Sosok Dokter yang Menginspirasi dr. F.X. Sudanto yang Dikenal “Dokter Seribu”
Nama dokter FX Soedanto memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Kota Jayapura, apalagi bagi masyarakat sekitaran Abepura yang selama ini sering berobat ke dokter Soedanto. Sosok dokter yang sudah cukup umur ini menginspirasi karena pengabdiannya yang tulus di bidang kesehatan. Bahkan, baru-baru ini dokter Soedanto juga mendapatkan penghargaan dari Pemkot Jayapura saat HUT ke-112 Kota Jayapura.
Laporan: Yohana R Wenggi_Jayapura
Meski secara resmi sudah cukup lama pensiun, tepatnya tahun 2013, dari tugas dokter pemerintah, namun tidak menghalangi semangat dokter Soedanto untuk terus memberikan pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Dokter Soedanto, masih buka praktek di Apotik Rahmat di dekat lingkaran Abepura. Seperti, Kamis (25/3) siang kemarin, saat ditemui dokter Soedanto masih melayani pasien yang antri di apotik itu.
Seiring dengan keberadaan Faktultas Kedokteran Uncen, memang tenaga dokter di Papua, termasuk di Jayapura memang sudah tidak cukup banyak. Namun, dokter-dokter muda ini, belum tentu memiliki semangat pelayanan dan pengabdian seperti dokter Soedanto, yang cukup melengenda dengan sebutan ‘dokter seribu’
Ya, dokter Soedanto memang tidak seperti dokter-dokter lain yang dalam membuka praktek pengobatan menarik biaya yang cukup terasa membebani pasien yang sakit. Bahkan, pada awal-awal praktik dokter Soedanto hanya memberikan tarif biaya konsultasi ata pengobatan sebesr Rp 500.
Seiring perkembangan nilai mata uang, tari itu pun berubah. Tapi tetap sekedar ‘formalitas’ biaya berobat, yang pastinya tidak membebani pasien. Dimana dari Rp 500, kemudian naik menjadi Rp 1000, naik menjadi Rp 2000, dan baru tahun 2022 ini menjadi Rp 5000. Tarif ini seperti biaya berobat di Puskesmas. Sulit menemukan bahkan mungkin tidak ada dokter praktik di Kota Jayapura dengan tariff Rp 5000 ini, selain dokter Soedanto.
Saking biaya yang sangat murah untuk, pasiennya yang datang juga banyak. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja, tapi juga orang yang mampu, tapi merasa cocok atau bisa cepat sembuh jika berobat ke dokter Soedanto. Bahkan, pernah melayani sampai 100-200 orang perhari.
Kini meski, rambut sudah memutih semua, dan tenaga tidak sekuat dulu, dokter Soedanto tetap setiap dalam tugasnya sebagai dokter. Kakek yang memiliki sejumlah cucu ini, masih aktif memeriksa pasien, menulis resep, meski dirinya dibantu seorang asisten dokter, namun semangat melayaninya tidak pudar.
Jika dilihat, usianya sudah tidak mudah lagi, tetapi pelayananya tetap masih sama seperti 40 tahun lalu, baginya bukan soal keuntungan, yagg terpenting adalah pelayanannya tepat sasaran.
“Saya sudah mengabdi selama 40 tahun, biaya mudah memang sengaja saya berikan karena untuk meringankan beban mereka yang tidak memiliki uan lebih untuk menebus obat yang mahal,” katanya saat dikunjungi Cenderawasih Pos.
Beliau menceritakan berbagai pengalamanya selama menjadi dokter, berbagai penyakit sudah sering dijumpainya dari para pasiennya, paling-paling sakit malaria, batuk dan flu, diare, paru-paru yang merupakan penyakit endemi di Jayapura.
Dalam mengobati pasien baginya yang terpenting adalah pengalaman, bukan soal harga yang mahal. Kasihan pasien yang harus diobati, belum tentu mereka berasal dari golongan mampu.
“Saya selalu memperhatikan hal ini, dalam memberikan. Obat juga, harus sesuai dengan jenis penyakit, kalau dia sakit malaria yang diobati ya malarianya bukan beri vitamin yang berlebihan, obat malaria yang berlebihan, pasien pasti jenuh jika minum obat kebanyakan,” tambahnya.
Diakuinya, memang dirinya belum lama ini mendapat penghargaan dari Wali Kota Jayapura, namun diwakili oleh anaknya, alasan Ia (dr. Sudanto) tidak menghadiri langsung penerimaan penghargaan dari Wali Kota karena beliau masih melayani pasien.
“Saya masih melayani pasien, sehingga saya baru bisa hadir pada acara jamuan bersama Wali Kota Jayapura dan Wakil Walikota Jayapura, bagi saya penghargaan yang diberikan ini sebuah motivasi bagi saya untuk terus melayani,” tambahnya.
Sementara itu, dirinya berpesan kepada semua dokter muda yang ada di Jayapura maupun Papua, agar pada usia yang masih muda, jangan bosan-bosan menimba pengalaman dari pekerjaan mereka.
Menurutnya, pengalaman merupakan ilmu yang sangat berharga. Teori boleh banyak tetapi tidak dibekali dengan pengalaman akan sangat sulit, karena dokter bertugas memberikan pelayanan bagi mereka yang membutuhkan, memberikan upaya kesembuhan, melalui obat maupun tindakan yang diambil.
Dirinya merasa bangga melihat dunia kedokteran di Papua, khususnya Jayapura yang sudah berkembang pesat. Diharapkan semakin berkembang dunia kedokteran pastinya pelayanan medis bagi masyarakat bisa dilayani dengan baik.
“Saya juga menyampaikan terima kasih banyak kepada Pemerintah Kota Jayapura yang sudah memberikan penghargaan kepada saya,”pungkasnya. (*/tri)