JAKARTA-Setelah menjalani perjalanan udara selama 5 jam dari Washington DC, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), akhirnya mendarat di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat, pada Selasa (14/11) sekitar pukul 18.35 waktu setempat.
Kehadiran beliau di San Francisco menjadi momen penting dalam rangka memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Tiba di tengah malam waktu Indonesia pada Rabu (15/11) pukul 9.35, kunjungan Presiden Jokowi ini diharapkan membawa dampak positif serta mempererat kerjasama antar kedua negara.
Saat Presiden Joko Widodo tiba di Bandara Internasional San Francisco, suasana di bawah tangga pesawat menjadi semarak dengan kehadiran DCM KBRI Washington DC, Sade Bimantara, yang memberikan sambutan hangat sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia.
Turut menyertai sambutan tersebut adalah Atase Pertahanan KBRI Washington DC, Marsma TNI Tjahya Elang Migdiawan, yang hadir untuk memperkuat sinergi antara kedua negara dalam aspek pertahanan.
Tidak hanya itu, kehadiran pihak Amerika Serikat juga terlihat melalui sambutan dari Asisten Kepala Protokol Urusan Diplomatik Departemen Luar Negeri AS, Nan Kenelly.
Dengan partisipasi dari berbagai pihak, suasana penerimaan di bawah tangga pesawat mencerminkan pentingnya kunjungan Presiden Jokowi dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Dilansir JawaPos.com dari setkab.go.id menerangkan, setelah momentum penerimaan di Bandara Internasional San Francisco, Presiden Joko Widodo dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju hotel tempatnya akan bermalam selama di San Francisco.
Rencananya, agenda kerja Presiden Jokowi akan dimulai pada esok hari, menandai awal dari serangkaian kegiatan resmi yang akan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Selama kunjungannya di San Francisco, Presiden Joko Widodo akan aktif mengikuti rangkaian acara dengan membawa misi ganda selama di Amerika Serikat.
Termasuk misi utamanya yaitu menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC. Dalam konteks ini, beliau dijadwalkan untuk menggelar sejumlah pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara anggota APEC.
Memanfaatkan kesempatan pertemuan ini untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan diplomasi antar-negara.
Selain kegiatan resmi APEC, Presiden Jokowi juga akan berpartisipasi dalam agenda nonformal dengan memberikan kuliah umum di Stanford University.
Melalui forum ini, diharapkan bahwa pemimpin Indonesia dapat berbagi visi dan pandangan mengenai berbagai isu global serta mendukung pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman antara Indonesia dan komunitas akademis di Amerika Serikat.
Dengan demikian, kunjungan ini menjadi kesempatan penting untuk memperkuat kedudukan Indonesia dalam arena internasional, baik dalam bidang ekonomi maupun akademis.