Tuesday, December 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Kemendes  Galakkan Sagu Sebagai Ketahahan Pangan Keluarga 

MERAUKE- Kementrian Desa (Kemendes) kembali menggalakkan sagu sebagai salah satu komoditas  pangan dalam membangun ketahanan keluarga. Direktur Jenderal  Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Ir. Eko Sri Haryanto, MM, di Merauke seusai membuka worshop peningkatan kapasitas masyarakat di bidang pertanian, kelautan dan perikanan di Kabupaten Merauke menjelaskan,  kegiatan yang dilaksanakan ini dalam rangka menggerakkan komoditas sagu ini yang dulunya mempunyai kejayaan untuk dimunculkan kembali.

‘’Kita konsen dalam upaya   sagu sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ketahanan pangan. Yang kita pertegas adalah upaya ketahanan pangan keluarga. Ini bagian misi dari dari Kementrian Desa terkait dengan upaya-upaya menurunkan angka kelaparan di desa  terutama di masyarakatnya,’’ kata Eko Sri Haryanto, Senin (21/3).  

Baca Juga :  Tenaga Terbatas,  Kadis Lingkungan Hidup Ada Sejumlah Ruas Jalan Tidak Terurus

Sebetulnya, kata Eko Sri Haryanto, potensi sagu di Papua dan Papua terutama Provinsi Papua sangat besar. Sehingga untuk  menggalakkan kembali Sagu sebagai salah satu makanan pokok keluarga maka harus dimulai dari keluarga.

‘’Misi kami adalah untuk ketahanan pangan keluarga. Kalau pangan keluarga tersedia cukup maka kita akan kuat,’’ jelasnya. 

Menurutnya, jika ketahanan keluarga sudah kuat maka bisa dikembangkan ke usaha-usaha lain untuk skala  industri.  Untuk sagu  sendiri, Eko menilai pasarnya sangat terbuka. Karena sagu dapat dijadikan berbagai olahan makanan. ‘’Sagu ini sebagai bagian industri yang memiliki prospektif yang sangat bagus,’’ terangnya.

Ditanya soal Merauke yang dusun-dusun sagunya hampir habis, Eko menjelaskan bahwa  melalui kegiatan ini  pula  pihaknya mencoba menggerakan  masyarakat Merauke untuk kembali menanam sagu.  ‘’Kalau ada gerakan menanam sagu di level pekarangan dan menjadi gerakan masif. Paling tidak, satu keluarga saja punya 1 pohon dan itu bisa beranak pinak dan berkembang,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Tidak Ada Pengetatan di Masa New Normal

Namun dalam skala desa, lanjutnya, penanaman  sagu kembali bisa dilakukan dengan menyiapkan lahan-lahan   sagu di setiap kampung yang ada di Merauke. Apalagi, tambah dia, dana desa dapat digunakan untuk pengembangan sagu di kampung tersebut. ‘’Sekitar 20 persen dari dana desa  bisa digunakan ketahanan pangan, salah satunya dengan menanam sagu untuk mengurangi kelaparan yang terjadi di kampung,’’ pungkasnya. (ulo/tho)   

MERAUKE- Kementrian Desa (Kemendes) kembali menggalakkan sagu sebagai salah satu komoditas  pangan dalam membangun ketahanan keluarga. Direktur Jenderal  Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Ir. Eko Sri Haryanto, MM, di Merauke seusai membuka worshop peningkatan kapasitas masyarakat di bidang pertanian, kelautan dan perikanan di Kabupaten Merauke menjelaskan,  kegiatan yang dilaksanakan ini dalam rangka menggerakkan komoditas sagu ini yang dulunya mempunyai kejayaan untuk dimunculkan kembali.

‘’Kita konsen dalam upaya   sagu sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ketahanan pangan. Yang kita pertegas adalah upaya ketahanan pangan keluarga. Ini bagian misi dari dari Kementrian Desa terkait dengan upaya-upaya menurunkan angka kelaparan di desa  terutama di masyarakatnya,’’ kata Eko Sri Haryanto, Senin (21/3).  

Baca Juga :  Dinas Pendidikan Akan Rekrut 700 Guru Kontrak

Sebetulnya, kata Eko Sri Haryanto, potensi sagu di Papua dan Papua terutama Provinsi Papua sangat besar. Sehingga untuk  menggalakkan kembali Sagu sebagai salah satu makanan pokok keluarga maka harus dimulai dari keluarga.

‘’Misi kami adalah untuk ketahanan pangan keluarga. Kalau pangan keluarga tersedia cukup maka kita akan kuat,’’ jelasnya. 

Menurutnya, jika ketahanan keluarga sudah kuat maka bisa dikembangkan ke usaha-usaha lain untuk skala  industri.  Untuk sagu  sendiri, Eko menilai pasarnya sangat terbuka. Karena sagu dapat dijadikan berbagai olahan makanan. ‘’Sagu ini sebagai bagian industri yang memiliki prospektif yang sangat bagus,’’ terangnya.

Ditanya soal Merauke yang dusun-dusun sagunya hampir habis, Eko menjelaskan bahwa  melalui kegiatan ini  pula  pihaknya mencoba menggerakan  masyarakat Merauke untuk kembali menanam sagu.  ‘’Kalau ada gerakan menanam sagu di level pekarangan dan menjadi gerakan masif. Paling tidak, satu keluarga saja punya 1 pohon dan itu bisa beranak pinak dan berkembang,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Dua Tersangka Korupsi Dana Hibah Pemkab Mappi  Diserahkan ke Jaksa

Namun dalam skala desa, lanjutnya, penanaman  sagu kembali bisa dilakukan dengan menyiapkan lahan-lahan   sagu di setiap kampung yang ada di Merauke. Apalagi, tambah dia, dana desa dapat digunakan untuk pengembangan sagu di kampung tersebut. ‘’Sekitar 20 persen dari dana desa  bisa digunakan ketahanan pangan, salah satunya dengan menanam sagu untuk mengurangi kelaparan yang terjadi di kampung,’’ pungkasnya. (ulo/tho)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya