Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

16 Titik Banjir dan Longsor Akan Dibenahi

Sejumlah warga memantau dua unit mobil yang mencoba melintasi genangan air di Jalan Raya Abepura-Entrop depan dealer Daihatsu, Sabtu (23/2). (FOTO : Takim/Cepos)

JAYAPURA-Pemkot Jayapura memberikan perhatian serius terhadap musibah banjir dan tanah longsor yang melanda tiga distrik yaitu Distrik Jayapura Selatan, Abepura dan Heram, Sabtu (23/2). 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Kawasan Pemukiman dan Perumahan (PUPR PKP) Kota Jayapura, Nofdi J. Rampi mengatakan, pihaknya akan melakukan penanganan jangka pendek di sejumlah titik bencana yang terjadi akhir pekan kemarin. 

“Penanganan jangka pendek tersebut di antaranya membersihkan tanah longsor yang menutup jalan sehingga masyarakat bisa beraktivitas,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos di sela-sela mendampingi Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., memantau lokasi banjir dan tanah longsor, Sabtu (23/2).  

Nofdi menyebutkan dari hasil pantauan yang dilakukan sedikitnya ada 16 lokasi banjir dan tanah longsor yang menjadi perhatian Pemkot Jayapura. 

Lokasi tersebut di antaranya, Pasar Youtefa, perumahan Organda Padang Bulan, kompleks SMAN 4 Jayapura, perumahan dinas Uncen di Kotaraja, kompleks Furia, dan beberapa titik banjir di sekitar Kotaraja dan Entrop. 

Selain melakukan penanganan jangka pendek, pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah untuk meminimalisir musibah banjir dan tanah longsor di waktu yang akan datang.  “Kita akan memperbaiki dan memperlebar drainase termasuk melakukan perubahan jalur pembuangan air dari perbukitan ke hulu. Seperti yang di mata Jalan Jeruk Nipis Kotaraja, akan dibuat pembuangan dua jalur ke arah Otonom dan ke kali samping kantor LPMP Kotaraja,” jelasnya. 

Baca Juga :  TPNPB-OPM Tolak Dialog Dilakukan di Indonesia

Penanganan banjir dan tanah longsor ini menurut Nofdi akan dianggarakan pada tahun 2020.

Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., bersama Kapolres Jayapura Kota, AKBP. Gustav R. Urbinas dan sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Jayapura, turun lapangan memantau daerah-daerah yang terkena dampak banjir dan tanah longsor. 

Sejak pukul 06.00 WIT, Wali Kota Tomi Mano bersama Kapolres Gustav Urbinas sudah turun ke sejumlah titik di antaranya, Pasar Youtefa, kompleks Furia Kotaraja, perumahan dinas Uncen dan beberapa lokasi lainnya. 

Banjir yang terjadi Sabtu (23/2) kemarin menurut Tomi Mano tidak terlepas dari tingginya curah hujan yang mengguyur Kota Jayapura sejak Jumat (22/2) malam hingga Sabtu (23/2) pagi. 

“Hujan deras yang turun sejak Jumat (22/2) malam mengakibatkan sungai dan saluran air meluap. Hal ini sebabkan semakin sempitnya daerah aliran sungai,” jelasnya.

Penyempitan di sekitar daerah aliran sungai yang mengakibatkan terjadinya banjir menurut BTM, tidak terlepas dari ulah oknum warga yang masih membuang sampah di sembarang tempat. Penyebab lainnya yaitu banyaknya bangunan liar di sekitar bantaran sungai. Oleh sebab itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolres Jayapura Kota untuk memback up Satpol PP Kota Jayapura menertibkan bangunan liar. 

Baca Juga :  Melintas Batas Tanpa Dokumen, Lima Orang Diamankan

“Memang bencana juga merupakan sebuah hukum alam, namun kita sebagai penghuni alam juga harus tahu bahwa di mana tempat membangun dan di mana yang dilarang seperti di bantaran sungai. Ini seharusnya jadi pertimbangan masyarakat agar bisa mengurangi terjadi banjir,” tuturnya.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, saat meninjau lokasi yang terkena dampak banjir dan tanah longsor, Wali Kota Tomi Mano juga berdiskusi dengan warga untuk mencari solusi agar ke depan tidak lagi terjadi banjir. Wali Kota Tomi Mano juga memberikan bantuan makanan kepada warga yang rumahnya terendam banjir. 

