Tuesday, May 7, 2024
25.7 C
Jayapura

ULMWP dan KNPB Jangan Jadikan Uncen Arena Pertarungan Politik

Marinus Yaung

JAYAPURA-Masa Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB)  yang dilakukan di Universitas Cenderawasih selama ini masih kerap terdengar suara teriakan Papua merdeka termasuk ajakan untuk membelot dari NKRI.  Bukan Uncen namanya jika tak ada sensasi. 

Segelintir oknum panitia kerap berteriak keras seakan mendoktrin mahasiswa mahasiswa tentang paham yang dilarang oleh negara. Ini tak lepas dari jaringan KNPB maupun ULMWP yang disinyalir masih menempel di dalam kampus. 

Terkait ini salah satu akademisi Uncen, Marinus Yaung mengingatkan agar KNPB dan ULMWP berpikir lebih cerdas dan menggunakan cara yang smart bahwa kampus Uncen bukanlah arena pertarungan politik untuk mereka.  

“Uncen adalah lembaga pendidikan dan jangan mengambil kesempatan menunggangi civitas akademik dalam pengenalan kampus untuk tujuan kepentingan perjuangan yang dilakukan selama ini. Yang biasa  dilakukan adalah mempolitisasi mahasiswa untuk membangun citra atau propaganda di dunia internasional. Itu tidak dewasa namanya,” beber Yaung melalui ponselnya, Kamis (15/8). 

Baca Juga :  Seni dan Budaya Harus Tumbuh, Siap Bangun Expo Waena

 KNPB maupun ULMWP harusnya bersikap sebagai aktifis yang tidak memanfaatkan mahasiswa yang belum paham apa-apa. Sebab kesannya tak ada cara lain yang bisa dilakukan selain mempengaruhi anak-anak yang belum memahami apa itu politik. “Jangan pengaruhi, mendoktrin dan menggiring dengan menunggangi mereka (mahasiswa) untuk kepentingan kalian. Itu memalukan,” cecarnya.

 Kata Yaung, KNPB dan ULMWP harus melihat Uncen sebagai lembaga yang harus dijaga dirawat untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi mahasiswa asli Papua guna menghadapi era globalisasi yang serba kompetitif. 

 “Jangan justru merusak lembaga Uncen yang akhirnya merugikan semua, terutama mahasiswa asal Papua ini. Sekali lagi Uncen bukan arena pertarungan politik. Dua kelompok ini harus paham itu. Dan saya juga mau ingatan kepada mahasiswa bahwa tidak ada orang tua satupun yang ingin anaknya bodoh  dan seperti kambing congek diatur orang di luar Uncen. Mahasiswa harus memiliki pandangan yang cerdas dan membangun, bukan ikut-ikutan,” tegasnya. (ade/nat) 

Baca Juga :  Potensi Konflik Pada Pileg Harus Dipantau
Marinus Yaung

JAYAPURA-Masa Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB)  yang dilakukan di Universitas Cenderawasih selama ini masih kerap terdengar suara teriakan Papua merdeka termasuk ajakan untuk membelot dari NKRI.  Bukan Uncen namanya jika tak ada sensasi. 

Segelintir oknum panitia kerap berteriak keras seakan mendoktrin mahasiswa mahasiswa tentang paham yang dilarang oleh negara. Ini tak lepas dari jaringan KNPB maupun ULMWP yang disinyalir masih menempel di dalam kampus. 

Terkait ini salah satu akademisi Uncen, Marinus Yaung mengingatkan agar KNPB dan ULMWP berpikir lebih cerdas dan menggunakan cara yang smart bahwa kampus Uncen bukanlah arena pertarungan politik untuk mereka.  

“Uncen adalah lembaga pendidikan dan jangan mengambil kesempatan menunggangi civitas akademik dalam pengenalan kampus untuk tujuan kepentingan perjuangan yang dilakukan selama ini. Yang biasa  dilakukan adalah mempolitisasi mahasiswa untuk membangun citra atau propaganda di dunia internasional. Itu tidak dewasa namanya,” beber Yaung melalui ponselnya, Kamis (15/8). 

Baca Juga :  Beli Laut Buatan, Bikin Kos Eksklusif, dan Dorong Anak Kuliah Setinggi-tingginya

 KNPB maupun ULMWP harusnya bersikap sebagai aktifis yang tidak memanfaatkan mahasiswa yang belum paham apa-apa. Sebab kesannya tak ada cara lain yang bisa dilakukan selain mempengaruhi anak-anak yang belum memahami apa itu politik. “Jangan pengaruhi, mendoktrin dan menggiring dengan menunggangi mereka (mahasiswa) untuk kepentingan kalian. Itu memalukan,” cecarnya.

 Kata Yaung, KNPB dan ULMWP harus melihat Uncen sebagai lembaga yang harus dijaga dirawat untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi mahasiswa asli Papua guna menghadapi era globalisasi yang serba kompetitif. 

 “Jangan justru merusak lembaga Uncen yang akhirnya merugikan semua, terutama mahasiswa asal Papua ini. Sekali lagi Uncen bukan arena pertarungan politik. Dua kelompok ini harus paham itu. Dan saya juga mau ingatan kepada mahasiswa bahwa tidak ada orang tua satupun yang ingin anaknya bodoh  dan seperti kambing congek diatur orang di luar Uncen. Mahasiswa harus memiliki pandangan yang cerdas dan membangun, bukan ikut-ikutan,” tegasnya. (ade/nat) 

Baca Juga :  Hari ini 500 Atlet, Pelatih dan Official Divaksinasi Covid-19

Berita Terbaru

Artikel Lainnya