Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Jika Tidak Diusut Tuntas, Nakes Sepakat Tak Akan Melayani

WAMENA-Tenaga kesehatan (nakes) yang selama ini bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terima dengan kasus pembunuhan terhadap Sri Lestari Indra Putri salah seorang tenaga bidan Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo, Kamis (31/3).

Sekretaris Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Jayawijaya, Ming Sumarah Isham, Str.Keb., SKM., M.Kes., menyampaikan sangat berdukacita atas kejadian yang menimpa rekan seprofesinya.

Terkait pembunuhan ini, Ming Sumarah mengharapkan pihak kepolisian dalam hal ini Polres Yalimo untuk mengusut tuntas kasus ini.

Dikatakan, petugas kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yalimo sudah sepakat apabila kasus ini tidak diusut tuntas maka mereka (petugas kesehatan, red) tidak mau lagi melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sampai ke pos-pos terjauh bahkan juga distrik-distrik yang ada di Kabupaten Yalimo.

“Kami menyampaikan pesan ketua IBI, bila kasus ini tidak diusut, kami tidak akan memerintahkan siapapun bidan ke pos untuk melayani masyarakat. Kami hadir untuk masyarakat, namun tidak ada perlindungan untuk kami,” ucap Ming Sumarah Isham saat hadir dalam upacara pelepasan jenazah korban pembunuhan di Yalimo, Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan istrinya Sri Lestari Indra Putri yang merupakan tenaga bidan Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo di bandara kargo Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (1/4).

Baca Juga :  Sudah Bukan Zamannya Lagi Satpol PP Gunakan Kekerasan

Sementara Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem juga  mendesak Polres Yalimo segera melakukan penyelidikan atas kasus pembunuhan pasangan suami istri Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan Sri Lestari Indra Putri di Elelim, Kabupaten Yalimo, Kamis (31/3).

Kasus pembunuhan ini menurut Theo Hesegem harus ditelusuri demi penegakan hukum. Dimana korban Sertu Eka Adriyanto Hasugian yang merupakan anggota Babinsa kampung Meagama Ramil 1702-05/Kurulu, meninggal dunia sementara istrinya Sri Lestari Indra Putri merupakan bidan Dinkes Kabupaten Yalimo menghembuskan nafas terakhir setelah dibacok pelaku. “Polres Yalimo segera lakukan penyelidikan untuk memastikan motifnya. Kasus ini harus segera ditelusiri demi tegaknya proses hukum, sehingga pelaku bisa mempertangungjawabkan perbuatannya,” tegas Theo kepada Cenderawasih Pos, Jumat (1/4).

Baca Juga :  Pangdam XVII/Cenderawasih Beri Penghargaan 18 Prajurit TNI Berprestasi

Theo berharap pelaku segera menyerahkan diri dan memberikan keterangan  atas perbuatannya, sehingga penyidik memastikan motif berbuatannya.

“Sebenarnya saya ketahui bahwa pelaku jarang menyerahkan diri selama ini, untuk mempertangung jawabkan. Tetapi kalau ada yang menyerahkan diri guna menjelaskan perbuatanya, orang tersebut memiliki rasa tangung jawab atas perbuatannya di depan hukum,” ucapnya.

Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan para pelaku menurut Theo Hesegem, telah merugikan anak-anak korban. Apalagi anak-anak korban masih di bawah umur. Oleh sebab itu, dirinya menyatakan perbuatan pelaku merupakan perbuatan keji dan sangat tidak manusiawi.

Theo menambahkan bahwa siapa pun ingin tanah Papua tetap damai. Dirinya juga menyatakan tak ada seorang pun yang menginginkan terjadinya pertumpahan darah. “Kita semua tidak senang kalau Papua tidak aman. Sipil warga Papua dan non Papua yang berdomisili di Yalimo tetap tenang, tidak terpengaruh atas kejadian tersebut. Semua ini serahkan kepada aparat penegak hukum agar supaya aparat telusuri kasus ini,” pungkasnya. (jo/fia/nat/JPG)

WAMENA-Tenaga kesehatan (nakes) yang selama ini bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terima dengan kasus pembunuhan terhadap Sri Lestari Indra Putri salah seorang tenaga bidan Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo, Kamis (31/3).

Sekretaris Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Jayawijaya, Ming Sumarah Isham, Str.Keb., SKM., M.Kes., menyampaikan sangat berdukacita atas kejadian yang menimpa rekan seprofesinya.

Terkait pembunuhan ini, Ming Sumarah mengharapkan pihak kepolisian dalam hal ini Polres Yalimo untuk mengusut tuntas kasus ini.

Dikatakan, petugas kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yalimo sudah sepakat apabila kasus ini tidak diusut tuntas maka mereka (petugas kesehatan, red) tidak mau lagi melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sampai ke pos-pos terjauh bahkan juga distrik-distrik yang ada di Kabupaten Yalimo.

“Kami menyampaikan pesan ketua IBI, bila kasus ini tidak diusut, kami tidak akan memerintahkan siapapun bidan ke pos untuk melayani masyarakat. Kami hadir untuk masyarakat, namun tidak ada perlindungan untuk kami,” ucap Ming Sumarah Isham saat hadir dalam upacara pelepasan jenazah korban pembunuhan di Yalimo, Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan istrinya Sri Lestari Indra Putri yang merupakan tenaga bidan Dinas Kesehatan Kabupaten Yalimo di bandara kargo Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (1/4).

Baca Juga :  Hari Pahlawan, Pemprov Papua Ajak Masyarakat Pupuk Rasa Kebersamaan

Sementara Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem juga  mendesak Polres Yalimo segera melakukan penyelidikan atas kasus pembunuhan pasangan suami istri Sertu Eka Adriyanto Hasugian dan Sri Lestari Indra Putri di Elelim, Kabupaten Yalimo, Kamis (31/3).

Kasus pembunuhan ini menurut Theo Hesegem harus ditelusuri demi penegakan hukum. Dimana korban Sertu Eka Adriyanto Hasugian yang merupakan anggota Babinsa kampung Meagama Ramil 1702-05/Kurulu, meninggal dunia sementara istrinya Sri Lestari Indra Putri merupakan bidan Dinkes Kabupaten Yalimo menghembuskan nafas terakhir setelah dibacok pelaku. “Polres Yalimo segera lakukan penyelidikan untuk memastikan motifnya. Kasus ini harus segera ditelusiri demi tegaknya proses hukum, sehingga pelaku bisa mempertangungjawabkan perbuatannya,” tegas Theo kepada Cenderawasih Pos, Jumat (1/4).

Baca Juga :  Pangdam XVII/Cenderawasih Beri Penghargaan 18 Prajurit TNI Berprestasi

Theo berharap pelaku segera menyerahkan diri dan memberikan keterangan  atas perbuatannya, sehingga penyidik memastikan motif berbuatannya.

“Sebenarnya saya ketahui bahwa pelaku jarang menyerahkan diri selama ini, untuk mempertangung jawabkan. Tetapi kalau ada yang menyerahkan diri guna menjelaskan perbuatanya, orang tersebut memiliki rasa tangung jawab atas perbuatannya di depan hukum,” ucapnya.

Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan para pelaku menurut Theo Hesegem, telah merugikan anak-anak korban. Apalagi anak-anak korban masih di bawah umur. Oleh sebab itu, dirinya menyatakan perbuatan pelaku merupakan perbuatan keji dan sangat tidak manusiawi.

Theo menambahkan bahwa siapa pun ingin tanah Papua tetap damai. Dirinya juga menyatakan tak ada seorang pun yang menginginkan terjadinya pertumpahan darah. “Kita semua tidak senang kalau Papua tidak aman. Sipil warga Papua dan non Papua yang berdomisili di Yalimo tetap tenang, tidak terpengaruh atas kejadian tersebut. Semua ini serahkan kepada aparat penegak hukum agar supaya aparat telusuri kasus ini,” pungkasnya. (jo/fia/nat/JPG)

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya