya, untuk dokumen dan agenda kegiatan semua jelas dan ada serta diketahui oleh MUI. Termasuk pengurus masjid se-Kota Jayapura. “Ini untuk kita sama-sama mengawasi, berkoordinasi dan ada waktu baik kita akan tatap muka dengan meraka,” tandasnya.

Ditambahkan, masyarakat yang di sekitar masjid yang dikunjungi semua baik-baik saja. Kapolres Gustav Urbinas mengatakan tidak ada hal-hal negatif yang disampaikan tetapi justru mendapat  manfaat yang disampaikan dalam khotbah terkait ajaran agama Islam. 

Sementara itu, jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Papua terus memantau ribuan akun provokatif yang mengangkat isu Papua di sosial media, pasca kerusuhan Jayapura maupun Wamena, dua bulan terakhir.

Kompol Cahyo Sukarnito ( FOTO : Elfira/Cepos)

Kasubdit V Siber Direktorat Reskrim Khusus Polda Papua, Kompol Cahyo Sukarnito mengatakan, jumlah akun provokatif di media sosial terus mengalami peningkatan pasca kerusuhan Jayapura.

Baca Juga :  Pdt. Petrus: Pro Kontra DOB adalah Hal yang Biasa

“Jumlah akun provokatif sangat banyak, bisa ribuan dengan isu yang diangkat adalah Papua. Kami tidak bisa pastikan apakah pembuat akun ini ada di Papua atau luar Papua,” kata Cahyo Sukarnito kepada wartawan, Jumat (11/10).

Dikatakan, puluhan akun anonim atau tanpa nama telah ditake down setiap harinya. Dari data yang dimiliki Polda Papua, ada puluhan akun anonim setiap harinya dan pasti ditake down.“Jumlah akun anonim ini belum dari pantauan Polres jajaran yang ikut memantau media sosial,” tuturnya.

Menurut Cahyo, sekira 50-an akun anonim yang menyebar konten provokatif tentang Papua telah ditindak sepanjang tahun 2019. Namun dari puluhan pemilik akun tidak semuanya diproses hukum karena telah meminta maaf.

“Penindakan tetap kami lakukan. Namun tidak semuanya kita proses hukum karena ada permintaan maaf,” ucapnya.

Polda Papua akan terus meningkatkan patroli di dunia maya untuk mencegah penyebaran hoaks. Bahkan, seluruh personel kepolisian di Papua diwajibkan memantau akun-akun di media sosial.

”Perintah pimpinan semua anggota Polri melaksanakan patroli di dunia maya. Jika ditemukan akun provokatif akan ditindaklanjuti oleh Subdit Siber Direktorat Reskrim Khusus Polda,” pungkasnya. (fia/kim/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya