SENTANI- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie mengakui, belakangan ini terjadi kelangkaan secara nasional obat malaria (warna biru) di sejumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Jayapura, terutama fasilitas kesehatan yang dikelola swasta, seperti tempat praktik dokter dan klinik swasta lainnya.
Namun demikian, persediaan untuk Puskesmas dan fasilitas kesehatan milik pemerintah sejauh ini masih terjaga. Pasalnya, pendistribusian obat malaria tersebut, sejauh lebih diprioritaskan di fasilitas kesehatan milik pemerintah, baik rumah sakit, puskesmas atau klinik milik pemerintah.
“Terjadi kekurangan obat malaria itu hanya terjadi di fasilitas- fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Yang terjadi kekurangan ini di klinik swasta, sementara di pemerintah cukup,”ujarnya.
Dia mengatakan, kekurangan obat malaria ini memang terjadi secara nasional akibat menurunnya jumlah produksi, sehingga berpengaruh terhadap jumlah yang didistribusi ke seluruh wilayah termasuk Kabupaten Jayapura.”Ini persoalan di tempat produksinya sehingga ketersediaan di pasaran berkurang,” ujarnya.
Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dan diharapkan di bulan April ini persoalan kelangkaan obat malaria yang didistribusikan dari pusat, provinsi bisa normal kembali untuk didistribusikan ke sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Jayapura.
“Untuk masalah kelangkaan obat malaria ini kami berharap agar masyarakat bisa mengakses ke fasilitas kesehatan pemerintah,” ujarnya.(roy/ary)