Wednesday, April 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Gubernur: Mahasiswa Tetap Selesaikan Kuliah di Kota Studinya

Gubernur Papua, Lukas Enembe didampingi Ketua DPRP Yunus Wonda, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring dan Sekda Provinsi Papua TEA Hery Dosinaen saat memberikan keterangan pers.

Kapolda: Kapolri dan Seluruh Kapolda Jamin Keamanan Mahasiswa Papua

JAYAPURA- Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, SIP., MH.,  meminta kepada mahasiswa yang merasa aman di kota studinya untuk tidak usah kembali ke Papua dan tetap melanjutkan studinya.

“Ini sudah mau akhir semester, kita harap mereka tetap melanjutkan studinya,” tegas Gubernur Lukas Enembe usai coffee morning Kapolda Papua bersama Forkopimda Papua upaya mencari solusi kepulangan mahasiswa Papua yang dipimpin Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja di Aula Rastra Samara Polda Papua, Rabu (11/9).

Gubernur Enembe mencatat hingga saat ini sudah ada 1.037 orang mahasiswa-mahasiswi Papua yang kuliah di luar Papua telah kembali ke Papua. Kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.

Terkait apakah kepulangan mahasiswa-mahasiswi ini ada masalah di kota studi mereka atau ada sekonario lain yang dibuat orag lain, Gubernur mengaku akan melakukan pertemuan dengan  perwakilan mahasiswa Papua guna membahas apa yang menjadi masalah di kota studi mereka.

“Kalau memang mereka pulang karena situasi bermasalah dengan provinsi tersebut, kami juga akan ada pertemuan lanjutan dengan Kapolri. Dimana Kapolri nanti memanggil semua Kapolda  untuk memberikan jaminan keamanan kepada anak-anak kita di kota studi di seluruh Indonesia. Mereka ini punya hak untuk hidup dan bersekolah di luar provinsi papua,”  tandasnya.

Terkait dengan mahasiswa yang sudah terlanjur kembali ke Papua, Gubernur Enembe mengaku akan mencari solusi. Dirinya akan melakukan pertemuan dengan setiap ketua dari mahasiswa guna mendengarkan alasan kepulangan mereka. Apabila mahasiswa bersedia pulang ke kota studinya pemerintah daerah bersedia pulangkan mereka.

Baca Juga :  DOB dan Otsus Baru Semestinya Jadi Berkat Bagi Orang Papua

Di tempat yang sama, Kapolda Papua Irjen Pol. Rudolf A Rodja  mengatakan, kepulangan seribuan mahasiswa ini, sejak adanya maklumat dari Majelis Rakyat Papua (MRP). Sehingga itu, dimungkinkan maklumat yang dikeluarkan oleh MRP bisa jadi pemicunya.

“Mahasiswa ini harus diberikan pengertian, Kapolri sudah menjamin keamanan mereka. Bahkan,  para Kapolda sudah turun dengan jajarannya untuk memberikan rasa aman kepada mahasiswa yang masih ada di kota studi.  Termasuk juga mahasiswa yang akan kembali dari Papua ke kampus kampus mereka masing-masing,” ucap Kapolda Albert Rodja.

Mengantisipasi adanya kelompok yang memanfaatkan para mahasiswa, Kapolda mengaku pihaknya sudah mendekati para tokoh-tokoh yang dituakan dari mahasiswa. Supaya mereka tidak terprovokasi atau terpengaruh dengan ajakan-ajakan dari kelompok lain yang ingin Papua tidak aman.

“Kapolri dan seluruh  Kapolda menjamin keamanan anak-anak ini,” tegas Kapolda.

Adapun data yang dimiliki Polda Papua soal jumlah mahasiswa yang pulang yakni sekira 1.073 mahasiswa. 

Sebagian tertampung di asrama mahasiswa yang ada di Jayapura, dari Manado Sulawesi Utara sekitar 511 orang, Surabaya sekitar 109 orang, Jakarta sekitar 164 orang, Jogjakarta sekitar 36 orang, Makassar sekitar 32 orang, Sumatera sekitar 31 dan daerah lainya dengan jumlah yang kecil.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengaku sudah menyediakan dua unit hercules untuk memulangkan kembali mahasiswa Papua ke kota studi mereka.

Namun, semua itu menurut Pangdam ada tahapannya. Dimana setelah diadakan dialog antara mahasiswa dengan Gubernur Papua, untuk dilakukan pendataan, maka ahasiswa tersebut bisa dikembalikan ke kota studi mereka masing-masing. Seperti di Manado, Makassar, Jawa dan daerah lainnya.

Baca Juga :  Jam Malam Jangan Dijadikan Polemik

“Sesuai dengan instruksi Panglima TNI sudah disiapkan dua unit hercules yang saat ini stand bay di Biak. TNI  akan memfasilitasi dan mendorong mahasiswa kita untuk kembali  ke kota studinya supaya belajar. Mereka ini adalah potensi-potensi generasi kedepan,” tuturnya.

Secara terpisah, Bupati Kepulauan Yapen, Tony Tesar dalam surat imbauannya mengimbau kepada seluruh mahasiswa yang berasal dari Kepulauan Yapen  untuk tidak terprovokasi terhadap isu eksodus mahasiswa dari seluruh Pulau Jawa, Bali, Makassar, dan Manado. Tony Tesar meminta mahasiswa Kepulauan Yapen tetap melanjutkan perkuliahan di tempat studi mereke hingga selesai.

Dikatakan, tidak ada sistem pendidikan yang menjamin seluruh mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Yapen  yang pulang ke Papua dapat ditampung dan melanjutkan perkuliahan di perguruan tinggi di Papua.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen menurutnya juga tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Yapen yang pulang  ke Papua maupun kembali ke tempat studi.

Sementara itu, Kadis Kominfo Tolikara, Derwes  Yikwa meminta agar mahasiswa yang berasal dari Tolikara tetap kuliah dengan baik di kota studinya masing-masing tanpa terpengaruh dengan isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

“Kalau memang mengalami teror bisa melaporkannya ke pihak yang berwajib di kota studi mereka masing-masing,” pungkasnya. (fia/nat)

Gubernur Papua, Lukas Enembe didampingi Ketua DPRP Yunus Wonda, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring dan Sekda Provinsi Papua TEA Hery Dosinaen saat memberikan keterangan pers.

Kapolda: Kapolri dan Seluruh Kapolda Jamin Keamanan Mahasiswa Papua

JAYAPURA- Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, SIP., MH.,  meminta kepada mahasiswa yang merasa aman di kota studinya untuk tidak usah kembali ke Papua dan tetap melanjutkan studinya.

“Ini sudah mau akhir semester, kita harap mereka tetap melanjutkan studinya,” tegas Gubernur Lukas Enembe usai coffee morning Kapolda Papua bersama Forkopimda Papua upaya mencari solusi kepulangan mahasiswa Papua yang dipimpin Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja di Aula Rastra Samara Polda Papua, Rabu (11/9).

Gubernur Enembe mencatat hingga saat ini sudah ada 1.037 orang mahasiswa-mahasiswi Papua yang kuliah di luar Papua telah kembali ke Papua. Kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.

Terkait apakah kepulangan mahasiswa-mahasiswi ini ada masalah di kota studi mereka atau ada sekonario lain yang dibuat orag lain, Gubernur mengaku akan melakukan pertemuan dengan  perwakilan mahasiswa Papua guna membahas apa yang menjadi masalah di kota studi mereka.

“Kalau memang mereka pulang karena situasi bermasalah dengan provinsi tersebut, kami juga akan ada pertemuan lanjutan dengan Kapolri. Dimana Kapolri nanti memanggil semua Kapolda  untuk memberikan jaminan keamanan kepada anak-anak kita di kota studi di seluruh Indonesia. Mereka ini punya hak untuk hidup dan bersekolah di luar provinsi papua,”  tandasnya.

Terkait dengan mahasiswa yang sudah terlanjur kembali ke Papua, Gubernur Enembe mengaku akan mencari solusi. Dirinya akan melakukan pertemuan dengan setiap ketua dari mahasiswa guna mendengarkan alasan kepulangan mereka. Apabila mahasiswa bersedia pulang ke kota studinya pemerintah daerah bersedia pulangkan mereka.