Sementara itu, Kapolres Jayapura Kota, AKBP. Gustav R. Urbinas, SH., S.IK., menegaskan bahwa bangunan yang dibangun di zona terlarang seperti di sekitar daerah aliran sungai, harus segera ditindak. “Kami nanti berkoordinasi dengan Satpol PP Kota Jayapura untuk menertibkan bangunan yang ada di zona terlarang seperti bantaran sungai,” tegasnya. (kim/nat)

Sejumlah warga memantau dua unit mobil yang mencoba melintasi genangan air di Jalan Raya Abepura-Entrop depan dealer Daihatsu, Sabtu (23/2). (FOTO : Takim/Cepos)

JAYAPURA-Pemkot Jayapura memberikan perhatian serius terhadap musibah banjir dan tanah longsor yang melanda tiga distrik yaitu Distrik Jayapura Selatan, Abepura dan Heram, Sabtu (23/2). 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Kawasan Pemukiman dan Perumahan (PUPR PKP) Kota Jayapura, Nofdi J. Rampi mengatakan, pihaknya akan melakukan penanganan jangka pendek di sejumlah titik bencana yang terjadi akhir pekan kemarin. 

“Penanganan jangka pendek tersebut di antaranya membersihkan tanah longsor yang menutup jalan sehingga masyarakat bisa beraktivitas,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos di sela-sela mendampingi Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., memantau lokasi banjir dan tanah longsor, Sabtu (23/2).  

Nofdi menyebutkan dari hasil pantauan yang dilakukan sedikitnya ada 16 lokasi banjir dan tanah longsor yang menjadi perhatian Pemkot Jayapura. 

Lokasi tersebut di antaranya, Pasar Youtefa, perumahan Organda Padang Bulan, kompleks SMAN 4 Jayapura, perumahan dinas Uncen di Kotaraja, kompleks Furia, dan beberapa titik banjir di sekitar Kotaraja dan Entrop. 

Selain melakukan penanganan jangka pendek, pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah untuk meminimalisir musibah banjir dan tanah longsor di waktu yang akan datang.  “Kita akan memperbaiki dan memperlebar drainase termasuk melakukan perubahan jalur pembuangan air dari perbukitan ke hulu. Seperti yang di mata Jalan Jeruk Nipis Kotaraja, akan dibuat pembuangan dua jalur ke arah Otonom dan ke kali samping kantor LPMP Kotaraja,” jelasnya. 

Baca Juga :  Kuasa Hukum Ajukan Pengalihan Status Tahanan Kota

Penanganan banjir dan tanah longsor ini menurut Nofdi akan dianggarakan pada tahun 2020.

Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., bersama Kapolres Jayapura Kota, AKBP. Gustav R. Urbinas dan sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Jayapura, turun lapangan memantau daerah-daerah yang terkena dampak banjir dan tanah longsor. 

Sejak pukul 06.00 WIT, Wali Kota Tomi Mano bersama Kapolres Gustav Urbinas sudah turun ke sejumlah titik di antaranya, Pasar Youtefa, kompleks Furia Kotaraja, perumahan dinas Uncen dan beberapa lokasi lainnya. 

Banjir yang terjadi Sabtu (23/2) kemarin menurut Tomi Mano tidak terlepas dari tingginya curah hujan yang mengguyur Kota Jayapura sejak Jumat (22/2) malam hingga Sabtu (23/2) pagi. 

“Hujan deras yang turun sejak Jumat (22/2) malam mengakibatkan sungai dan saluran air meluap. Hal ini sebabkan semakin sempitnya daerah aliran sungai,” jelasnya.

Penyempitan di sekitar daerah aliran sungai yang mengakibatkan terjadinya banjir menurut BTM, tidak terlepas dari ulah oknum warga yang masih membuang sampah di sembarang tempat. Penyebab lainnya yaitu banyaknya bangunan liar di sekitar bantaran sungai. Oleh sebab itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolres Jayapura Kota untuk memback up Satpol PP Kota Jayapura menertibkan bangunan liar. 

Baca Juga :  Gustaf: Kunjungan Presiden ke Merauke Bagian dari Misi Politik

“Memang bencana juga merupakan sebuah hukum alam, namun kita sebagai penghuni alam juga harus tahu bahwa di mana tempat membangun dan di mana yang dilarang seperti di bantaran sungai. Ini seharusnya jadi pertimbangan masyarakat agar bisa mengurangi terjadi banjir,” tuturnya.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, saat meninjau lokasi yang terkena dampak banjir dan tanah longsor, Wali Kota Tomi Mano juga berdiskusi dengan warga untuk mencari solusi agar ke depan tidak lagi terjadi banjir. Wali Kota Tomi Mano juga memberikan bantuan makanan kepada warga yang rumahnya terendam banjir. 

Sementara itu, Kapolres Jayapura Kota, AKBP. Gustav R. Urbinas, SH., S.IK., menegaskan bahwa bangunan yang dibangun di zona terlarang seperti di sekitar daerah aliran sungai, harus segera ditindak. “Kami nanti berkoordinasi dengan Satpol PP Kota Jayapura untuk menertibkan bangunan yang ada di zona terlarang seperti bantaran sungai,” tegasnya. (kim/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya