Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Ada Upaya Menjebak Gubernur Enembe

Rivai Darus: Video OAP Tak Happy Hanya Potongan Pendek

JAYAPURA-Sepekan terakhir jagad maya dihebohkan dengan sebuah video berisi statemen Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  terkait orang Papua tidak happy di tanahnya sendiri. Ini dianggap multi tafsir dan memicu banyak pandangan miring.

Video ini dikatakan hanya berupa potongan pendek yang sengaja diedit untuk kepentingan tertentu. Padahal ada video utuh yang menjelaskan secara gamblang apa maksud dari penyampaian tersebut. Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus, S.H., M.H akhirnya ditunjuk untuk mengklirkan semua.

“Jadi telah beredar potongan video Gubernur Lukas Enembe yang disebarluaskan dengan beragam persepsi dan ini cukup merugikan gubernur. Di sini kami sampaikan bahwa video yang tersebar bukanlah satu kesatuan video yang utuh dan berisi pesan sesungguhnya  dan akhirnya penyampaian gubernur terkesan hilang arah,” beber Rivai didampingi Stafsus Gubernur Papua bidang media, Ronald Manurung kepada wartawan di Ruko Dok II Jayapura, Selasa (15/2).

Rivai menceritakan bahwa gubernur dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tolikara pada 8 Februari lalu  untuk meresmikan Bandar Udara Mamit, Distrik Kembu.

Sebelum menuju Mamit, seperti biasa, Gubernur Enembe selalu menyempatkan waktu untuk melakukan dialog tatap muka bersama masyarakat. Kala itu, gubernur dan rombongan menggelar pertemuan bersama masyarakat di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara.

Masyarakat yang datang saat itu dari berbagai profesi. Mulai dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan masyarakat umum. Mereka gembira karena bisa melepas rasa rindu kepada anak asli Mamit (Lukas Eembe).

Baca Juga :  Pasien Gizi Buruk Dilarikan ke RSUD Dok II

Sepanjang acara peresmian tersebut, tampak Gubernur Enembe beberapa kali meneteskan air matanya, bukan hanya karena rasa sedih, tapi seluruh perasaan gembira, senang, bangga dan haru bercampur satu.

Dikatakan Rivai, gubernur menyebutkan bahwa tempat kelahirannya saat ini telah bergerak maju. “Bisa dibayangkan, Mamit adalah wilayah kecil dan terbelakang pada tahun 1963, tapi oleh karena berkat Tuhan yang melimpah, Mamit dihadiahkan seorang putra aslinya menjadi Gubernur Papua selama dua periode. Ini adalah berkat untuk Mamit, bukan hanya untuk saya,” ungkap Lukas seperti ditirukan Rivai. Lukas Enembe juga menceritakan bagaimana keberadaan Injil melahirkan manusia asal Mamit menjadi manusia yang unggul dan hebat. Gubernur lahir dan tumbuh di Mamit, tapi kehidupannya saat ini tidak hanya untuk Mamit saja melainkan untuk segenap orang di Tanah Papua. “Ko harus catat itu,” timpal Gubernur ketika itu.

Narasi demi narasi terus bergulir dari lisan seorang Gubernur Lukas Enembe, sampai akhirnya beliau mengatakan bahwa ia hidup untuk membela kepentingan orang-orang Papua. Masih banyak saudara-saudara yang menderita dan menangis karena masih dalam taraf hidup yang belum mencapai titik bahagia.

Gubernur Enembe lanjut berkata bahwa seluruh orang Papua di muka bumi ini tidak happy dan mereka tidak hidup dalam kebahagiaan. Hal ini dikatakan lantaran di beberapa daerah seperti Puncak, Pegunungan Bintang dan Maybrat masih banyak orang Papua yang menangis karena faktor keamanan.

Lalu pernyataan seluruh orang Papua tidak happy kata Lukas adalah sebuah sikap wajar dan manusiawi. Bagaimana bisa masyarakat di Jayapura bahagia apabila saudaranya yang ada di tempat lain harus menderita karena persoalan keamanan yang sangat rentan.

Baca Juga :  Janji Perhatikan Kesejahteraan Warga Lewat Kartu Papua Maju

“Pernyataan tersebut adalah sebuah sikap satu rasa dan satu jiwa. Tolong dicatat, ini bagian dari sikap satu rasa satu jiwa yang hendak ditunjukkan gubernur kepada publik. Beliau ingin rasa bahagia itu menghampiri seluruh masyarakatnya di seluruh penjuru Papua, tanpa terkecuali,” tegas Rivai.

Selain itu, pernyataan gubernur ini lanjut Rivai berkaca dari data resmi dari Badan Pusat Statistik yang mencatatkan Indeks Kebahagian Provinsi Papua pada posisi angka 69,87 pada tahun 2021. Meskipun nilai Indeks Kebahagiaan Provinsi Papua belum memuaskan jika dibandingkan dengan provinsi lain, akan tetapi yang perlu dicatat bahwa kenaikan Indeks Kebahagiaan Papua sejak tahun 2014 hingga 2021 menjadikan Provinsi Papua menjadi Provinsi dengan nilai kenaikan yang paling signifikan. Hal ini menunjukan kerja keras dan perjuangan Gubernur Lukas Enembe dalam menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Papua.

“Berkenaan dengan itu, Gubernur Lukas Enembe meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengartikan sempit atas narasi yang diucapkannya. Jangan biarkan orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek terus menerus menggunakan potongan video tersebut untuk menjatuhkan Gubernur sebab kami punya video utuhnya bagaimana statemen beliau sebenarnya. Ini seperti ada kelompok yang sengaja mengedit dan memplintir penyampaian beliau jadi kami berharap masyarakat juga cerdas mensikapi berbagai dinamika ini,” imbuh Rivai. (ade/nat)

Rivai Darus: Video OAP Tak Happy Hanya Potongan Pendek

JAYAPURA-Sepekan terakhir jagad maya dihebohkan dengan sebuah video berisi statemen Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  terkait orang Papua tidak happy di tanahnya sendiri. Ini dianggap multi tafsir dan memicu banyak pandangan miring.

Video ini dikatakan hanya berupa potongan pendek yang sengaja diedit untuk kepentingan tertentu. Padahal ada video utuh yang menjelaskan secara gamblang apa maksud dari penyampaian tersebut. Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus, S.H., M.H akhirnya ditunjuk untuk mengklirkan semua.

“Jadi telah beredar potongan video Gubernur Lukas Enembe yang disebarluaskan dengan beragam persepsi dan ini cukup merugikan gubernur. Di sini kami sampaikan bahwa video yang tersebar bukanlah satu kesatuan video yang utuh dan berisi pesan sesungguhnya  dan akhirnya penyampaian gubernur terkesan hilang arah,” beber Rivai didampingi Stafsus Gubernur Papua bidang media, Ronald Manurung kepada wartawan di Ruko Dok II Jayapura, Selasa (15/2).

Rivai menceritakan bahwa gubernur dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tolikara pada 8 Februari lalu  untuk meresmikan Bandar Udara Mamit, Distrik Kembu.

Sebelum menuju Mamit, seperti biasa, Gubernur Enembe selalu menyempatkan waktu untuk melakukan dialog tatap muka bersama masyarakat. Kala itu, gubernur dan rombongan menggelar pertemuan bersama masyarakat di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara.

Masyarakat yang datang saat itu dari berbagai profesi. Mulai dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan masyarakat umum. Mereka gembira karena bisa melepas rasa rindu kepada anak asli Mamit (Lukas Eembe).

Baca Juga :  Pemprov Bahas Rancangan Akademik

Sepanjang acara peresmian tersebut, tampak Gubernur Enembe beberapa kali meneteskan air matanya, bukan hanya karena rasa sedih, tapi seluruh perasaan gembira, senang, bangga dan haru bercampur satu.

Dikatakan Rivai, gubernur menyebutkan bahwa tempat kelahirannya saat ini telah bergerak maju. “Bisa dibayangkan, Mamit adalah wilayah kecil dan terbelakang pada tahun 1963, tapi oleh karena berkat Tuhan yang melimpah, Mamit dihadiahkan seorang putra aslinya menjadi Gubernur Papua selama dua periode. Ini adalah berkat untuk Mamit, bukan hanya untuk saya,” ungkap Lukas seperti ditirukan Rivai. Lukas Enembe juga menceritakan bagaimana keberadaan Injil melahirkan manusia asal Mamit menjadi manusia yang unggul dan hebat. Gubernur lahir dan tumbuh di Mamit, tapi kehidupannya saat ini tidak hanya untuk Mamit saja melainkan untuk segenap orang di Tanah Papua. “Ko harus catat itu,” timpal Gubernur ketika itu.

Narasi demi narasi terus bergulir dari lisan seorang Gubernur Lukas Enembe, sampai akhirnya beliau mengatakan bahwa ia hidup untuk membela kepentingan orang-orang Papua. Masih banyak saudara-saudara yang menderita dan menangis karena masih dalam taraf hidup yang belum mencapai titik bahagia.

Gubernur Enembe lanjut berkata bahwa seluruh orang Papua di muka bumi ini tidak happy dan mereka tidak hidup dalam kebahagiaan. Hal ini dikatakan lantaran di beberapa daerah seperti Puncak, Pegunungan Bintang dan Maybrat masih banyak orang Papua yang menangis karena faktor keamanan.

Lalu pernyataan seluruh orang Papua tidak happy kata Lukas adalah sebuah sikap wajar dan manusiawi. Bagaimana bisa masyarakat di Jayapura bahagia apabila saudaranya yang ada di tempat lain harus menderita karena persoalan keamanan yang sangat rentan.

Baca Juga :  TSE Group Ikut Lestarikan Budaya Kuliner Khas Papua

“Pernyataan tersebut adalah sebuah sikap satu rasa dan satu jiwa. Tolong dicatat, ini bagian dari sikap satu rasa satu jiwa yang hendak ditunjukkan gubernur kepada publik. Beliau ingin rasa bahagia itu menghampiri seluruh masyarakatnya di seluruh penjuru Papua, tanpa terkecuali,” tegas Rivai.

Selain itu, pernyataan gubernur ini lanjut Rivai berkaca dari data resmi dari Badan Pusat Statistik yang mencatatkan Indeks Kebahagian Provinsi Papua pada posisi angka 69,87 pada tahun 2021. Meskipun nilai Indeks Kebahagiaan Provinsi Papua belum memuaskan jika dibandingkan dengan provinsi lain, akan tetapi yang perlu dicatat bahwa kenaikan Indeks Kebahagiaan Papua sejak tahun 2014 hingga 2021 menjadikan Provinsi Papua menjadi Provinsi dengan nilai kenaikan yang paling signifikan. Hal ini menunjukan kerja keras dan perjuangan Gubernur Lukas Enembe dalam menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Papua.

“Berkenaan dengan itu, Gubernur Lukas Enembe meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengartikan sempit atas narasi yang diucapkannya. Jangan biarkan orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek terus menerus menggunakan potongan video tersebut untuk menjatuhkan Gubernur sebab kami punya video utuhnya bagaimana statemen beliau sebenarnya. Ini seperti ada kelompok yang sengaja mengedit dan memplintir penyampaian beliau jadi kami berharap masyarakat juga cerdas mensikapi berbagai dinamika ini,” imbuh Rivai. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya