Penjabat Sekda Papua, Suzana Wanggai mengatakan momen bersejarah ini patut menjadikan Papua yang lebih baik dan terus hidup rukun.
“Mari isi dengan hal-hal yang positif sehingga memberikan dampak yang baik bagi generasi Papua, apalagi momen ini bersamaan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hadiknas). Untuk itu semua harus terlibat dalam pembangunan,” kata Suzana.
Sementara ada pendapat lain yang menyebut bahwa 1 Mei selalu saja menimbulkan kontroversial antara pandangan sekelompok masyarakat di Papua dengan pemerintah.
Dua pendapat yang terus berbeda. Versi Pemerintah Indonesia, 1 Mei adalah hari integrasi Papua masuk kedalam NKRI.
Sementara versi kelompok pihak yang berseberangan menyebut bahwa 1 Mei adalah hari aneksasi Papua ke Indonesia. Alasan dasar orang Papua adalah sejak 1 Desember 1961 Papua Barat sudah menjadi sebuah embrio negara bangsa, dengan membentuk Dewan Rakyat (Neuwguinea Raad) sendiri, memiliki bendera kebangsaan Bintang Kejora, lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua, lambang negara burung Mambruk. Tetapi akhirnya Indonesia mencaplok melalui Trikora 19 Desember 1961.
Alasan Pemerintah Indonesia, penyerahan wilayah Papua kedalam NKRI pada 1 Mei 1963 dilakukan sesuai kesepakatan bersama antara Indonesia, Belanda dan Amerika Serikat pada 15 Agustus 1962 di New York yang sering disebut New York Agreement. Dan dalam pertemuan tersebut disepakati, dalam satu tahun berikutnya ( 1963 ) dilakukan peralihan kekuasaan administrasi pemerintahan di Papua dari otoritas pemerintahan sementara PBB kepada pemerintah Indonesia.
Akhirnya mekanisme internasional dilakukan lewat satu orang satu suara dan disini dikatakan terjadi kejanggalan dan pelanggaran sehingga setiap 1 Mei selalu terdengar suara sumbang terkait sejarah Papua. (fia/kar/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos