Site icon Cenderawasih Pos

KIPP Tak Hanya Jadi Pusat Pemerintahan Tapi Juga Tempat Wisata Baru

PJ Gubernur Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP, M.P.A menerima penyerahan tanah adat dari perwakilan 5 suku di Distrik Welesi seluas 90 hektar. (foto:Denny/ Cepos)

WAMENA– Pemprov Papua Pegunungan memastikan jika pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Papua Pegunungan yang berpola Green Etnik Goverment Cluster tak hanya akan menjadi kawasan perkantoran semata namun juga akan di jadikan sebagai wilayah objek wisata sebab dalam kawasan penyangga akan dikembangkan kopi serta beberagai hasil lainnya dari masyarakat.

PJ Gubernur Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP, M.P.A menyatakan untuk lokasi inti yang telah diserahkan akan dibagi pusat pemerintahan namun ada unsur budayanya dan suasana penghijauan, ini yang diinginkan dalam perencanaan itu ada beberapa zona percontohan untuk kebun yang akan menjadi binaan dari dinas pertanian dan dinas pemberdayaan masyarakat kampung.

“Ini akan menjadi contoh kalau ada orang datang ke Papua Pegunungan mereka bisa melihat sekeliling pusat pemerintahan di wilayah Distrik Welesi, 90 hektar adalah kawasan inti dan kami tidak bangun di sekitar kawasan inti saja tapi ada kawasan sekitarnya yang akan dibangun,”ungkapnya Sabtu (8/6) kemarin.

PJ Gubernur Papua Pegunungan mengaku beberapa waktu lalu ia sudah melihat wilayah sekitar yang ada kebun kacang kedelai, di atas sedikit ada tempat wisata  dan juga ada perkebunan kopi dari dinas teknis bisa melihat hal ini untuk dikembangkan bersama yang lainnya seperti madu,  dan sebagainya, ini adalah kawasan di luar dari kawasan inti yang disebut kawasan penyangga dari KIPP itu.

“Jadi kita akan melakukan koordinasi dengan kepala kampung Yagara untuk bisa melihat potensi kopi ini, jadi selain kawasan inti, kawasan di sekitar itu juga akan menjadi perhatian dari pemerintah, sehingga bisa dijadikan oleh wilayah objek wisata, yang baru dan tentunya akan menjadi sumber  pengasilan bagi masyarakat di distrik welesi,”jelasnya.

Velix juga mengaku dalam penyerahan 90 hektar tanah adat yang dilakukan 5 suku di wilayah distrik welesi ada 14 perjanjian yang harus disikapi oleh pemerintah provinsi Papua pegunungan, oleh karena itu ia meminta kepada masyarakat di Distrik welesi untuk meyiapkan sumber daya manusia sejak usia dini baik yang masih sekolah maupun yang telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

“Jadi kita akan datakan semua sekolah dimana atau kuliah dimana, sehingga ini menjadi tanggungjawab bersama, walaupun dalam 14 perjanjian itu sudah ditulis jika anak -anak dari Welesi diminta untuk menjadi ASN, Honorer, Sekolah kedokteran , IPDN, Sekolah Pilot , Promosi Jabatan esalon II,III atau IV itu tergantung diri sendiri siap atau tidak,”bebernya.

Ia mengharapkan agar para orang tua, kakak-kakak, senior yang ada di Distrik Welesi bisa melihat dan mempersiapkan SDM yang baik sejak dini agar apa yang diharapkan dalam 14 point kesepakatan ini bisa dilakukan secara bersama, artinya tak hanya  tanggungjawab dari pemerintah saja  tapi juga ada tanggungjawab dari orang tua dan senior juga agar anak -anak ini dapat di sekolahkan pemerintah di berbagai bidang.

“Anak-anak yang di usia sekolah bagaimana perhatian dari orang tua dan pemerintah, anak -anak yang masuk dalam dunia pengusaha maka perlu untuk dilengkapi surat -suratnya, kualifikasinya baik, sehingga terbentuk komitmen yang kuat untuk bisa bersaing,” tutup Velix Wanggai. (jo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Exit mobile version