Friday, May 3, 2024
31.7 C
Jayapura

Harga Komoditi Pertanian Turun Tapi Sepi Pembeli

JAYAPURA-Harga tomat di pasaran kini turunnya luar biasa, sekarang harga tomat sudah Rp 5 ribu/kg, padahal sebelumnya harga tomat bisa mencapai Rp 15 – Rp 25 ribu/kg.

Turunnya harga tomat disebabkan karena petani tomat saat ini banyak panen tomat secara bersamaan sehingga stok tomat banyak dan harganya turun drastis.

Hasan selaku penjual bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja mengakui, harga tomat anjlok karena bersamaan petani tomat panen sehingga tomat stoknya banyak sekali bahka harga tomat ada yang Rp 3 ribu/kg saking banyaknya di pasar.

Menurut Hasan saat ini harga komoditi pertanian banyak yang turun harga selain dari tomat. Untuk harga cabai rawit saja ada yang harga Rp 40 – Rp 50 ribu/kg, harga cabai keriting atau padang Rp 60 – Rp 70 ribu/kg dan kol sudah Rp 17 ribu/kg.

Baca Juga :  BI: Jika Harga Tol Laut Murah Produk Apa Saja Bisa Dikirim Keluar

“Harga komoditi pertanian kini banyak yang turun, jika seperti ini pasti pedagang di pasar banyak yang mengeluh karena sepi pembeli,”akunya, Kamis (3/2)kemarin.

Hal senada juga dikatakan Iwan penjual komoditi pertanian di pasar Youtefa Abepura, memang saat ini harga komoditi pertanian banyak yang turun baik itu cabai rawit, tomat, jeruk nipis, dan lainnya termasuk sayur-sayuran harganya kini sidah mulai normal hanya Rp 5 ribu/ikat untuk, sawi, kangkung dan bayam.

Iwan mengaku, para pedagang di pasar banyak yang mengeluh karena harga komoditi pertanian banyak yang turun dan imbasnya kalau turun pengunjung sepi. Pasalnya, saat ini sudah banyak pedagang sayur keliling tentu lebih memilih membeli yang ada di komplek dibanding ke pasar.

Baca Juga :  Central Electronic Promo   Beli AC Dapat Token Listrik

Beda jika harga komoditi pertanian naik seperti  cabai, tomat dan sayur-sayuran pasti pengunjung lebih memilih ke pasar karena jika beli di penjual keliling dapat sedikit sekali dan pengunjung akan lebih puas jika beli ke pasar.

“Kalau harga komoditi pertanian turun, masyarakat lebih memilih berbelanja di pedagang sayur keliling tidak perlu repot, tapi kalau komoditi pertanian naik pengunjung lebih memilih membeli ke pasar karena di pasar masih bisa ditawar tapi kalau di penjual keliling tidak bisa,”jelasnya.(dil/gin).

JAYAPURA-Harga tomat di pasaran kini turunnya luar biasa, sekarang harga tomat sudah Rp 5 ribu/kg, padahal sebelumnya harga tomat bisa mencapai Rp 15 – Rp 25 ribu/kg.

Turunnya harga tomat disebabkan karena petani tomat saat ini banyak panen tomat secara bersamaan sehingga stok tomat banyak dan harganya turun drastis.

Hasan selaku penjual bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja mengakui, harga tomat anjlok karena bersamaan petani tomat panen sehingga tomat stoknya banyak sekali bahka harga tomat ada yang Rp 3 ribu/kg saking banyaknya di pasar.

Menurut Hasan saat ini harga komoditi pertanian banyak yang turun harga selain dari tomat. Untuk harga cabai rawit saja ada yang harga Rp 40 – Rp 50 ribu/kg, harga cabai keriting atau padang Rp 60 – Rp 70 ribu/kg dan kol sudah Rp 17 ribu/kg.

Baca Juga :  BPH Migas Target 53 Titik BBM Satu Harga di Papua

“Harga komoditi pertanian kini banyak yang turun, jika seperti ini pasti pedagang di pasar banyak yang mengeluh karena sepi pembeli,”akunya, Kamis (3/2)kemarin.

Hal senada juga dikatakan Iwan penjual komoditi pertanian di pasar Youtefa Abepura, memang saat ini harga komoditi pertanian banyak yang turun baik itu cabai rawit, tomat, jeruk nipis, dan lainnya termasuk sayur-sayuran harganya kini sidah mulai normal hanya Rp 5 ribu/ikat untuk, sawi, kangkung dan bayam.

Iwan mengaku, para pedagang di pasar banyak yang mengeluh karena harga komoditi pertanian banyak yang turun dan imbasnya kalau turun pengunjung sepi. Pasalnya, saat ini sudah banyak pedagang sayur keliling tentu lebih memilih membeli yang ada di komplek dibanding ke pasar.

Baca Juga :  HUT RI, Mitra Honda Jayapura Tawarkan Promo Menarik.

Beda jika harga komoditi pertanian naik seperti  cabai, tomat dan sayur-sayuran pasti pengunjung lebih memilih ke pasar karena jika beli di penjual keliling dapat sedikit sekali dan pengunjung akan lebih puas jika beli ke pasar.

“Kalau harga komoditi pertanian turun, masyarakat lebih memilih berbelanja di pedagang sayur keliling tidak perlu repot, tapi kalau komoditi pertanian naik pengunjung lebih memilih membeli ke pasar karena di pasar masih bisa ditawar tapi kalau di penjual keliling tidak bisa,”jelasnya.(dil/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya