WAMENA—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya mendapatkan program perluasan lahan kopi dari anggaran APBN lewat Dinas Pertanian Provinsi Papua 100 hektar, Tahun 2022 ini. Terkait hal ini, maka membutuhkan bibit kopi sebanyak 100.000 bibit, sementara bibit yang ada baru 20.000 dan masih membutuhkan 80.000 bibit lagi.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jayawijaya, Hendri Tetelepta saat dikonfirmasi membenarkan hal ini.
“Untuk mengisi lahan seluas ini, kita membutuhkan 100.000 bibit kopi, sementara persediaan bibit yang ada di petani lokal di Kampung Yagara, Distrik Welesi baru 20.000 bibit kopi, kita masih butuh 80.000 bibit lagi,”ungkapnya Jumat, (8/4), kemarin.
Menurutnya, 100 hektar ini tidak hanya dibuka pada satu lokasi, tapi tersebar di 11 lokasi seperti Distrik Welesi, Usilimo, Asologaima, Bolakme dan Pisugi.
“Komponen pengelolaannya itu dari penyiapan bibit, bukan lahan, menggali lubang sampai menanam, kegiatan ini bernilai Rp 2,1 miliar dari APBN, oleh karena itu, kita masih mencari bibit kopi lagi untuk program ini,” jelasnya.
Untuk lahan yang disiapkan, kata Hendri ada beberapa distrik yang sudah bersedia, di mana dinas pertanian akan membagi luasan lahan hingga 100 hekter itu terpenuhi.
“Luasan lahan ini akan dilihat berapa besar lokasi yang disiapkan oleh masyarakat untuk membuka perkebunan kopi, penyebaran bibitnya juga akan dilihat dari luas lahan yang tersedia,” katanya.
Selain itu, Kabupaten Jayawijaya juga ditetapkan sebagai daerh pengembangan cabai, bawang dan peternakan, khusus pengembangan cabai, memang terus didorong meskipun dalam spot yang kecil, tapi setiap tahun, program ini ada, hanya saja, informasi dari petani, mereka terkendal pasaran.
Ia menambahkan, kalau bicara soal pemasaran, harus melibatkan beberapa dinas seperti dinas perizinan dari regulasi, Disnakerindag soal perdagangan dan Dinas Pertanian terkait produksi, ini harus saling kolaborasi untuk bisa mendukung petani dalam memproduksi pangan lokal seperti kopi , cabai dan beberapa komoditi lainnya.(jo/tho)