JAYAPURA– Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS kota Jayapura, Binton Nainggolan mengungkapkan bahwa sejak tahun 1990-an sampai 2024 total masyarakat di kota Jayapura yang terinfeksi HIV AIDS mencapai ribuan orang. Kisarannya ada pada angka 8 ribuan.
“Kalau data kita dilihat dari tahun 1990-an sampai dengan Juni 2024 itu sudah mencapai 8 ribuan kasus,”kata Binton Nainggolan, Jumat (29/11). Angka ini terus merangkak karena ketika itu di Sentani Kabupaten Jayapura masih terdapat lokalisasi, Tanjung Elmo. Ada juga beberapa titik tempat prostitusi terselubung lainnya.
Penyebaran HIV AIDS sendiri lebih banyak terjadi melalui hubungan seks berisiko. Dan setelah Tanjung Elmo ditutup, aktifitas seks tidak resmi masih terjadi dan liar. Sedangkan untuk Kota Jayapura sendiri tak lepas dari praktek prostitusi yang kian marak di tempat hiburan malam (THM) yang ada di kota Jayapura. Terkait ini Binton tak memungkiri.
Untungnya kesini kesini para penjaja seks ini lebih memilih berhubungan dengan tetap menggunakan pengaman. Mereka mewajibkan pelanggannya menggunakan kondom saat berhubungan seks.
“Itu yang kami katakan bahwa para penjaja seks ini sudah memahami cara yang aman namun dari KPA tetap menganjurkan agar bagaimana membentengi agar jangan sampai tertular HIV. Misalnya mengedepankan nilai dan ajaran norma agama, kesusilaan dan itu menjadi tugas dari lembaga lain,”katanya.
Disinggung apakah praktek prostitusi saat ini juga menggunakan hotel sebagai sarana untuk bertransaksi?. Terkait ini Bonton enggan berkomentar namun menurutnya hotel sejatinya hanya sebagai tempat beristirahat.
“Kami tidak mau menyebut tempat itu ada, kalaupun tempat itu dipakai kedua belah pihak untuk melakukan kegiatan prostitusi kami juga tidak bisa pungkiri tapi dibanyak tempat juga sudah terjadi,” imbuhnya. (roy/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos