Saturday, February 8, 2025
30.7 C
Jayapura

Prediksi Pakar, Tiga Bulan Bakal Rawan Bencana

JAYAPURA-Akademisi Uncen Bidang Geomorfologi, Yehuda Hamokwarong, SPd, M.Sc., memprediksi selama tiga bulan mulai dari Januari, Februari hingga Maret potensi terjadinya bencana alam di Papua cukup tinggi.  Lokasinya cenderung pada wilayah Kota Jayapura,  Kabupaten Jayapura dan beberapa kabupaten lainnya.

“Menurut saya tiga bulan ini masih sangat rawan, Januari, Februari dan Maret,”kata Yehuda Hamokwarong, Rabu (5/2).

Dia mengatakan berdasarkan data yang ada hampir 10 tahun terakhir, cukup banyak kejadian-kejadian bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor, banjir, genangan yang kemudian memberikan dampak yang cukup buruk. Contoh di tahun 2019 di Sentani terjadi banjir bandang.  begitu juga terjadi bersamaan di wilayah kota Jayapura, baik langsung maupun banjir.

Baca Juga :  Gubernur Lukas Enembe Dideportasi dari PNG ?

Karena itu tiga bulan itu harus banyak menjadi perhatian  pemerintah Provinsi Papua, Kota Jayapura termasuk kabupaten yang lain, terutama dibelahan Papua bagian utara. “Karena itu wilayah-wilayah ini harus ada antisipasi bencana hidrometeorologi,” saran Yehuda.

Lanjut dia, untuk Kabupaten Jayapura dan kota Jayapura, secara fisik kota berada di kaki pegunungan Cycloop dan banyak sekali sungai-sungai mati kemudian pada musim penghujan wilayah ini yang sangat rawan.

Misalnya di Kota Jayapura mulai dari Angkasa, Dok V, APO, Klofkam,Paldam, Polimak, kemudian wilayah Abepura sepanjang kaki hutan lindung Abepura, dan Entrop, itu wilayah-wilayah yang secara tutup lahannya sudah memberi ruang apabila sudah terjadi bencana.

Baca Juga :  Covid-19 PON Papua Tembus 58 Kasus

“Karena itu apabila dilihat dari fisik kota dan perubahan iklimnya maka pemerintah kota wajib mengambil beberapa tindakan penting,” sarannya lagi.

JAYAPURA-Akademisi Uncen Bidang Geomorfologi, Yehuda Hamokwarong, SPd, M.Sc., memprediksi selama tiga bulan mulai dari Januari, Februari hingga Maret potensi terjadinya bencana alam di Papua cukup tinggi.  Lokasinya cenderung pada wilayah Kota Jayapura,  Kabupaten Jayapura dan beberapa kabupaten lainnya.

“Menurut saya tiga bulan ini masih sangat rawan, Januari, Februari dan Maret,”kata Yehuda Hamokwarong, Rabu (5/2).

Dia mengatakan berdasarkan data yang ada hampir 10 tahun terakhir, cukup banyak kejadian-kejadian bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor, banjir, genangan yang kemudian memberikan dampak yang cukup buruk. Contoh di tahun 2019 di Sentani terjadi banjir bandang.  begitu juga terjadi bersamaan di wilayah kota Jayapura, baik langsung maupun banjir.

Baca Juga :  Terus Jaga Konsistensi dan Kualitas Pemberitaan!

Karena itu tiga bulan itu harus banyak menjadi perhatian  pemerintah Provinsi Papua, Kota Jayapura termasuk kabupaten yang lain, terutama dibelahan Papua bagian utara. “Karena itu wilayah-wilayah ini harus ada antisipasi bencana hidrometeorologi,” saran Yehuda.

Lanjut dia, untuk Kabupaten Jayapura dan kota Jayapura, secara fisik kota berada di kaki pegunungan Cycloop dan banyak sekali sungai-sungai mati kemudian pada musim penghujan wilayah ini yang sangat rawan.

Misalnya di Kota Jayapura mulai dari Angkasa, Dok V, APO, Klofkam,Paldam, Polimak, kemudian wilayah Abepura sepanjang kaki hutan lindung Abepura, dan Entrop, itu wilayah-wilayah yang secara tutup lahannya sudah memberi ruang apabila sudah terjadi bencana.

Baca Juga :  Bentrok Warga di Holtekamp, 7 Orang Luka-luka

“Karena itu apabila dilihat dari fisik kota dan perubahan iklimnya maka pemerintah kota wajib mengambil beberapa tindakan penting,” sarannya lagi.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/