Baca Juga :  Dua Orang Diperiksa Terkait Pengibaran Bendera Bintang Kejora

Di tempat yang sama, Kapolda Papua Irjen Pol. Rudolf A Rodja  mengatakan, kepulangan seribuan mahasiswa ini, sejak adanya maklumat dari Majelis Rakyat Papua (MRP). Sehingga itu, dimungkinkan maklumat yang dikeluarkan oleh MRP bisa jadi pemicunya.

“Mahasiswa ini harus diberikan pengertian, Kapolri sudah menjamin keamanan mereka. Bahkan,  para Kapolda sudah turun dengan jajarannya untuk memberikan rasa aman kepada mahasiswa yang masih ada di kota studi.  Termasuk juga mahasiswa yang akan kembali dari Papua ke kampus kampus mereka masing-masing,” ucap Kapolda Albert Rodja.

Mengantisipasi adanya kelompok yang memanfaatkan para mahasiswa, Kapolda mengaku pihaknya sudah mendekati para tokoh-tokoh yang dituakan dari mahasiswa. Supaya mereka tidak terprovokasi atau terpengaruh dengan ajakan-ajakan dari kelompok lain yang ingin Papua tidak aman.

“Kapolri dan seluruh  Kapolda menjamin keamanan anak-anak ini,” tegas Kapolda.

Adapun data yang dimiliki Polda Papua soal jumlah mahasiswa yang pulang yakni sekira 1.073 mahasiswa. 

Sebagian tertampung di asrama mahasiswa yang ada di Jayapura, dari Manado Sulawesi Utara sekitar 511 orang, Surabaya sekitar 109 orang, Jakarta sekitar 164 orang, Jogjakarta sekitar 36 orang, Makassar sekitar 32 orang, Sumatera sekitar 31 dan daerah lainya dengan jumlah yang kecil.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengaku sudah menyediakan dua unit hercules untuk memulangkan kembali mahasiswa Papua ke kota studi mereka.

Namun, semua itu menurut Pangdam ada tahapannya. Dimana setelah diadakan dialog antara mahasiswa dengan Gubernur Papua, untuk dilakukan pendataan, maka ahasiswa tersebut bisa dikembalikan ke kota studi mereka masing-masing. Seperti di Manado, Makassar, Jawa dan daerah lainnya.

Baca Juga :  Menyisahkan Luka Mendalam Bagi Rakyat Papua

“Sesuai dengan instruksi Panglima TNI sudah disiapkan dua unit hercules yang saat ini stand bay di Biak. TNI  akan memfasilitasi dan mendorong mahasiswa kita untuk kembali  ke kota studinya supaya belajar. Mereka ini adalah potensi-potensi generasi kedepan,” tuturnya.

Secara terpisah, Bupati Kepulauan Yapen, Tony Tesar dalam surat imbauannya mengimbau kepada seluruh mahasiswa yang berasal dari Kepulauan Yapen  untuk tidak terprovokasi terhadap isu eksodus mahasiswa dari seluruh Pulau Jawa, Bali, Makassar, dan Manado. Tony Tesar meminta mahasiswa Kepulauan Yapen tetap melanjutkan perkuliahan di tempat studi mereke hingga selesai.

Dikatakan, tidak ada sistem pendidikan yang menjamin seluruh mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Yapen  yang pulang ke Papua dapat ditampung dan melanjutkan perkuliahan di perguruan tinggi di Papua.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen menurutnya juga tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Yapen yang pulang  ke Papua maupun kembali ke tempat studi.

Sementara itu, Kadis Kominfo Tolikara, Derwes  Yikwa meminta agar mahasiswa yang berasal dari Tolikara tetap kuliah dengan baik di kota studinya masing-masing tanpa terpengaruh dengan isu-isu yang belum tentu kebenarannya.

“Kalau memang mengalami teror bisa melaporkannya ke pihak yang berwajib di kota studi mereka masing-masing,” pungkasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya