
JAYAPURA-Hari ini, Jumat, 5 Februari 2021 umat Kristiani di Tanah Papua kembali memperingati Hari Pekabaran Injil di Tanah Papua. Peringatah HUT Pekabaran Injil ke-166 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana, peringatan HUT Pekabaran Injil di Tanah Papua ke-166 ini diperingati dalam situasi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, tentunya perayaan HUT PI di Tanah Papua tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Dimana masyarakat sangat antusias dalam menyambut dan merayakan HUT PI ini. Meskipun demikian, umat Kristen di tanah Papua menurut Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., harus tetap bersemangat dan antusias dalam mengikuti ibadah pada 5 Februari, hari ini.
“Kita juga bersyukur akan hari sejarah Injil di Tanah Papua sebab telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi menjadi hari libur fakultatif khusus di tanah Papua. Sebab itu, warga gereja di Tanah Papua termasuk Papua Barat jangan ada yang tidak melakukan ibadah pada 5 Februari. Sebab pada hari itu, tanggal 5 Februari 1855, mata yang tertutup telah dibukakan dan dicelikkan oleh Injil Yesus Kristus yang dibawa oleh Otouw dan Gaisler sebagai Rasul di tanah Papua,” ungkap Tomi Mano,Kamis (4/2) kemarin.
Diakuinya, Hari Pekabaran Injil disebut juga sebagai hari dimulainya peradaban baru di tanah Papua. Sebab saat itu tanah New Guinea – sekarang Papua masih tertutup atau dirundung ‘kegelapan’ dalam semua aspek, kini telah maju berkat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan gereja.

“Dengan penuh syukur dan semangat iman hari pekabaran Injil, mari kita meninggalkan semua kesibukan dan kepentingan duniawi lainnya dan datang beribadah kepada Tuhan yang atas sejarah
keselamatan-Nya telah memberikan OAP tanah ini. Untuk bekerja dan mengabdi bagi-Nya dengan rajin, tekun, setia dan jujur, sehingga kita bisa berjalan dari satu pendapatan heran kepada pendapatan heran,” ujarnya.
Menurut Benhur Tomi Mano, dalam kitab Roma pasal 1 ayat 16 tertulis “Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Disini, Rasul Paulus menurutnya tidak mempunyai pilihan lain kecuali Injil yang diberitakannya kepada semua jemaat di Asia kecil dan Asia besar.
Dikatakan, Injil yang diberitakan telah menerobos dan membaharui kehidupan umat percaya yang tadinya masih hidup dalam kegelapan, terkukung, terisolir, terpisah jauh dari keramaian dunia luar, tetapi berkat Injil yang diberitakannya maka suku bangsa bangsa, termasuk suku bangsa Yunani menjadi percaya dan dipersatukan.
“Injil yang menjadi kekuatan Allah adalah kebenaran yang absolute yang tidak berubah dan diubah oleh dunia dan manusia, Hanya manusia dan dunia yang merusakkannya sebab tidak mematuhi dan mentaatinya dalam hidupnya. Injil yang menjumpai dan merubah manusia di Papua. Injil itu juga akan mengubah kondisi rumah dan keluarga kita jika kita dengar dengaran kepada Injil Yesus Kristus. Ingat injil yang diberitakan sepanjang zaman sebab ada kelahiran dalam rumah tangga dan keluarga. Sebab itu jagalah ketahanan rumah tangga dengan ketangguhan jiwa yang tidak mudah ditemukan oleh godaan murah dari si raja penggoda didunia yaitu iblis bapa pendusta itu,” ungkapnya.
Diakui, Injil adalah kekuatan dan pagar tembok rumah tangga. “Untuk itu, tempatkanlah dalam bathin dan taruhlah di ambang pintu rumahmu supaya menyinari setiap anggota keluarga untuk melakukannya dalam hidup setiap hari dan bertindak dengan hati hati sehingga tidak mudah
menjadi manusia jahat. Injil tetap kekuatan Allah selamanya di dalam hidup dan kehidupan kita dan dalam keluarga turun temurun. Selamat merayakan Hari Pekabaran Injil ke 166 tahun,” tutupnya.(dil/nat)