MERAUKE– Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke akan duduk bersama dengan kepala distrik dan kampung untuk merumuskan program yang akan didorong bagi 4 kampung rintisan wisata.
‘’Kami akan mengundang kepala kampung dan kepala distrik untuk kita duduk bersama merumuskan program-program dalam rangka mempercepat keempat kampung itu menjadi kampung wisata. Karena ke-4 kampung itu masih bersifat rintiasan,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Benhur Rentandatu, SE, MAP di sela-sela mengikuti peringatan Hari Bhayangkara ke-77 di Mapolres Merauke, Sabtu (1/7).
Benhur Rentandatu menjelaskan, dalam kampung wisata ada 4 kategori yakni rintisan, berkembang, maju dan mandiri. ‘’Kita harapkan bahwa setelah launching kemarin, kemudian ada sentuhan program dan kegiatan di sana sehingga bisa mempercepat dari kategori rintisan kemudian berkembang. Setelah itu, diharapkan ada kampung-kampung yang memiliki potensi pengembangan pariwisata yang ditetapkan lewat SK bupati mengikuti 4 kampung ini ke depan,’’ terangnya.
Namun lanjut Benhur Rentandatu bahwa keempat kampung rintisan wisata tersebut dititik beratkan pada masyarakat yang ada di 4 kampung yang telah ditetapkan sebagai rintisan wisata tersebut. Misalnya di Kampung Wasur, didorong khusus pariwisata alam, budaya dan religi. Kemudian Kampung Rawa Biru, lebih didorong ke pembangunan wisata air.
‘’Tapi kita tidak kesampingkan, karena Rawa Biru menjadi sumber air bersih bagi Kita Merauke. Karena itu kita akan duduk bersama di dengan Balai Taman Nasional Wasur, Kepala Distrik Sota dan Kepala Kampung Rawa Biru untuk kita proteksi melalui peraturan kampung. Sehingga tidak sembarang orang orang masuk ke sana. Tapi mungkin kita spesifik wisata pemancingan dan air disitu sehingga tidak mencemari air,’’ terangnya.
Sementara untuk Kampung Yanggandur lebih dititikberatkan pembangunan wisata kreatif. ‘’Jadi kita dorong Kampung Yanggandur sebagai kampung kreatif. Karena kita sudah tahu bahwa di sana ada madu yang diberi nama Madu Pokos dan telah dipasarkan dan mendapatkan permintaan pasar luar bisa dari masyarakat luas,’’ jelasnya.
Sedangkan untuk Sota akan didorong menjadi wisata perbatasan karena PLBN ada di sana. Selama ini, masyarakat berwisata ke Sota untuk PLBN.
‘’Namun yang harus disiapkan sekarang bagaimana orang berwisata ke PLBN Sota dan memberikan dampak kepada warga yang ada di situ. Jadi harus ada yang disiapkan yang menjadi daya tarik selain PLBN, karena selama ini orang ke Sota PLBN hanya melihat PLBN dan selfie. Tapi dampaknya ke warga setempat belum terlihat. Ini yang kita siapkan nanti termasuk SDM dan fasilitasi di 4 kampung itu sehingga masyarakat mampu mengelola wisata di 4 kampung tersebut,’’ tandasnya. (ulo/tho)