Sementara itu, Dirut PT.AMJ, Robongholo Nanwani, Entis Sutisna mengatakan, kondisi itu terjadi karena memang faktor alam. Pihaknya juga sudah mencarikan solusi dengan perencanaan pembangunan sumber air baru. Hal itu penting karena tidak ada cara lain selain membangun sumber air baru karena sumber air yang ada saat ini merupakan bekas peninggalan Belanda. Jumlah penduduk kota Jayapura terus bertambah sementara ketersediaan air bersih masih terbatas.
“Kami sudah mengusulkan sejak 2023, ke pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas PUPR. Kami sudah mengusulkan kepada pemerintah provinsi senilai Rp 60 miliar lebih,” ujar Entis. Dari usulan itu pemerintahan Provinsi Papua dikabarkan akan mengadakan di dua termin yaitu 2024 dan 2025. Karena itu pihaknya memastikan layanan air bersih untuk kota Jayapura secara umum terutama di daerah-daerah yang memang saat ini tidak memiliki sumber air baru terjawab di tahun 2026 apabila dukungan pemerintah provinsi Papua tidak berhenti.
“Kita juga akan mendukung dari dana internal kita, kami juga membutuhkan dua reservoir. Saya berharap datang ke depan dengan adanya pendanaan sumber air baru ini, bisa membantu dan menjadi solusi terhadap kekurangan distribusi air,”pungkasnya. Selain itu masyarakat disekitar intake juga diminta jangan mengganggu dengan melakukan penebangan atau perambahan karena sudah bisa dipastikan akan kesulitan air seperti saat ini. (roy/ade).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos