Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Selain Sebagai Syarat Mudik, Juga Untuk Membentuk Super Imunnity Dalam Tubuh

Mencermati Animo Warga Ikuti Vaksinasi Booster di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua

Seiring kebijakan dari pemerintah pusat terkait vaksinasi Covid-19, sebagai salah satu persyaratan untuk mudik, terutama dengan pesawat, kini mulai banyak warga yang antusias untuk ikuti vaksinasi. Apalagi, pemerintah telah mengizinkan masyarakat mudik, setelah hampir dua tahun warga tak bisa mudik akibat adanya pandemi Covid-19.

Laporan: Elfira_Jayapura

Sejumlah warga terlihat antre, duduk di kursi berwarna biru sembari menunggu nama mereka dipanggil untuk disuntik vaksinasi di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Selasa (5/4) kemarin. Jumlah warga yang antre untuk vaksinasi Covid-19 ini mencapai ratusan.

   Dari sejumlah antrean warga ini, tidak hanya warga sekitar Jayapura saja, tapi juga ada yang datang dari tempat yang jauh, seperti  dari Taja, Keerom bahkan Sentani. Seperti Bapak Yohanes seorang pekerja di Taja yang rela datang ke Kantor Dinkes hanya untuk melakukan vaksinasi tahap I. Namun beberapa warga lainnya antre untuk melakukan vaksinasi Dosis II dan Dosis III atau booster

   Sebelum disuntik Vaksin, para Nakes menyampaikan reaksi yang bakal dirasakan seseorang usai divaksin, seperti demam, badan sedikit sakit atau panas. “Ini vaksin pertama saya, setelah mendengarkan cerita dari orang orang lalu saya memutuskan untuk vaksin pertama,” ucap Yohanes yang datang bersama anaknya sore itu, ketika tahapan Vaksinasi hampir usai.

   Di sudut kursi lainnya, beberapa warga yang melakukan Vaksinasi Dosis III dengan alasan ingin mudik. Ya memang, dengan adanya kebijakan pemerintah pusat untuk mengizinkan masyarakat melaukan perjalanan mudik, dengan syarat sudah vaksinasi ini, membuat animo masyarakat terus meningkat. Apalagi mereka sudah cukup lama tidak bisa mudik karena adanya Pandemi.

Baca Juga :  Saya dan Ibunya Sempat Larang karena Tahu Capeknya Jadi Atlet 

   Aturan pemerintah pusat yang memberikan kemudahan bagi yang sudah vaksin Covid-19 lengkap atau sampai dosis ketiga atau booster (penguat), membuat banyak antrean warga untuk vaksinasi. Sesuai aturan pemerinth pusat, memang untuk syarat mudik, warga harus sudah vaksin. Untuk vaksin dosis I, masih harus test PCR, dosis II cukup swab antigen, dan bagi yagn sudah booster tidak diwajibkan swab test.

   Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes mengakui, animo masyarakat meningkat terlebih  setelah ada peraturan pemerintah bahwa untuk pelaku perjalanan dalam negeri yang sudah melakukan booster maka tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan kesehatan.

  “Vaksin booster syarat untuk mudik, ketika seseorang sudah vaksin booster atau Dosis III yang bersangkutan tidak perlu lagi antigen atau PCR. Hal ini turut berpengaruh pada capaian vaksinasi untuk dosis III” terangnya.

   Stok jenis vaksin yang disediakan untuk Dosis III atau Booster paling banyak adalah Pfizer, stok terpenuhi hingga Juli kedepan dan masyarakat lebih senang pada jenis vaksin ini.

“Pfizer juga digunakan untuk remaja 12 tahun, dosisnya hanya 0,3 dan efeknya tidak terlalu keras. Gubernur saja menggunakan Pfizer dan tidak ada masalah apa-apa hingga saat ini,” terangnya.

   Lantas apa yang harus dilakukan seseorang usai divaksinasi? dr Aaron menyampaikan tetap melakukan prokes dan menjaga imun, istirahat yang cukup, makan makanan gizi seimbang, olahraga, minum vitamin atau suplemen.

