Friday, April 19, 2024
25.7 C
Jayapura

Catut Nama MRP dan Staf Presiden, Tipu Ribuan Tenaga Honorer

Jimy Fitouwin  ( FOTO : Robert Mboik Cepos)

SENTANI-Sejumlah oknum anggota PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Kabupaten Jayapura diduga mengiming-imingi ribuan tenaga honorer di Kabupaten Jayapura untuk diangkat menjadi ASN. Tenaga honorer ini kabarnya diminta menyetor uang sebesar Rp 500 ribu agar bisa lolos menjadi ASN

Sekretaris PGRI Kabupaten Jayapura, Jimy Fitouwin yang dikonfirmasi menyesalkan tindakan oknum-oknum yang mengatasnamakan PGRI Kabupaten Jayapura untuk mencari keuntungan pribadi. “Untuk melancarkan aksinya, mereka menjual nama PGRI. Di sini saya mau klarifikasi bahwa kegiatan yang mereka lakukan itu bukan kegiatan PGRI. kegiatan itu diluar pengetahuan kami,” tegasnya kepada wartawan di Sentani, Selasa (10/9).

Berdasarkan pengaduan dari sejumlah honorer di Kabupaten Jayapura, Jimy menyebutkan ada  beberapa oknum yang ikut bermain dalam aksi dugaan penipuan ini. 

Baca Juga :  Polda Papua Antisipasi Hasil Sidang MK

Untuk menlancarkan aksinya, oknum-oknum ini menurut Jimy mencatut nama Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Staf Khusus Presiden, Lenis Kogoya. Dalam menjalankan aksinya, oknum-oknum ini mencatut nama MRP yang akan bertemu langsung dengan presiden melalui Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya. 

Aksi ini menurutnya dilakukan oknum tersebut bersamaan dengan kegiatan penerimaan CPNS formasi 2018. “Saya dengar janji mereka ke honorer itu, karena Jokowi menang besar di Papua jadi bisa diperjuangkan melalui MRP dan Staf khusus presiden. Makanya honorer percaya saja,” sesalnya. 

Mantan wartawan itu membeberkan, beberapa bulan lalu dirinya pernah bertemu dan bahkan tinggal satu hotel di Jakarta dengan tim yang  menamakam dirinya sebagai tim perekrut CPNS tersebut. Saat itu, tim tersebut menginformasikan tujuannnya ke Jakarta untuk menyerahkan nama-nama honorer secara langsung ke Kementerian Pendidikan untuk diangkat menjadi CPNS. 

Baca Juga :  Marinus Yaung: Harusnya Polisi Bongkar Siapa Donatur Aksi

“Mereka ada kasih tunjuk ke saya datanya saat itu. Sekira 1300 nama honorer. Jika dikalikan Rp 500 ribu satu orang berarti berapa banyak uang yang mereka kumpulkan. Luar biasanya lagi, uang yang dikumpul tanpa kwitansi. Karena diminta dana transport dan itu pasti lulus. Saya berharap, polisi segera mengusut kasus ini,” pintanya.(roy/nat)

Jimy Fitouwin  ( FOTO : Robert Mboik Cepos)

SENTANI-Sejumlah oknum anggota PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Kabupaten Jayapura diduga mengiming-imingi ribuan tenaga honorer di Kabupaten Jayapura untuk diangkat menjadi ASN. Tenaga honorer ini kabarnya diminta menyetor uang sebesar Rp 500 ribu agar bisa lolos menjadi ASN

Sekretaris PGRI Kabupaten Jayapura, Jimy Fitouwin yang dikonfirmasi menyesalkan tindakan oknum-oknum yang mengatasnamakan PGRI Kabupaten Jayapura untuk mencari keuntungan pribadi. “Untuk melancarkan aksinya, mereka menjual nama PGRI. Di sini saya mau klarifikasi bahwa kegiatan yang mereka lakukan itu bukan kegiatan PGRI. kegiatan itu diluar pengetahuan kami,” tegasnya kepada wartawan di Sentani, Selasa (10/9).

Berdasarkan pengaduan dari sejumlah honorer di Kabupaten Jayapura, Jimy menyebutkan ada  beberapa oknum yang ikut bermain dalam aksi dugaan penipuan ini. 

Baca Juga :  Komnas HAM Rekomendasikan Penundaan Pilkada di Papua

Untuk menlancarkan aksinya, oknum-oknum ini menurut Jimy mencatut nama Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Staf Khusus Presiden, Lenis Kogoya. Dalam menjalankan aksinya, oknum-oknum ini mencatut nama MRP yang akan bertemu langsung dengan presiden melalui Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya. 

Aksi ini menurutnya dilakukan oknum tersebut bersamaan dengan kegiatan penerimaan CPNS formasi 2018. “Saya dengar janji mereka ke honorer itu, karena Jokowi menang besar di Papua jadi bisa diperjuangkan melalui MRP dan Staf khusus presiden. Makanya honorer percaya saja,” sesalnya. 

Mantan wartawan itu membeberkan, beberapa bulan lalu dirinya pernah bertemu dan bahkan tinggal satu hotel di Jakarta dengan tim yang  menamakam dirinya sebagai tim perekrut CPNS tersebut. Saat itu, tim tersebut menginformasikan tujuannnya ke Jakarta untuk menyerahkan nama-nama honorer secara langsung ke Kementerian Pendidikan untuk diangkat menjadi CPNS. 

Baca Juga :  Marinus Yaung: Harusnya Polisi Bongkar Siapa Donatur Aksi

“Mereka ada kasih tunjuk ke saya datanya saat itu. Sekira 1300 nama honorer. Jika dikalikan Rp 500 ribu satu orang berarti berapa banyak uang yang mereka kumpulkan. Luar biasanya lagi, uang yang dikumpul tanpa kwitansi. Karena diminta dana transport dan itu pasti lulus. Saya berharap, polisi segera mengusut kasus ini,” pintanya.(roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya