JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua mengaku angka Inflasi di Papua menurun drastis dari 7,6 kini menjadi 4,6. Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Muhammad Musa’ad menyampaikan, dengan penurunan tersebut, pihaknya akan terus berkolaborasi dengan semua pihak guna memastikan stok Bahan Pokok (Bapok) jelan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tersedia.
“Kita akan terus berkolaborasi dengan semua pihak untuk memastikan stok harus tersedia, jika stoknya tidak ada akan digelar operasi pasar murah dan lainnya. Juga memastikan jangan ada yang main main atau melakukan penimbunan, sebab itu akan berhubungan dengan Satgas Pangan,” ucap Musa’ad kepada Cenderawasih Pos.
Musa’ad mengingatkan kepada pedagang, pengecer dan distributor untuk tidak melakukan penimbunan. “Jangan sesekali berspekulasi melakukan penimbunan, karena itu akan dipantau langsung oleh Satgas Pangan,” tegasnya.
Selain itu kata Musa’ad, harga harus tetap dikendalikan yakni Harga Enceran Tertinggi (HET). Tidak boleh melampaui itu, dan yang terpenting selalu membangun komunikasi yang konstruktif. “Perlunya juga sosialisasi ke masyarakat agar tidak terjadi panic buying. Warga tidak usah rama ramai pergi belanja di toko barang karena semua barang tersedia dan stoknya aman,” ucapnya.
Menurut Musa’ad, hingga saat ini tidak ada kelangkaan barang di Papua termasuk dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini sebagaimana penyampaian dari pihak Pertamina setempat.
“Pertamina sudah menyampaikan stok BBM hingga kini masih banyak, sehingga masyarakat tidak usah takut dengan stok BBM. Yang karena ketakutan mereka terhadap stok BBM hingga melakukan pengisian BBM yang banyak ditruk, kemudian dipindahkan di drum lalu dijual kembali. Hal seperti itu dianggap sebagai penimbunan dan nanti ditangkap sama satgas Kepolisian,” beber Musa’ad mengingatkan masyarakat Papua agar tidak perlu risau dengan stok Bapok atau pun BBM. Sebab, semua barang terkendali di Papua.(fia/tri)