Baca Juga :  Satu Bulan Lebih Usai Diresmikan, Masih 1 OPD Belum Tempati 

  Sementara obat khusus yang disediakan setelah vaksinasi yakni obat-obatan seperti obat  penghilang rasa sakit paracetamol, neuralgin, Asam mefenamat. Obat tersebut bisa digunakan misalkan ketika tidak kuat dengan kondisi tubuh usai vaksinasi.

   “Gejala usai vaksinasi tidak apa-apa,  bahkan kebanyakan orang tidak bergejala apa apa. Kalaupun bergejala sebatas nyeri tangan, demam dan panas. Itu hal yang biasa menurut saya,  orang imunisasi anak kecil juga dia demam, nyeri di tempat suntikan sesuatu hal yang biasa. Mungkin itu proses pembentukan antibodi berjalan,” terangnya.

   Lantas apakah setelah vaksin booster seseorang bisa terkena Covid? dr Aaron menjelaskan, tetap bisa terkena Covid karena varian baru Covid akan meningkat. Namun, yang bersangkutan akan menjadi lebih super imunnity atau lebih kebal jika dia terpapar Covid.

   “Malah dia menjadi kebal, karena gejalanya lebih ringan dan tidak akan menularkan itu kepada orang lain. Seseorang yang sudah booster ketika dia kena covid dia lebih kuat dan tidak mudah menularkan ke orang lain,” tuturnya.

   Dikatakan dr Aaron, pihaknya tidak bisa membatasi orang untuk melakukan vaksinasi. Bahkan setiap hari ada ratusan orang yang memadati Kantor Dinkes yang berlokasi di Kotaraja untuk melakukan vaksinasi. Dan vaksinasi booster yang paling banyak.

  “Selama masyarakat mau, listrik menyala dan tidak ada demo, kita membuka layanan vaksinasi berapapun orang yang datang. Kecuali Sabtu dan minggu serta hari libur kami tidak melayani vaksinasi,” pungkasnya. (*/tri)

Mencermati Animo Warga Ikuti Vaksinasi Booster di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua

Seiring kebijakan dari pemerintah pusat terkait vaksinasi Covid-19, sebagai salah satu persyaratan untuk mudik, terutama dengan pesawat, kini mulai banyak warga yang antusias untuk ikuti vaksinasi. Apalagi, pemerintah telah mengizinkan masyarakat mudik, setelah hampir dua tahun warga tak bisa mudik akibat adanya pandemi Covid-19.

Laporan: Elfira_Jayapura

Sejumlah warga terlihat antre, duduk di kursi berwarna biru sembari menunggu nama mereka dipanggil untuk disuntik vaksinasi di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Selasa (5/4) kemarin. Jumlah warga yang antre untuk vaksinasi Covid-19 ini mencapai ratusan.

   Dari sejumlah antrean warga ini, tidak hanya warga sekitar Jayapura saja, tapi juga ada yang datang dari tempat yang jauh, seperti  dari Taja, Keerom bahkan Sentani. Seperti Bapak Yohanes seorang pekerja di Taja yang rela datang ke Kantor Dinkes hanya untuk melakukan vaksinasi tahap I. Namun beberapa warga lainnya antre untuk melakukan vaksinasi Dosis II dan Dosis III atau booster

   Sebelum disuntik Vaksin, para Nakes menyampaikan reaksi yang bakal dirasakan seseorang usai divaksin, seperti demam, badan sedikit sakit atau panas. “Ini vaksin pertama saya, setelah mendengarkan cerita dari orang orang lalu saya memutuskan untuk vaksin pertama,” ucap Yohanes yang datang bersama anaknya sore itu, ketika tahapan Vaksinasi hampir usai.

   Di sudut kursi lainnya, beberapa warga yang melakukan Vaksinasi Dosis III dengan alasan ingin mudik. Ya memang, dengan adanya kebijakan pemerintah pusat untuk mengizinkan masyarakat melaukan perjalanan mudik, dengan syarat sudah vaksinasi ini, membuat animo masyarakat terus meningkat. Apalagi mereka sudah cukup lama tidak bisa mudik karena adanya Pandemi.

Baca Juga :  Titik Ibukota Sudah Ada, Kantor Bupati Diusulkan Jadi Kantor Gubernur Sementara

   Aturan pemerintah pusat yang memberikan kemudahan bagi yang sudah vaksin Covid-19 lengkap atau sampai dosis ketiga atau booster (penguat), membuat banyak antrean warga untuk vaksinasi. Sesuai aturan pemerinth pusat, memang untuk syarat mudik, warga harus sudah vaksin. Untuk vaksin dosis I, masih harus test PCR, dosis II cukup swab antigen, dan bagi yagn sudah booster tidak diwajibkan swab test.

   Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes mengakui, animo masyarakat meningkat terlebih  setelah ada peraturan pemerintah bahwa untuk pelaku perjalanan dalam negeri yang sudah melakukan booster maka tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan kesehatan.

  “Vaksin booster syarat untuk mudik, ketika seseorang sudah vaksin booster atau Dosis III yang bersangkutan tidak perlu lagi antigen atau PCR. Hal ini turut berpengaruh pada capaian vaksinasi untuk dosis III” terangnya.

   Stok jenis vaksin yang disediakan untuk Dosis III atau Booster paling banyak adalah Pfizer, stok terpenuhi hingga Juli kedepan dan masyarakat lebih senang pada jenis vaksin ini.

“Pfizer juga digunakan untuk remaja 12 tahun, dosisnya hanya 0,3 dan efeknya tidak terlalu keras. Gubernur saja menggunakan Pfizer dan tidak ada masalah apa-apa hingga saat ini,” terangnya.

   Lantas apa yang harus dilakukan seseorang usai divaksinasi? dr Aaron menyampaikan tetap melakukan prokes dan menjaga imun, istirahat yang cukup, makan makanan gizi seimbang, olahraga, minum vitamin atau suplemen.

Baca Juga :  Langsung Plong saat Mendengar Jokowi Bilang Enak

  Sementara obat khusus yang disediakan setelah vaksinasi yakni obat-obatan seperti obat  penghilang rasa sakit paracetamol, neuralgin, Asam mefenamat. Obat tersebut bisa digunakan misalkan ketika tidak kuat dengan kondisi tubuh usai vaksinasi.

   “Gejala usai vaksinasi tidak apa-apa,  bahkan kebanyakan orang tidak bergejala apa apa. Kalaupun bergejala sebatas nyeri tangan, demam dan panas. Itu hal yang biasa menurut saya,  orang imunisasi anak kecil juga dia demam, nyeri di tempat suntikan sesuatu hal yang biasa. Mungkin itu proses pembentukan antibodi berjalan,” terangnya.

   Lantas apakah setelah vaksin booster seseorang bisa terkena Covid? dr Aaron menjelaskan, tetap bisa terkena Covid karena varian baru Covid akan meningkat. Namun, yang bersangkutan akan menjadi lebih super imunnity atau lebih kebal jika dia terpapar Covid.

   “Malah dia menjadi kebal, karena gejalanya lebih ringan dan tidak akan menularkan itu kepada orang lain. Seseorang yang sudah booster ketika dia kena covid dia lebih kuat dan tidak mudah menularkan ke orang lain,” tuturnya.

   Dikatakan dr Aaron, pihaknya tidak bisa membatasi orang untuk melakukan vaksinasi. Bahkan setiap hari ada ratusan orang yang memadati Kantor Dinkes yang berlokasi di Kotaraja untuk melakukan vaksinasi. Dan vaksinasi booster yang paling banyak.

  “Selama masyarakat mau, listrik menyala dan tidak ada demo, kita membuka layanan vaksinasi berapapun orang yang datang. Kecuali Sabtu dan minggu serta hari libur kami tidak melayani vaksinasi,” pungkasnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya