SENTANI-Pelaksanaan kegiatan hari ulang tahun Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) IX di Kabupaten Jayapura tahun ini sangat berbeda dengan perayaan ulang tahun di tahun sebelumnya.
Tahun ini sedikit lebih istimewa karena kegiatan kebangkitan masyarakat adat yang ke-9 di Kabupaten Jayapura ini persamaan dengan pelaksanaan kegiatan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) yang ke-6 yang merupakan kegiatan nasional.
“Kegiatan HUT KMA yang ke-9 kali ini sangat istimewa dan ini berbeda dari peringatan-peringatan sebelumnya,” kata Elisa Yarusabra, Jumat (28/10).
Di samping itu, kegiatan KMAN di Kabupaten Jayapura itu juga dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Festival Danau Sentani (FDS), sehingga tiga kegiatan besar ini dilaksanakan dalam satu agenda besar KMAN . Sampai dengan saat ini keterlibatan masyarakat adat yang melaksanakan atau mengikuti kegiatan hari kebangkitan masyarakat adat ke-9 di Kabupaten Jayapura itu masih berlangsung.
“Kita belum bisa mengevaluasi bagaimana hasil akhir dari kegiatan HUT KMA ke-9 karena sampai saat ini juga masyarakat adat masih mengikuti kegiatan KMAN,”ujarnya.
Sementara itu dalam kegiatan HUT KMA kali ini menjadi keistimewaan karena keterlibatan tarian-tarian lokal yang dipadukan dengan parade budaya dari para tamu KMAN mulai dari depan jalan masuk bandara menuju Stadion Barnabas Youwe.
“Ada sekitar 30 penari lokal dari sejumlah dewan adat suku di Kabupaten Jayapura terlibat langsung dalam kegiatan KMAN . Sehingga sekali lagi tahun ini boleh dikatakan sangat berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Bahkan masyarakat dari beberapa Kampung juga sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini,”pungkasnya.(roy/ary)